Malang, NU Online Jatim
Universitas Islam Malang (Unisma) dalam merayakan momen idul adha pada Senin (17/06/2024) berlangsung khidmat dan meriah. Ada puluhan hewan kurban yang disembelih. Baik yang berasal dari sivitas akademika Unisma, maupun dari masyrakat luar.
Yang lebih istimewa lagi, dari puluhan sapi yang disembelih, salah satu sapi bertubuh besar yang juga dikurbankan pada hari itu merupakan hasil peternakan Unisma sendiri.
Rektor Unisma, Prof Dr H Maskuri, MSi, mengatakan, terdapat 13 ekor sapi dan 8 ekor kambing yang di potong di lingkungan kampus Unisma. Daging hewan kurban tersebut, sebagian besar disebar kepada masyarakat yang berada di sekitar kampus NU tersebut.
Tak hanya itu, seperti tahun-tahun sebelumnya, Unisma juga memberikan bantuan kurban kepada puluhan yayasan pondok pesantren, masjid, dan lainnya yang ada di beberapa daerah di Malang Raya serta Pasuruan. Tahun ini, yang dibagikan ke luar kampus Unisma sebanyak 8 ekor sapi dan 12 ekor kambing.
“Kita distribusikan 8 ekor sapi dan 12 kamping ke mitra pesantren, lembaga pendidikan yang memberi support pada Unisma, termasuk pada kiai yang mendoakan unisma. Jadi kami tidak hanya menyebarluaskan hewan kurban ini di sekitar kampus, tetapi juga di luar kampus Unisma,” terangnya.
Ia menyebut, setiap tahun seluruh sivitas akademika Unisma diajak untuk menyisihkan sebagian rezekinya untuk dijadikan hewan kurban. Ada banyak keutamaan berkurban, salah satunya kata Rasulullah SAW sebelum darahnya netes pahalanya diterima oleh yang berkurban.
Prof Maskuri menjelaskan, ada tiga makna yang bisa dipetik dari berkurban. Pertama yakni untuk membangun jiwa sosial dan berbagi kebahagian kepada para masyarakat yang masih tergolong fakir-miskin dan mustad’afin.
“Kita mengingatkan diri pada masyarakat yang punya rezeki lebih untuk memperhatikan fakir miskin. Kedua dari sisi ekonomi, terjadi kerja sama dengan peternak sapi. Ini model kerja sama institusi dengan peternak sapi,” jelasnya.
Selanjutnya, kurban untuk membangun spiritualitas. Peristiwa kurban dialami oleh Nabi Ibrahim dan putranya atau Nabi Ismail. Ini menunjukkan ketaatan mereka melebihi kasih sayang kepada anak.
“Oleh sebab itu, komunikasi anak dengan orang tua itu penting. Komunikasi untuk membangun sinergitas dan model pendidikan yang dilakukan. Ada kesabaran dan ketaatan di dalam menjalankan berbagai aktivitas,” paparnya.
Pihaknya berharap, dengan berkurban ini dapat menjauhkan dari sifat serakah. Selain itu, dapat meningkatkan rasa peduli sosial dan memiliki sense of crisis terhadap lingkungan di sekitar.
https://jatim.nu.or.id/pendidikan/3-makna-berkurban-menurut-rektor-unisma-cRZxo