PROFIL
Dilihat geogafrisnya, Pondok Pesantren Al-Anwar berada di Kampung Suburan Mranggen, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak. Pesantren ini Didirikan pada hari Sabtu Kliwon 12 Maret 1994., usia yang relative masih muda tentunya, jika dibanding dengan pondok-Pondok Pesantren yang banyak tersebar di Kecamatan Mranggen, khususnya pesantren-pesantren yang berada di lingkungan pesantren induk, Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen.
SEJARAH
Latar belakang berdirinya Pondok Pesantren Al-Anwar ini tidak dapat lepas dari keterkaitannya dengan Pondok Pesantren An-Nur yang diasuh oleh KH. Mustawam Abdul Fatah dari Rowosari Semarang, dimana sebelum berganti nama menjadi Pondok Pesantren al-Anwar, Pondok Pesantren An-Nur menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Pondok Pesantren Al-Anwar (hasil wawancara dengan KH. Abdul Bashir Hamzah tanggal 24 Mei 2008).
Pondok Pesantren An-Nur merupakan sebuah Pondok Pesantren putra-putri yang lokasinya tepat di jalan raya Mranggen (sebelah utara jalan) yang keberadaannya tidak jauh dari Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen, tepatnya 100 meter sebelah selatannya. Dimana sebelumnya, pada tahun 1970 M., KH. Mustawam ikut pula mengelola dan mengajar di Pondok Pesantren An-Nur iyah yang berlokasi di jalan raya Mranggen (sebelah selatan jalan) yang didirikan oleh KH. Utsman bin Abdurrahman. Dari kedua pesantren inilah awal mula sejarah berdirinya Pondok Pesantren Al-Anwar Mranggen Demak ditulis.
Akhirnya dengan jerih payahnya, pada tahun 1974 M. beliau membuka lokasi baru untuk memfasilitasi minat masyarakat yang begitu besar untuk memondokan putra-putrinya pada Pondok Pesantren An-Nur . Langkah awalnya adalah dengan membangun sebuah kamar santri putra tepat di belakang rumahnya, dan sebuah kamar santri putri di dalam rumah bagian depan dengan fasilitas yang masih serba minim, pada saat inilah peletakan batu pertama Pondok Pesantren An-Nur dimulai (Hasil Wawancara dengan KH. Abdul Bashir Hamzah pengasuh PP. al-Anwar,tanggal 24 Mei 2008).
Memikul dinamika alamiah yang sering pula dialami oleh pesantren, semisal keinginan untuk menambah jumlah santri tanpa harus melupakan kualitas SDM merupakan beban berat yang dipikul pesantren dalam mengembangkan lembaganya. Kuantitas boleh dikejar tapi kualitas tetap menjadi prioritas utama dalam pengelolaan pesantren, sebab kalua tidak maka sebuah pesantren akan diragukan eksistensinya, kalau tidak bisa dikatakan akan ditinggalkan oleh masyarakat karena akan dianggap tidak bermutu. Inilah pijakan dasar yang selalu dipegang teguh oleh setiap pengasuh pesantren.
Pada tahun 1974 M., Pondok Pesantren An-Nur mendapat amanat dan kepercayaan dari Allah swt., melalui antusias masyarakat untuk menitipkan putra-putrinya, yaitu dengan mendapatkan 2 orang santri putra dan 2 orang santri putri, masing-masing berasal dari Desa Sirawak dan Turko Ungaran Kabupaten Semarang, dan santri putri dari Desa Karangawen. Pada tahun berikutnya, yaitu tahun 1976 M. jumlah santri Pondok Pesantren An-Nur bertambah menjadi 20 orang.
Sejak saat itu Pondok Pesantren An-Nur mengalami banyak kemajuan dengan kian banyaknya masyarakat yang mempercayakan putra-putrinya untuk menimba ilmu di lembaga pesantren ini. Pada tahun 1978 M. dengan alasan keterbatasan sarana dan prasana, KH. Mustawam merasa sudah tidak mungkin lagi menampung santri putra, sebab lokasinya hanya terbatas di dalam kediaman kyai saja.
Oleh karena itu, beliau membangun gedung abru khusus untuk santri putra, yang berlokasi kurang lebih 50 meter sebelah timurnya, walaupun dengan kondisi bangunan fisik yang sangat sederhana sekali, dengan bahan bangunan yang digunakan untuk membangun pondok berupa kayu Soren dengan jumlah kamar sebanyak 4 buah dengan ukuran 2 kali 3 meter. Bangunan Pondok Pesantren An-Nur putra yang baru ini yang kemudian menjadi cikal bakal dari pendirian Pondok Pesantren Al-Anwar selanjutnya (hasil wawancara dengan KH. Abdul Bashir Hamzah tanggal 24 Mei 2008).
Melewati sejarah panjang serta berlika-liku, diawali tahun 1979 M. struktur pengelolaan Pondok Pesantren An-Nur diperbaiki dan mulai adanya pembagian wewenang dan tanggungjawab, Pondok Pesantren An-Nur diasuh oleh KH. Mustawam dan Hj. Maryam, sedang Pondok Pesantren An-Nur Putra yang diserahkan kepada menantunya KH. Abdul Basyir Hamzah dari Tambakroto Sayung Demak dengan didampingi putri satu-satunya KH. Mustawam, yaitu Hj. Hafudotul Ulya.
Pada tahun 1985 M, jumlah santri Pondok Pesantren An-Nur putra melonjak menjadi 76 santri, sementara An-Nur putri menjadi 60 santriwati. Sehingga pada tahun 1987 M. sampai dengan 1988 M., Pondok Pesantren An-Nur putra mulai berbenah diri ditandai dengan pembangunan gedung permanen yang diselesaikan pada tahun itu juga. Pemugaran gedung lama yang masih tradisional menjadi gedung baru yang permanen adalah salah satu bentuk cita-cita atau keinginan untuk maju dan berkembang.
Kenyamanan dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) mau tidak mau harus diutamakan, dan itu hanya bisa dilakukan apabila sarana dan prasananya ikut mendukung terwujudnya KBM yang inovatif, kreatif, dan efektif bagi peserta didik. Hal itulah yang menjadi landasan utama dalam peningkatan mutu pesantren.
Kemudian pada tahun 1994 M, Pondok Pesantren An-Nur putra berganti nama menjadi Pondok Pesantren Al-Anwar yang dikelola secara independen oleh KH. Abdul Basyir Hamzah dan diberi hak otonom untuk menjalankan manajemen kepesantrenan sehari-hari, dengan harapan pesantren yang baru ini lebih mampu mengoptimalkan peran dan fungsinya sebagai lembaga pendidikan. Otonomi yang diberikan oleh sang pendahulu ternyata mampu dimanfaatkan secara optimal oleh sang penerus hingga saat ini. Hal ini dapat dilihat dari kemajuan fisik maupun kurikulumnya. Penanganan yang ala kadarnya sudah tidak lagi menghiasi buku catatan Pondok Pesantren al-Anwar.
Pesantren ini mulai berbenah dengan perbaikan manajemen dan kurikulum hingga mempersiapkan aset SDM bagi lulusan pondok atau alumnus, dengan membekali santri-santrinya tidak hanya ahli di bidang keagamaan tetapi juga mampu berperan di masyarakat dalam segala bidang, dengan harapan nantinya para alumninya dapat menjadi “brosur hidup” bagi Pondok Pesantren Al-Anwar di lingkungan mereka masing-masing, sehingga Pondok Pesantren Al-Anwar tetap eksis dan berkesinambungan hingga akhir masa dan dikenal oleh masyarakat luas
Pengasuh
- KH. Abdul Bashir Hamzah
Baca juga : Universitas Sains Al Qur’an (UNSIQ) Wonosobo
PENDIDIKAN
Pendidikan Formal
- MTs
- MA
- SMK
Pendidikan Non Formal
- TPQ
- Madrasah Diniyah (MD)
- Majelis Taklim
Baca juga : Menyemir Rambut dengan Warna Hitam, Bolehkah?
EKSTRAKURIKULER
Pesantren ini memiliki Ekstrakurikuler sebagai berikut:
- Pramuka
- Paskibra
- Palang Merah Remaja (PMR)
- Basket
- Sepakbola
- Voli
- Futsal
- Sains Club
- English Club
- Arabic Club
- Seni Musik Islami (Seni Hadroh)
- Pencak Silat
- Badminton
- Tenis Meja
- Kaligrafi
- Marching Band
Pengajian di pesantren Al-Anwar
Ekstrakurikuler Komputer di pesantren Al-Anwar
FASILITAS
Pesantren ini memiliki fasilitas sebagai berikut:
- Gedung asrama pondok
- Gedung sekolah
- Lab. Bahasa
- Lab. Komputer
- Lab IPA
- Ruang Perpustakaan
- Ruang Multimedia
- Perpustakaan
- Sarana Olahraga
- Klinik/Poskestren
- Workshop Elektronik dan Menjahit
- Mushola putra dan putri
- Aula
- Hotspot Area
Masjid di pesantren Al-Anwar
Gedung Sekolah di pesantren Al-Anwar
Baca juga : Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Lampung
ALAMAT
Jalan Suburan Tengah, Suburan, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah
Kode Pos : 50227
Telepon : (024) 7079-2573
KUNJUNGI JUGA
Yuk Ngaji Qur’an yang dilengkapi terjemah dan penjelasan di Laduni
https://www.laduni.id/post/read/73407/pesantren-al-anwar-mranggen-demak.html