Laduni.ID, Jakarta – Temu Masyarakat Akuntansi Multiparadigma Indonesia (TEMAN) adalah program tahunan yang diselenggarakan oleh Masyarakat Akuntansi Multiparadigma Indonesia (MAMI) dengan kolaborasi berbagai universitas di seluruh Indonesia. Tahun ini, Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar melalui Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) menjadi penyelenggara pada kegiatan tahunan tersebut.
Kegiatan dilaksanakan melalui daring (zoom meeting) dan luring di Auditorium Al-Jibra UMI itu, (13-14/10/2021). Sebanyak 19 universitas baik Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta dari seluruh Indonesia yang turut berpartisipasi sebagai co-host. Narasumber yang hadir yaitu Prof. Dr. Hj. Nurhayati Rahman, M.S (Guru Besar Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin), Prof. Dr. Iwan Triyuwono, Ph.D (Guru Besar Universitas Brawijaya & Presidium MAMI), Prof. Dr. Mursalim, M.Si (Guru Besar Ilmu Akuntansi UMI), dll.
Rangkaian kegiatan terdiri dari seminar nasional, presentasi paper dan presentasi proposal. Tema yang diusung ialah “Akuntansi Bugisan: Membangun Integritas dalam Perspektif Nilai Sulapa Eppa’ Melalui Paradigma Religiositas”. Diharapkan, dengan tema tersebut dapat menyasar segala lini dengan sentuhan ilmu akuntansi kekinian.
Rektor UMI, Prof Basri Modding dalam sambutannya bahwa Sulapa Eppa’ adalah budaya di Sulawesi Selatan yang selalu ditanamkan ketika mau berperang atau bepergian. Hal ini disebutnya dapat juga diterapkan dalam pengembangan ilmu akuntansi.
“Makanya manusia Bugis harus pakai Sulapa Eppa’ ketika ingin bepergian, karena menyimbolkan sifat manusia, mulai angin, api, air, dan tanah. Banyak lini yang diwakilkan,” jelasnya, ketika membuka TEMAN 8 melalui daring dan luring, Rabu (13/10/2021).
Sedangkan Presidium MAMI, Prof. Dr. Iwan Triyuwono, Ph.D dalam pemaparannya saat sesi penutupa mengapresiasi kegiatan TEMAN 8. “Kita patutut syukuri acara TEMAN MAMI sukses, meriah, dan sangat menarik. Acara hari pertama luar biasa dan hari kedua juga luar biasa dan mudah-mudahan nanti acara TEMAN 9 juga luar biasa,” apresiasinya kepada seluruh panitia penyelenggara.
“Kita harus mensyukuri atas karunia budaya yang dimiliki, khususnya yang dijadikan tema pada TEMAN MAMI ke-8 yaitu Akuntansi Bugisan. Bukan hanya suku bugis yang bersyukur atas usaha pelestarian budaya bugis dalam kegiatan ilmiah seperti saat ini, namun seluruh masyarakat Indonesia turut bersyukur,” jelas Iwan dalam sesi nasehat MAMI.
“Budaya bugis adalah amanah Tuhan untuk suku bugis dan masyarakat Indonesia,” jelas Guru Besar Ilmu Akuntansi Univesitas Brawijaya.
Selain seminar nasioal, rangkaian kegiatannya yaitu presentasi paper dan proposal yang diselenggarakan pada hari kedua. Setiap pemakalah membuat video presentasi atas paper dan proposal yang telah dihasilkan dan diputarkan dalam sesi prsentasi. Kemudian direview oleh reviewer yang telah ditugaskan oleh panitia pelaksana, guna mendapatkan masukan dan penguatan atas paper dan proposal presenter.
Di akhir kegiatan, melalui Dr. Syamsuri Rahim selaku panitia mengumumkan pemenang kepada para peserta yang berhak mendapatkan penghargaan sebagai best presenter dan best paper. Dosen Prodi Akuntansi Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia), Muhammad Aras Prabowo, S.E., M.Ak dan Ummu Kalsum, M.Ak dari Prodi Akuntansi UMI berhasil mendapatkan penghargaan best presenter dalam TEMAN 8.
“Best presenter di masing-masing room paralel, yang pertama kode AR 044 Muhammad Aras Prabowo/Ummu Kalsum dengan judul Te’seng Accounting: Alternatives in Realizing Sustainable Development Goals (Spradley-style Ethnographic Study of the Bone Bugis Tribe) beliau kolaborasi antara Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia dengan Universitas Muslim Indonesia,” ungkap Syamsuri Rahim.
Muhammad Aras Prabowo mengaku sangat bersyukur atas penghargaan tersebut dan merasa tidak percaya. Karena saat diumumkan dia tidak sedang di tempat, sehingga yang memberitahukannya adalah teman sejawat dari Universitas Brawijaya.
“Alhamdulillah, diberi penghargaan sebagai Best Presenter. Semoga capaian ini senantiasa membuat kami untuk terus melahirkan karya terbaik, khususnya dalam kemajuan penelitian Akuntansi Multiparadigma di Indonesia”, ungkap MAP sapaan Muhammad Aras Prabowo.
Menurut MAP bahwa tujuan penelitiannya adalah menggali bagaimana akuntansi te’seng pada Suku Bugis Bone (SBB) mampu mewujudkan tujuan SDGs. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan paradigma interpretative dan pengumpulan data ala Spradley alur penelitian maju bertahap.
“Riset saya dengan Kak Ummu Kalsum behasil menjawab bahwa akuntansi te’seng dapat menjadi alternatif dalam mewujudkan tujuan SDGs. Dikuatkan dengan temuan 11 dari 17 tujuan SDGs mampu dicapai dengan menerapkan akuntansi te’seng,” bebernya.
Temuan lainnya menegaskan bahwa meskipun akuntansi te’seng hanya praktek tradisional, namun mampu memberi konstribusi dan menjadi alternatif pencapaian tujuan SDGs secara global, tutup MAP.
Pihak Unusia melalui H. Juri Ardiantoro, Ph.D selaku Rektor mengapresiasi capaian Muhammad Aras Prabowo “Top. Selamat,” kata Juri.
Editor: Daniel Simatupang