LADUNI.ID, Jakarta – Sebagai seorang muslim, kita perlu tahu bahwa Allah SWT memiliki sifat- sifat yang harus kita Imani. Menurut para ulama sifat- sifat Allah SWT yakni sifat wajib Allah, sifat mustahil Allah, dan Sifat Jaiz atau Mumkin. Sesungguhnya sifat- sifat Allah SWT tidaklah terbatas, pengelompokan ini bertujuan agar memudahkan umat muslim untuk mengenal dan memahami keagungan Allah SWT lewat sifat- sifatnya. Memahami sifat- sifat Allah SWT tersebut dapat menjadi salah satu cara belajar ketauhidan bagi seorang muslim.
Tauhid adalah salah satu pilar dalam ajaran agama Islam yang perlu dikuasai oleh seorang muslim. Melalui ketauhidan itulah kita bisa belajar cara memaknai iman kepada Allah seperti yang telah tercantum dalam rukun islam.
Sifat wajib Allah SWT adalah sifat yang pasti ada dan dimiliki oleh Allah SWT. Berikut ini sifat-sifat wajib Allah SWT yang perlu kita ketahui beserta makna dan dalillanya dalam Surah dan ayat Al-Qur’an. Dengan memahami sifat wajib Allah membuat kita semakin mengenal keagungan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sifat wajib Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah sesuatu melekat pada diri Sang Pencipta. Memahami sifat tersebut membuat kita, sebagai hamba, terasa lebih dekat kepada-Nya.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang maha sempurna, sejatinya memiliki sifat-sifat yang tidak terbatas. Hal tersebut tersirat dalam sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam dalam hadits riwayat Imam Ahmad.
أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَداً مِنْ خَلْقِكَ أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِى كِتَابِكَ أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِى عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ
“Aku memohon kepada Engkau dengan semua nama yang menjadi nama-Mu, baik yang telah Engkau jadikan sebagai nama diri-Mu atau yang Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhluk-Mu atau Engkau turunkan dalam kitab-Mu atau Engkau sembunyikan menjadi ilmu gaib di sisi-Mu,”
(H.R. Ahmad).
Kendati demikian, menurut para ulama, sifat Allah dibagi menjadi tiga bagian, yakni sifat wajib dan sifat mustahil yang masing-masing berjumlah 20, serta satu sifat jaiz (mumkin). Keseluruhannya ada 41 sifat.
Sifat wajib Allah Subhanahu Wa Ta’ala berjumlah, 20 terbagi dalam empat bagian, yakni:
1. Sifat Nafsiyah:
Sifat yang berhubungan dengan zat Allah. Jumlahnya hanya ada satu, yaitu;
- Wujud.
2. Sifat Salbiyah:
Sifat yang harus melekat kepada Allah yang menunjukan keberadaan dan kesempurnaannya. Sifat ini jumlahnya ada 5, yaitu
- Qidam,
- Baqa’,
- Mukhalafatu lil hawaditsi,
- Qiyamuhu binafsihi, dan
- Wahdaniyah.
3. Sifat Ma’ani:
Sifat wajib Allah yang dapat digambarkan oleh akal pikiran manusia, serta dapat meyakinkan orang lain karena dapat dibuktikan dengan panca indra. Adapun sifat tersebut,
- Qudrat,
- Iradat,
- Ilmu,
- Hayat,
- Sama’,
- Bashar,
- Kalam.
4. Sifat Ma’nawiyah:
Sifat yang berhubungan dengan sifat ma’ani. Jumlahnya ada tujuh, yaitu
- Qadiran,
- Muridan,
- Aliman,
- Hayyan,
- Sami’an,
- Bashiran, dan
- Mutakalliman.
Sebagai seorang muslim yang mengimani keesaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, maka sudah seharusnya untuk mengetahui sifat-sifat wajib Sang Khaliq beserta artinya.
Berikut 20 sifat wajib Allah dan artinya:
Sifat Nafsiyah
Sifat ini merupakan sifat yang berhubungan dengan zat Allah, yaitu:
1. Wujud
Wujud berarti ada. Maksudnya, Allah Subhanahu Wa Ta’ala ada dengan sendirinya, tidak ada yang menciptakan.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfiman dalam surat Al-Hadid ayat 4:
هُوَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوٰى عَلَى الْعَرْشِۚ يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِى الْاَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاۤءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيْهَاۗ وَهُوَ مَعَكُمْ اَيْنَ مَا كُنْتُمْۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌۗ (٤)
Artinya : “Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: kemudian Dia bersemayam di atas ´arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Hadid 57:4).
Sifat Salbiyah
Sifat salbiyah merupakan sifat yang harus melekat pada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang menunjukan keberadaan dan kesempurnaannya.
Adapun sifat-sifat tersebut:
2. Qidam
Artinya dahulu. Allah Subhanahu Wa Ta’ala itu terdahulu dan tidak didahului sesatu. Sebab, jika Allah ada permulaan-Nya, berarti ada yang menciptakan-Nya. Jika ada yang menciptakan, artinya Allah itu huduts (baru) seperti mahluk lainnya.
Dalam surat Al-Hadid ayat 3, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
هُوَ الْاَوَّلُ وَالْاٰخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ (٣)
Artinya : “Dialah yang awal dan yang akhir yang zhahir dan yang bathin, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al Hadid 57:3).
3. Baqa’
Baqa’ berarti kekal. Sudah menjadi hukum Allah bahwa setiap mahluk berproses menuju kehancuran atau kebinasaan. Sedangkan, sebagai sang pencipta, Allah Subhanahu Wa Ta’ala kekal dan tidak berubah-ubah.
Dalam surat Al-Qasas ayat 88, Allah berfirman:
وَلَا تَدْعُ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَۘ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۗ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ اِلَّا وَجْهَهٗ ۗ لَهُ الْحُكْمُ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ ࣖ (٨٨)
Artinya : “Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, Tuhan apa pun yang lain. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nyalah segala penentuan, dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” (Al Qasas 28:88).
4. Mukhalafatu lil hawaditsi
Sifat ini berarti berbeda dengan semua mahluk. Baik zat maupun sifatnya, Allah sang Maha Pencipta tidak mungkin sama dengan mahluk ciptaannya.
Dalam surat Asy-Syura ayat 11, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
فَاطِرُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ جَعَلَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا وَّمِنَ الْاَنْعَامِ اَزْوَاجًاۚ يَذْرَؤُكُمْ فِيْهِۗ لَيْسَ كَمِثْلِهٖ شَيْءٌ ۚوَهُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ (١١)
Artinya: “(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri yang berpasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak yang berpasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan melihat.” (QS Asy-Syura 42:11).
5. Qiyamuhu binafsihi
Artinya berdiri sendiri. Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak membutuhkan bantuan apa pun dan dari siapapun. Dalam surat Al-Ankabuut ayat 6, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَمَنْ جَاهَدَ فَاِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهٖ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ (٦)
Artinya : “Dan barang siapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.”
(QS. Al-Ankabuut 29:6).
6. Wahdaniyah
Wahdaniyah berarti Maha Esa. Allah hanya satu. Tidak ada dua Tuhan. Mustahil Allah Subhanahu Wa Ta’ala bersifat ta’addud atau berbilang. Dalam surat Al-Anbiya ayat 22, Allah berfirman:
لَوْ كَانَ فِيْهِمَآ اٰلِهَةٌ اِلَّا اللّٰهُ لَفَسَدَتَاۚ فَسُبْحٰنَ اللّٰهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُوْنَ (٢٢)
Artinya : “Sekiranya ada di langit dan di bumi Tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha suci Allah yang mempunyai ‘Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.” (QS. Al-Anbiya’ 21:22).
Sifat Ma’ani
Sifat Ma’ani merupakan sifat wajib yang dapat digambarkan oleh akal pikiran manusia dan dapat meyakinkan seseorang. Adapun sifat-sifat tersebut:
7. Qudrat
Qudrat berarti kuasa. Jagat raya beserta isinya merupakan bentuk nyata kuasa Allah. Dalam surat Al-Ahzab ayat 27, Allah berfirman:
وَاَوْرَثَكُمْ اَرْضَهُمْ وَدِيَارَهُمْ وَاَمْوَالَهُمْ وَاَرْضًا لَّمْ تَطَـُٔوْهَا ۗوَكَانَ اللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرًا ࣖ (٢٧)
Artinya: “Dan Dia mewariskan kepadamu tanah-tanah, rumah-rumah dan harta benda mereka, dan (begitu pula) tanah yang belum kamu injak. Dan Allah Mahakuasa terhadap segala sesuatu.”
(QS Al-Ahzab 33:27).
8. Iradat
Artinya berkehendak. Allah bebas berkehendak tanpa ada siapapun yang memerintah atau melarangnya. Segala sesuatu Dia ciptakan atas kehendaknya. Dalam surat Yasin ayat 82, Allah berfirman:
اِنَّمَآ اَمْرُهٗٓ اِذَآ اَرَادَ شَيْـًٔاۖ اَنْ يَّقُوْلَ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ (٨٢)
Artinya: “Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” Maka terjadilah ia.” (QS. Yasin 36:82).
9. Ilmu
Ilmu artinya mengetahui. Allah mengetahui segala sesuatu, baik yang tampak maupun yang tidak, besar maupun kecil, yang sudah maupun yang akan terjadi. Allah juga mengetahui segala sesuatu yang ada di dalam hati.
Dalam Al-Qura’an surat Al-Anfaal ayat 75, Allah berfirman:
وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْۢ بَعْدُ وَهَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا مَعَكُمْ فَاُولٰۤىِٕكَ مِنْكُمْۗ وَاُولُوا الْاَرْحَامِ بَعْضُهُمْ اَوْلٰى بِبَعْضٍ فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ (٧٥)
Artinya: Dan orang-orang yang beriman sesudah itu kemudian berhijrah serta berjihad bersamamu maka orang-orang itu termasuk golonganmu (juga). Orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang bukan kerabat) di dalam kitab Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Anfaal 8:75).
10. Hayat
Hayat artinya hidup. Allah hidup dengan sendirinya, tidak ada yang menghidupkan dan mustahil untuk mati.
Dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 255, Allah berfirman:
اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ (٢٥٥)
Artinya: “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.”
(QS. Al-Baqarah 2:255).
11. Sama’
Artinya mendengar. Allah maha mendengar apa yang ada di langit dan bumi, yang lantang maupun yang lirih. Pendengaran Allah tidak terbatas.
Dalam Al-Qur’an surat Ibrahim ayat 39, Allah berfirman:
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ وَهَبَ لِيْ عَلَى الْكِبَرِ اِسْمٰعِيْلَ وَاِسْحٰقَۗ اِنَّ رَبِّيْ لَسَمِيْعُ الدُّعَاۤءِ (٣٩)
Artinya: Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua (ku) Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku, benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doa.
(QS. Ibrahim 14:39).
12. Bashar
Bashar artinya melihat. Allah melihat segala sesuatunya tanpa terbatas waktu. Dia melihat yang telah, sedang, maupun yang akan terjadi. Semua mahluk tidak lepas dari pengelihatan Allah.
Dalam Al-Qur’an surat Al-Buruj ayat 9, Allah berfirman:
الَّذِيْ لَهٗ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ ۗوَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيْدٌ ۗ (٩)
Artinya: Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu. (QS. Al-Buruuj 85:9 ).
13. Kalam
Kalam berarti berfirman atau berbicara. Dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 164, Allah berfirman:
وَرُسُلًا قَدْ قَصَصْنٰهُمْ عَلَيْكَ مِنْ قَبْلُ وَرُسُلًا لَّمْ نَقْصُصْهُمْ عَلَيْكَ ۗوَكَلَّمَ اللّٰهُ مُوْسٰى تَكْلِيْمًاۚ (١٦٤)
Artinya: “Dan (kami telah mengutus) Rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan Rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung.” (QS. An-Nisa’ 4:164 ).
Sifat Maknawiyah
Allah Subhanahu Wa Ta’ala memiliki tujuh sifat maknawiyah, yaitu:
14. Qadiran
Qadiran berarti Maha Kuasa. Allah adalah zat yang Maha Kuasa atas segala sesuatunya. Dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 120, Allah berfirman:
لِلّٰهِ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَمَا فِيْهِنَّ ۗوَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ࣖ (١٢٠)
Artinya: “Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
(QS. Al-Maidah 5:120).
15. Muridan
Muridan artinya Maha Berkehendak. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam surat An-Nisa’ ayat 26:
يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيُبَيِّنَ لَكُمْ وَيَهْدِيَكُمْ سُنَنَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَيَتُوْبَ عَلَيْكُمْ ۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ (٢٦)
Artinya: “Allah hendak menerangkan (hukum syari’at-Nya) kepadamu, dan menunjukimu kepada jalan-jalan orang yang sebelum kamu (para Nabi dan shalihin) dan (hendak) menerima taubatmu. Dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nisa’ 4:26).
16. Aliman
Aliman berarti Maha Mengetahui. Pengetahuan Allah tidak terbatas, baik yang tampak maupun yang tidak tampak. Dalam Al-Qur’an surat Al-Mujadilah ayat 7 Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
اِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ وَلَا خَمْسَةٍ اِلَّا هُوَ سَادِسُهُمْ وَلَآ اَدْنٰى مِنْ ذٰلِكَ وَلَآ اَكْثَرَ اِلَّا هُوَ مَعَهُمْ اَيْنَ مَا كَانُوْاۚ ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوْا يَوْمَ الْقِيٰمَةِۗ اِنَّ اللّٰهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ (٧)
Artinya: Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.
(QS. Al-Mujadilah 58:7).
17. Hayyan
Artinya Maha Hidup. Allah Maha Hidup dan kekal selama-lamanya. Dalam Al-Quran surat Ali Imran ayat 2, Allah berfirman:
اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُۗ (٢)
Artinya: “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya.”
(QS Ali Imran 3:2).
18. Sami’an
Sami’an artinya Maha Mendengar. Allah mendengar segala sesuatu, baik yang bersuara maupun yang tidak. Dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 127, Allah berfirman:
وَاِذْ يَرْفَعُ اِبْرٰهٖمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَاِسْمٰعِيْلُۗ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۗ اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ (١٢٧)
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): “Ya Tuhan Kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah 2:127).
19. Bashiran
Allah Subhanahu Wa Ta’ala bersifat Maha Melihat atas segala sesuatu. Dalam Al-Qur’an surat Al-Isra ayat 17, Allah berfirman:
وَكَمْ اَهْلَكْنَا مِنَ الْقُرُوْنِ مِنْۢ بَعْدِ نُوْحٍۗ وَكَفٰى بِرَبِّكَ بِذُنُوْبِ عِبَادِهٖ خَبِيْرًاۢ بَصِيْرًا (١٧)
Artinya: “Dan berapa banyaknya kaum sesudah Nuh telah Kami binasakan. Dan cukuplah Tuhanmu Maha mengetahui lagi Maha melihat dosa hamba-hamba-Nya.” (QS. Al-Isra’ 17:17 ).
20. Mutakalliman
Artinya Maha Berkata-kata (berbicara). Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfiman dalam Al-Qur’an surat An-Nisa’ ayat 164, yang berbuyi:
وَرُسُلًا قَدْ قَصَصْنٰهُمْ عَلَيْكَ مِنْ قَبْلُ وَرُسُلًا لَّمْ نَقْصُصْهُمْ عَلَيْكَ ۗوَكَلَّمَ اللّٰهُ مُوْسٰى تَكْلِيْمًاۚ (١٦٤)
Artinya: Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung. (QS. An-Nisa’ 4:164).
Demikianlah sifat wajib Allah. Penting bagi kita semua sebagai umat muslim untuk mengetahui dan juga memaknai apa saja yang terkandung dalam sifat-sifat Allah yang wajib diketahui. Selain untuk meningkatkan keimanan, mengetahui sifat-sifat ini juga bisa digunakan untuk memperdalam ilmu agama islam. Semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan kita. Terima kasih atas kunjungannya
Sumber : Al-Qur’an dan Hadis
https://www.laduni.id/post/read/517180/20-sifat-wajib-allah.html