Esais Muda Pesantren (4): Kiai Asa’d di Abad 21: Sebuah Relikwi Sejarah atau Inspirasi Bangsa?

Ajukan pertanyaan tentang siapa Kiai As’ad, jawaban kebanyakan adalah sederet cerita-cerita mistis perihal kewalian, karamah dan kesaktian beliau sebagai waliyullah. Pemberian gelar mistis kepada sosok ulama besar selalu laku dan mainstream. Sedangkan ulasan pemikiran Kiai As’ad masih sedikit dikenal khalayak.

Padahal, Kiai Sukorejo inilah yang membidani kelahiran NU; organisasi Islam terbesar di dunia, yang pertama menyuarakan penerimaan asas tunggal Pancasila, dan menggagas pesantren tinggi ala al-Azhar Mesir tempat mengkader ulama: Mahad Aly Indonesia, yang setelah 30 tahun telah memiliki 48 afiliasi di seluruh tanah air.

Makin kurang pengetahuan orang tentangnya, tambah kuat kedudukannya sebagai tokoh mitos dan makin jauh dari hati masyarakat modern. Kalaupun benar bahwa kewalian dan karamah Kiai As’ad adalah nyata, meminggirkan aspek pemikiran rasional Kiai As’ad tetap hanya akan menjadikan sosok Kiai Pahlawan Indonesia ini sekelumit memoar sejarah. Tidak mungkin kiprah aktif Kiai As’ad hanya dibekali ritus dan amalam sakti. Sejatinya, terdapat dasar-dasar visi pemikiran yang secara “tidak sengaja disembunyikan” Kiai As’ad.

Buku ini berusaha menggali pemikiran Kiai As’ad Syamsul Arifin dari gerak langkah NU-Indonesia-Pesantren, karya, dan bahan kajian utamanya di pesantren. Esai “Meski Kelahiran Makkah, Darahku Darah Garam Madura!” membuka upaya menapak-tilasi gagasan dan ide Kiai As’ad perihal tema Nasionalisme, dakwah Islam dan pendidikan pesantren dalam bentuknya yang kontekstual untuk abad sekarang. “Kiai As’ad: Relikwi Sejarah atau Inspirasi Bangsa” menjadi penyimpul atas pertanyaan masih layakkah sosok kiai yang telah mati untuk diteladani kini?

Baca juga:  Selamat Jalan, Pak M. Nashihin Hasan

Tujuan

  1. Menggali visi pemikiran Kiai As’ad yang tidak sengaja disembunyikan beliau, khususnya dari pembacaan atas gerak, karya dan situs peninggalan Kiai As’ad.
  2. Merefleksi kepahlawanan Kiai As’ad dalam konteks
  3. Meneladani gerak aktif Kiai As’ad dalam trilogi NU-Nasionalisme-

Judul-judul

  1. Meski Kelahiran Makkah, Darahku Darah Garam Madura!
  2. Menempuh 151 KM Membidani NU
  3. Gembong Laki-laki Bangsat yang Membela Bangsa
  4. Apa Itu Alat Pertahanan Negara?
  5. Mendekam di Penjara Tidak Membuatmu Terpenjara
  6. Kritik Negara: Refleksi Hubungan Kiai As’ad dan Soeharto
  7. Pancasila: Persyaratan Islam Indonesia
  8. Apa Pendidikan Kiai As’ad?
  9. 3 Prinsip untuk Santri: Giat, Jujur dan Ikhlas
  10. 3 Pesan Kiai As’ad: Pendidikan, NU & Ekonomi Umat
  11. Dakwah Millenial Kiai As’ad
  12. Lelakon Isra’-Mi’raj: Ihwal Kisah yang Kami Jadikan Candaan
  13. Rekam Kitab Kajian Utama Kiai As’ad
  14. Buku dan “Pembacaan” Kiai As’ad
  15. Jarum dan Jaran: Adagium Akhlak Santri
  16. Menjamin Surga untuk Santri Nahdliyin Bukan Jaminan
  17. Ihwal Paku Bengkok Pembangunan Pesantren
  18. Saya Ingin Santri Saya Seperti Santri Sunan Bonang
  19. Pesan Penting untuk Santri Alumni
  20. Asta Kiai dan Harapan-harapan Santri
  21. Kiai As’ad dan Usaha Deradikalisasi Agama
  22. Wajah Al-Azhar Indonesia: Setelah 30 Tahun Lestari Wasiatmu
  23. Santri Baru dan Buku Biografi Kiai As’ad
  24. As’adiyyin Institut: Usaha Mengenal Kembali Kiai As’ad
  25. Kiai As’ad: Relikwi Sejarah atau Inspirasi Bangsa?

Baca juga:  Hikayat Walisongo (3): Sunan Giri, Pelopor Pendidikan Pesantren dan Inspirator Moderasi

Referensi

Abdullah bin al-Husain. 2010. Sullam al-Taufiq. Jakarta: Dar al-Kutub al- Islamiyah.

Abu Yasid. KHR Syamsul Arifin: Sejarah Hidup dan Pandangannya Tentang Pancasila. Jakarta: Emir.

  1. Membangun Islam Tengah. Yogyakarta: Pustaka Pesantren.

Ainun Najib. 2017. Pengembaraan Terakhir: Sejarah dan Perjuangan KHR Syamsul Arifin. Surabaya: Pena Salsabila.

Al-Ghazali, Abu Hamid. 1993. Bidayah al-Hidayah. Kairo: Maktabah Madnuli.

Al-Hadlrami, Salim bin Samir. Tanpa tahun. Safinah al-Najah. Surabaya: Nurul Huda.

Al-Mawardi, Ali. Tanpa tahun. Al-Ahkam al-Sulthaniyah. Kairo: Dar al-Hadits.

Amin Abdullah. 1999. Studi Agama: Normativitas atau Historisitas? Yohyakarta: Pustaka Pelajar.

Anam, Choirul (Editor). tt. KHR As’ad Syamsul Arifin: Riwayat Hidup dan Perjuangannya, Surabaya: Fikri Print.

Farhorrahman    Ghufron.   2016.    Ekspresi Keberagamaan   di   Era   Milenium

Yogyakarta: IRCiSoD

Hasan, Syamsul A. 2011. Kharaisma Kiai As’ad di Mata Umat. Yogyakarta: Pustaka Pesantren.

Ibnu Hisyam. 1955. Al-Sirah al-Nabawiyyah li Ibn Hisyam. Mesir: Maktabah Al- Halabi.

Mahad Aly Angkatan IX. 2016. Syarah Aqaid Saeket. Situbondo: Tanwirul Afkar. Syafií Maárif, Ahmad. 2018. Islam dan Politik. Yogyakarta: IRCiSoD

Syamsul Arifin, As’ad. Tanpa tahun. Miftahul Jannah. Percetakan Pesantren Sukorejo.

                  . Tanpa tahun. Asas al-Muttaqin. Percetakan Pesantren Sukorejo.

https://alif.id/read/mnr/esais-muda-pesantren-4-kiai-asad-di-abad-21-sebuah-relikwi-sejarah-atau-inspirasi-bangsa-b241880p/