Laduni.ID, Jakarta – Warga NU sudah taka sing lagi dengan nama KH. Ahmad Abdul Hamid, sosok dibalik pencipta Wallahul Muwaffiq ila Aqwamith Thariq. Kiai Hamid Kendal lahir pada tahun 1915 di Kota Kendal, putra dari KH. Abdul Hamid.
Kiai Hamid Kendal adalah sosok yang menginsprirasi, pengasuh Pondok Pesantren Al-Hidayah Kendal ini mendapat julukan “Bapak Kabupaten Kendal” dari masyarakat, karena ketokohan peran beliau dalam bidang keagamaan dan sosial.
Sejak menjadi santri di Pondok Pesantren Kasingan, Rembang di bawah asuhan KH. Kholil Harun, Kiai Hamid Kendal sangat gemar berolahraga. Bahkan pada usia 72 tahun, Kiai Abdul Hamid Kendal sanggup berlari jauh dengan membawa obor PON IX di Jawa Tengah.
Tidak hanya itu, kiprah beliau di Nahdlatul Ulama (NU) juga sangat menonjol, mulai dari tingkat cabang hingga PBNU, banyak tugas penting yang beliau emban. Di antaranya adalah Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Kendal, Wakil Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah, Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah (dengan Katib KH. Sahal Mahfudz), dan terakhir sebagai Mustasyar PBNU dan MUI Jawa Tengah.
Selain itu, khidmat beliau yang lainnya adalah menciptakan kalimat penutup untuk pidato, ceramah, dan surtat sebagai ciri khas warga NU. Kalimat penutup tersebut adalah Wallahul Muwaffiq ila Aqwamith Thariq, hingga saat ini, kalimat tersebut terus dipakai oleh warga NU.
Kiai Hamid Kendal merupakan salah seorang ulama yang sangat aktif menulis, beberapa karyanya sangat masyhur di kalangan pesantren dan ulama. Di antaranya ialah I’anatul Muhtaj fi Qisshati al-Isra’ wal Mi’raj, Risalatun Nisa’/Risalah al-Huquq al-Zaujain, Fasholatan Jawa, Miftahud Da’wah Wat-Ta’lim, dan amsih banyak lagi.
Lokasi Makam
KH. Ahmad Abdul Hamid wafat pada 16 Syawal 1418 bertepatan dengan 14 Februari 1998. Makam beliau terletak di Pemakaman Umum Grabag, Jl. Pahlawan 2 Gg. Tempean Barat No. 19, Kalibuntuwetan, Kempil, Langenharjo, Kendal, Kota Kendal.
Setiap tahun, Haul KH. Ahmad Abdul Hamid selalu diselenggarakan di pemakaman tersebut, dan dihadiri oleh ribuan jamaah dari berbagai kota di Indonesia.
Editor: Daniel Simatupang