Antara Barat dan Timur

Dengan cakupan yang luas, tidak ragu lagi, karya ini memberikan kontribusi signifikansi ke arah pemahaman lebih baik tentang kajian Islam dalam perspektif orientalis dan oksidentalisme. Begitulah komentar Prof. Azyumardi Azra, CBA, atas buku karya Al Makin,P.Hd, yang berjudul “Antara Barat dan Timur, Batasan, Dominasi, Relasi, dan Globalisasi”. Yang terbit Maret 2015.

Buku ini merupakan literatur penting tentang Orientalisme dan Oksidentalisme yang sampai kini masih diperdebatkan di antara serjana dalam maupun luar negeri. Karya ini tidak hanya menggambarkan konsep-konsep terkait kajian Islam di Barat dan Timur, tapi juga bagaimana sarjana-sarjana tertentu di masing-masing ‘dunia’ tersebut in action mengkaji Islam. Dengan cakupan yang luas, tidak ragu lagi, karya ini memberikan kontribusi signifikansi ke arah pemahaman lebih baik tentang kajian Islam dalam perspektif Orientalisme dan Oksidentalisme, Puji Azyumardi Azra atas buku ini.

Barat sering disalah pahami, banyak yang beranggapan bahwa Barat tidak ada niat lain kecuali menghancurkan Timur (Dunia Islam). Al Makin melalui buku ini menjelaskan duduk perkara hubungan antara Barat dan Timur secara objektif dan komperhensif. Penulis buku yang pernah menggelandang di Kanada dan Jerman menjadikan buku ini dalam kajian. Berbeda dengan beberapa penulis lain yang membicarakan Barat dengan sensifif tanpa pernah melihat dan merasakan hidup langsung di Barat.

Baca juga:  Sabilus Salikin (88): Khalwat Tarekat Suhrawardiyah

Dalam sekapur sirih, Al Makin berharap supaya buku ini dibaca kalangan luas, dinikmati baik yang sudah akrab dengan isu Barat dan Timur maupun bagi mereka yang masih bertanya apasih Barat dan apasih Timur?. Buku ini menerangkan apa yang disebut Barat dan apa yang disebut Timur dengan kaca mata sejarah, filsafat, dan juga keilmuan kajian Islam secara umum. Al Makin juga berharap buku ini menolong para pembaca membayangkan isu yang tengah diangkat bahwa Barat dan Timur pernah membagi dunia ini dengan sangat penting peranannya di dunia.

Al Makin, yang merupakan Rektor UIN Sunan Kalijaga dalam buku ini mengangkat 8 tema besar. Dari mulai mengenal Timur dan Barat sampai kaburnya batas Barat dan Timur. Al Makin dalam buku yang diterbitkan serambi ini membagai dua para pengkaji Barat dan Timur, para pengkaji awal dan para pengkaji selanjutnya : Pertama para pengkaji awal yang diwakili Ignaz Goldziher, Joseph Schacht Theodor Noldeke dan Richard Bell. Lalu kedua, para pengkaji selanjutnya diwakili : Montgomery Watt, Crone dan Cook.

Tokoh muda yang “diduga” hoby melukis ini juga memaparkan satu sosok penting Indonesia yang menjadi motor kampanye pentingnya membuat wacana tandingan orientalisme dengan cara mempelajari kembali karya Barat dan Timur. Mukti Ali yang merupakan santri  Termas Pacitan ini dalam membahas orientalisme membagi beberapa bagian : tradisi Laiden yang menampilakan perkembangan para intelektual dan pemerhati di lingkungan itu. Bagian lain, Mukti Ali menampilkan para pemerhati setelah perang, yaitu masa kemerdekaan.

Baca juga:  Mengenal Penamaan Asybah wa Nazdair dalam Literatur Keislaman

Orang Timur pergilah ke Barat, orang Barat pergilah ke Timur. Nikmatilah era baru, di mana Barat dan Timur dekat secara perjalanan, mudah secara teknologi, dan bersahabat dengan kepentingan . Warnailah dunia Barat dan Timur bukan dengan jurang pemisahnya, tapi karena kontribusinya. Sejujurnya pembagian Barat dan Timur sebetulnya sudah sirna, sudah berganti dengan pembagian yang lain : ekonomi, bilateral dan multitateral anatr negara, idiologi baru yang bersifat lokal dan regional, tetup Al Makin karyanya setebal 258 halaman ini.

Judul Buku      : Antara Barat dan Timur

Penulis             : Al Makin,Ph.D

Editor              : Qamaruddin

Penerbit           : PT Serambi Ilmu Semesta

Tahun Terbit   : Maret 2015

Tebal               : 258

ISBN               : 978-602-290-031-3

https://alif.id/read/ba/antara-barat-dan-timur-b241128p/