HUKUM MENAMBAH UANG BELANJA DI HARI ASYURA
Di hari Asyura (10 Muharram) banyak umat
Islam yang menyambutnya dengan meningkatkan pola konsumsi sehingga mengeluarkan
biaya lebih banyak dan melebihi hari-hari lain. Dalam menjelaskan masalah ini,
Syekh Nawawi Banten menulis:
أَنَّ
الْأَعْمَالَ فِي يَوْمِ عَاشُورَاءَ اِثْنَا عَشَرَ عَمَلًا الصَّلَاةُ
وَالْأولَى أَنْ تَكُوْنَ صَلَاةَ التَّسْبِيْحِ وَالصَّوْمُ وَالصَّدَقَةُ
وَالتَّوْسِعَةُ عَلَى الْعِيَالِ وَالْاِغْتِسَالُ وَزِيَارَةُ الْعَالِمِ
الصَّالِحِ وَعِيَادَةُ الْمَرِيْضِ وَمَسْحُ رَأْسِ الْيَتِيْمِ وَالْاِكْتِحَالُ
وَتَقْلِيْمُ الْأَظْفَارِ وَقِرَاءَةُ سُوْرَةِ الْإِخْلَاصِ أَلْفَ مَرَّةً
وَصِلَةُ الرَّحِمِ
“Sesungguhnya
amal-amal di hari Asyura ada dua belas amal, yaitu salat dan yang lebih utama
ialah salat tasbih, puasa Asyura, sedekah, melapangkan nafkah keluarga, mandi,
berkunjung pada orang alim yang salih, menjenguk orang sakit, mengusap kepala
anak yatim, memakai celak, memotong kuku, membaca surat Al-Ikhlas seribu kali,
dan silaturahim. Hadis yang ada hanyalah pada puasa Asyura dan melapangkan
nafkah keluarga.” (Nihayah az-Zain, 190)
Mengenai tujuan melapangkan nafkah
keluarga di hari Asyura, Imam asy-Syarwani menjelaskan:
وَيُسَنُّ
التَّوْسِعَةُ عَلَى الْعِيَالِ فِي يَوْمِ عَاشُورَاءَ لِيُوَسِّعَ اللَّهُ
عَلَيْهِ السَّنَةَ كُلَّهَا كَمَا فِي الْحَدِيثِ الْحَسَنِ
“Disunahkan
melapangkan nafkah keluarga di hari Asyura agar Allah melapangkan kepada orang
tersebut di hari-hari yang lain dalam satu tahun Sebagaimana dijelaskan dalam
hadis Hasan.” (Hawasyi asy-Syarwani, III/455)
Dengan demikian, melapangkan nafkah keluarga
disunahkan di hari Asyura. Hal tersebut bisa dilakukan dengan menambah uang
belanja atau uang saku pada keluarga. Namun harus dengan tujuan yang baik.
Sebagaimana keterangan Syekh Khatib as-Syirbini menulis dalam kitab al-Iqna’:
وَأَوْقَاتِ
التَّوَسُّعَةِ عَلَى الْعِيَالِ كَيَوْمِ عَاشُورَاءَ وَيَوْمَيْ الْعِيدِ وَلَمْ
يُقْصَدْ بِذَلِكَ التَّفَاخُرُ وَالتَّكَاثُرُ بَلْ لِطِيبِ خَاطِرِ الضَّيْفِ
وَالْعِيَالِ وَقَضَاءِ وَطَرِهِمْ مِمَّا يَشْتَهُونَهُ
“Dan
waktu untuk melapangkan nafkah keluarga ialah di hari Asyura dan dua hari raya
(Idul Fitri dan Idul Adha). Hal tersebut bukan bertujuan untuk membanggakan
diri dan bersaing. Melainkan untuk menyenangkan hati keluarga dan memenuhi
kebutuhan yang mereka inginkan.” (Iqna’ Hamisy Bujairami ‘ala al-Khatib,
IV/327) waAllahu a’lam
https://www.potretsantri.com/2021/08/memuliakan-keluarga-di-hari-asyura.html