اَللهُ أكبر ×9 لا الهَ الا الله والله أكبر، الله أكبر ولله الحمد، الله أكبر، هذَا الْيَوْمُ يَوْمُ الْعِيْدِ، جَعَلَ اللهُ الْعَوْدَ وَالصُّعُوْدَ إِلَى مَرْضَاتِ اللهِ الْمَحْبُوْبِ. اللهُ أكبر، اَلَّذِىْ قَدْ أَوْجَبَ فِيْهِ لِعِبَادِهِ الْمُؤْمِنِيْنَ زَكَاةَ الْفِطْرِ تَزْكِيَّةً لِلنَّفْسِ وَتَنْمِيَةً لِعَمَلِهَا الْمَرْغُوْبِ. اَللهُ أكبر. الَّذِىْ جَعَلَ يَوْمَ عِيْدِ الْفِطْرِ ضِيَافَةً لِعِبَادِهِ وَسُرُوْرًا لَهُمْ بِجِهَادِ أَنْفُسِهِمْ وَقْتَ الصِّيَامِ الْمَغْلُوْبِ. أَحَلَّ اللهُ الطَّعَامَ وَحَرَّمَ الصِّيَامَ الْمَسْلُوْبَ. اَلْحَمْدُ للهِ، اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِىْ جَعَلَ قُلُوْبَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بَهْجَةً وَسُرُوْرًا بِاتِّبَاعِ النَّبِيِّ الْمُرْسَلِ تَبْشِيْرًا وَتَنْذِيْرًا. وَدَاعِيًا إِلَى اللهِ سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إلَهَ إِلَّا اللهُ الَّذِىْ جَعَلَ الْجَنَّةَ ضِيَافَةَ الْكُبْرَى وَلَهُ الْآمِرُ بِالتَّوْبَةِ الصَّادِقَةِ بَاطِنًا وَظَاهِرًا. وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْآمِرُ لِأُمَّتِهِ عَنِ التَّحَافُظِ قَبِيْحًا وَزُوْرًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحَابَتِهِ الَّذِيْنَ كَانُوْا لِبَعْضِهِمْ ظَهِيْرًا. اَمَّا بَعْدُ : اُوْصِيْنِىْ نَفْسِيْ وَاِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ مَنِ اتَّقَى وَقَدْ خَابَ مَنْ طَغَى. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًا، فِطْرَةَ اللهِ الَّتِى فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا، لاَ تَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللهِ، ذَلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ وَلَكِنّ اَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُوْنَ (الروم : 30) اَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ حَفِظَكُمُ اللهُ
Jama’ah shalat Id rahimakumullah
Marilah kita senantiasa bersyukur kehadirat Allah Swt, karena atas rahmat-Nya, pagi ini kita masih memiliki kesehatan dan kesempatan untuk menunaikan ibadah shalat Id, dalam suasana yang aman dan nyaman, berbeda dengan yang sedang dialami oleh saudara-saudara kita di Palestina.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad s.a.w, keluarga, dan para sahabat, yang telah mengajarkan Islam sebagai agama yang moderat dan humanis.
Jama’ah shalat Id yang berbahagia
Pada hari ini, kita bersama-sama merayakan kemenangan, setelah menjalani ibadah puasa selama satu bulan. Kemenangan karena selama menjalani ibadah puasa, kita dituntut untuk mampu mengendalikan diri dari nafsu untuk memenuhi kebutuhan biologis, seperti makan, minum, dan berhubungan badan, maupun mengendalikan diri untuk tidak marah, dengan bersabar. Selain tentu saja menjaga diri dari berbagai akhlak tercela. Kita juga berharap termasuk golongan orang-orang yang kembali kepada kesucian diri, setelah mampu mengikis berbagai akhlak tercela dari diri kita, dan mendapatkan maaf baik dari Allah maupun sesama manusia.
Jama’ah salat Id rahimakumullah
Untuk kedua kalinya, kita menjalani ibadah puasa di masa pandemi covid-19. Tentu hal demikian menjadikan ibadah puasa lebih bermakna dari biasanya. Puasa di masa pandemi merupakan ujian untuk meningkatkan kualitas ibadah puasa kita, setidaknya dalam dua hal yang merupakan bagian dari nilai-nilai yang terkandung dalam ibadah puasa, yaitu kesabaran, dan kepedulian.
Yang pertama, kesabaran. Dalam sebuah hadis dinyatakan bahwa:
الصِّيَامُ جُنَّةٌ فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَجْهَلْ وَإِنِ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّى صَائِمٌ
Artinya: “Puasa itu perisai (seseorang dari perilaku buruk), maka yang berpuasa jangan berkata buruk dan bertindak buruk. Jika ia menghadapi seseorang yang mengajak bertengkar, atau menghardik dan mencaci, katakan padanya: “Aku sedang berpuasa”. (Sahih Bukhari, no. hadits: 1928).
Dari hadis di atas, seorang yang berpuasa harus bersabar untuk menahan amarah ketika ada orang lain yang memancing kemarahannya. Sementara, di masa pandemi ini, kita tidak hanya dituntut untuk bersabar ketika ada orang lain yang membuat emosi, tetapi juga sabar untuk mematuhi protokol kesehatan 4 M, dengan mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan. Tentu, protokol kesehatan yang demikian merupakan kebiasaan baru yang membatasi interaksi sosial sehingga memerlukan kesabaran terhadap diri sendiri, dan bukan orang lain yang membuat emosi. Kesabaran yang demikian tentu lebih berat, termasuk kesabaran untuk menahan rindu bertemu dengan keluarga tercinta dengan menunda mudik, disinilah kualitas ibadah puasa kita sedang diuji oleh Allah Swt. Karena bagaimanapun menjaga keselamatan jiwa merupakan prioritas utama yang harus didahulukan dari tradisi mudik atau pulang kampung.
Jama’ah shalat Id yang berbahagia
Yang kedua, kepedulian. Sebagaimana kita ketahui, bahwa pandemi covid-19 telah memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap kegiatan perekonomian di masyarakat, khususnya kelas menengah ke bawah, sehingga banyak yang berkurang penghasilannya bahkan kehilangan penghasilan. Oleh karena itu, melalui ibadah puasa, dengan merasakan lapar dan dahaga, kita dituntut untuk mampu berempati, merasakan apa yang dirasakan orang lain, sehingga menumbuhkan rasa solidaritas sosial, yang disimbolkan dengan membayar zakat fitrah. Di masa pandemi ini, kualitas kepedulian kita juga sedang diuji oleh Allah, bukan hanya terhadap sesama muslim, tetapi terhadap semua orang yang membutuhkan bantuan secara ekonomi karena terdampak pandemi covid-19. Kepedulian yang inklusif, dan tidak eksklusif, yang hanya memperdulikan sesama agama, bahkan sesama golongan, NU atau Muhammadiyah, sudah sepatutnya ditinggalkan. Jika perlu, pembagian zakat, juga dapat mencakup kepada semua yang berhak, terlepas dari apa agama yang dianut. Dalam QS. Al-Mumtahanan ayat 8 Allah berfirman:
لَّا یَنۡهَىٰكُمُ ٱللَّهُ عَنِ ٱلَّذِینَ لَمۡ یُقَـٰتِلُوكُمۡ فِی ٱلدِّینِ وَلَمۡ یُخۡرِجُوكُم مِّن دِیَـٰرِكُمۡ أَن تَبَرُّوهُمۡ وَتُقۡسِطُوۤا۟ إِلَیۡهِمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ یُحِبُّ ٱلۡمُقۡسِطِینَ
Artinya: “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.”
Jama’ah salat Id rahimakumullah
Demikianlah khutbah singkat Idul Fitri kali ini, semoga ibadah puasa kita di tengah pandemi ini mampu meningkatkan kualitas kesabaran dan kepedulian kita, sebagai bagian dari nilai-nilai ajaran ibadah puasa. Semoga Allah Swt segera menghilangkan wabah covid-19 dari seluruh muka bumi, dan kita dapat kembali berinteraksi sosial secara normal. Amin.
جعلنا الله وإياكم من العائدين والفائزين والمقبولين كل عام وأنتم بخير. آمين بسم الله الرحمن الرحيم، وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَ. وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وارْحَمء وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.
Khutbah II
الله أكبر×5 لا اله الا الله والله أكبر، الله أكبر ولله الحمد الحمد لله الذى وحده صدق وعده واعز جنده وهزم الاحزاب وعده ولا حول ولا قوة الا بالله. اللهم فصل وسلم على سيدنا محمد صاحب كنز الرحمة وعلى آله وصحبه ومن والاه، اما بعده، فيا ايها الحاضرون اتقوا الله، اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن الا وانتم مسلمون. قال الله تعالى فى كتابه الكريم والعصر ان الانسان لفى خسر الا الذين آمنوا وعملوا الصالحات وتواصوا بالحق وتواصوا بالصبر. اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الاحياء منهم والاموات، اللهم اعز الاسلام والمسلمين واهلك الكفرة والظالمين. اللهم لا تسلط علينا بذنوبنا من لا يخافك ولا يرحمنا. اللهم اجعل بلدتنا اندونيسيا بلدة طيبة تجرى فيها احكامك ورسولك، برحمتك يا ارحم الراحمين. فيا عباد الله ان الله يأمر بالعدل والاحسان وايتاء ذى القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر ولذكر الله أكبر
Pilihan Redaksi
https://alif.id/read/miw/khutbah-idul-fitri-ujian-puasa-di-tengah-pandemi-b237835p/