Laduni.ID, Jakarta – Pasukan Jubah putih tanpa ada yang memberi aba-aba dan memerintahkan semua berdiri seolah sedang siap “mengokang” senjatanya yang selalu setia kemana pergi, namun ini bukanlah arena peperangan seperti mereka yang mengibarkan bendera panji hitam berdalih “berjihad” namun kerap melakukan tindakan di luar syariat Islam seperti yang dilakoni di semenanjung Arab.
Baca juga: Adakah Dalil Haul Sayidah Khadijah?
“Kok ada yang berdiri? Siapa yang arahkan dan komandoi Teungku?” kata salah seorang jamaah yang terlihat masih muda dan layaknya tamu, seperti belum memahami kondisi dan tradisi Dayah di mana berdiri saat guru yang sedang melintas dan menghadiri sebuah acara. Suasana tiba-tiba senyap tidak ada satupun yang berbisik dan gaduh, ternyata Al-Mursyid Abu MUDI bersama para Wadir dan Guru senior hadir memasuki Mesjid Po Teumeruhom mengikuti zikir dan doa bersama Haul Al-marhum Ayahandanya.
Saf depan rombongan Abu MUDI, keluarga serta sebagian dewan guru. Para santri kembali mengambil tempat duduk dan mengikuti arahan para pimpinan zikir Dalail Khairat membaca berbarengan bahkan nampak Abu MUDI juga sangat khusyuk dan syahdu serta larut dalam alunan zikir yang mengupas pujian dan doa kepada baginda Nabi Muhammad Saw. Bukan hanya itu, bahkan para dewan guru, santri dan jamaah terbuai dan hanyut dalam sentuhan irama Syekh zikir yang membawakan zikir Dalail Khairat, nampak Tgk.
Baca juga: Jelang Haul Guru Sekumpul, 150 Dapur Umum Sudah Disiapkan
Adnani yang merupakan salah seorang Qari nasional yang pernah mewakili Aceh beberapa tahun yang silam dan kini dipercayakan menjadi Aspri (Asisten Pribadi) Al-Mukarram Abu MUDI. Bahkan dari kejauhan kalau tidak salah suara emas juara nasional Tgk. H. Iqbal semakin terbiusnya jamaah dalam melafalkan sambil menghayati setiap ukiran zikir yang di lantunkan pemuda jenius yang rela meninggalkan “bangku” kuliah untuk menjadi Kaum Sarungan di surga dunia MUDI Masjid Raya Samalanga.
Helmi Abu Bakar El-Langkawi
Editor: Daniel Simatupang