Biografi KH. Zaeni Nadhif

Daftar Isi

1          Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1       Lahir
1.2       Riwayat Keluarga
1.3       Wafat

2          Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau
2.1       Mengembara Menuntut Ilmu
2.2       Guru-guru Beliau

3          Penerus Beliau
3.1       Anak-anak Beliau

4          Organisasi, dan Karier
4.1       Karier Beliau

5          Metode Dakwah Beliau

6          Referensi

   1.1       Lahir
              KH. Imam Sibaweh sebagai salah satu dari tiga tokoh “tiga serangkai” asal Tegal tersebut merupakan sosok alim alamah yang dianugerahi suara yang merdu. Beliau dilahirkan di desa Pesawahan, kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah pada 23 Maret 1953.

   1.2       Riwayat Keluarga
              Beliau melepas masa lajangnya dengan menikahi seorang wanita bernama nyaiHj. Masithoh dari pernikahan beliau dikaruniai dua orang putera yaitu: Muhammad Khoirul Anam Azzaen, dan Adib Azzaen, serta dua orang puteri, yaitu: Ichya Fauziah Azzaen, dan Evi Azzaen.              

   1.3       Wafat

              Beliau wafat di usia muda 49 tahun pada hari Jum’at, 21 Maret 2014, di rumah sakit Kardinah, Tegal. Oleh pihak keluarga kemudian jenazah beliau dimakamkam di “kampung pesarean” desa Cangkring, Kec. Talang, Kab. Tegal.

    2.1       Mengembara Menuntut Ilmu  

              Zaeni Nadhif kecil menuntut ilmu di Sekolah Dasar (SD) Negeri Cangkring, kemudian melanjutkan jenjang pendidikannya ke Madrasah Tsanawiyah (MTs) hingga Madrasah Aliyah (MA) Darun Najah di bawah naungan Pondok Pesantren Darun Najah, Desa Kajeksan, Kec. Tulangan, Kab. Sidoarjo, Jawa Timur yang diasuh langsung oleh KH. Masduqi Zakaria (w. 1988).

Kepada KH. Masduqi Zakaria yang notabene merupakan pendiri pesantren Darun Najah, Kajeksan— KH. Zaeni Nadhif banyak belajar berbagai fan ilmu agama Islam. Mulai dari ilmu tauhid, fikih, tajwid, ilmu mantiq (logika), ilmu nahwu (gramatikal arab) hingga ilmu shorof (morfologi).

    2.2       Guru-guru Beliau
         
                Guru-guru beliau sewaktu belajar menuntut ilmu adalah:
               KH. Masduqi Zakaria

    3.1      Anak-anak Beliau 
          
Muhammad Khoirul Anam Azzaen, dan Adib Azzaen, serta dua orang puteri, yaitu: Ichya Fauziah Azzaen, dan Evi Azzaen.               

   4.1     Karier Beliau             
             Da’i
             Pengajar di Lembaga Darun Najah

           

Metode dakwah yang dipakai oleh KH. Zaeni Nadhif terbilang cukup unik, dan menarik. Beliau begitu sangat terampil dalam mengemas setiap materi dakwahnya dengan sentuhan kalimat-kalimat yang berirama (linguistik) serta dibalut dengan aneka guyonan (humoristik), sehingga pesan dakwah yang telah disampaikan  begitu mudah diterima oleh masyarakat yang hadir dalam setiap pengajiannya.

Selain menggunakan sentuhan lingustik-humoristik, beliau juga menggunakan pendekatan sosio-kultural dalam setiap penyampaian materi dakwahnya. Materi yang diangkat dalam setiap pengajiannya  begitu sangat dekat dengan realita kehidupan sehari-hari masyarakat Tegal dan sekitarnya, sehingga materi dakwahnya pun mudah diterima oleh masyarakat.

Selain mengisi dakwah dengan materi keagamaan, beliau juga kerap kali mengisi dakwahnya dengan berbagai bumbu kritik terhadap oligarki   yang dipanggungkan dengan renyah jenaka, sehingga instrumen kritik yang disampaikan tetap tersampaikan dengan baik, dan tidak menyakiti perasaan orang yang dikritik.

Semisal kritik terhadap oligarki yang berkaitan dengan perilaku  korupsi yang dilakukan oleh para pemimpin, dan anggota dewan yang telah menjadi “endemi” di negara ini yang dipanggungkan dengan begitu renyah-jenaka oleh KH. Zaeni Nadhif.

Linguistik-kritik-humoristik, boleh jadi itulah yang menjadi kekuatan, kunci, dan ruh dakwah dari seorang KH. Zaeni Nadhif, serta menjadi personal branding dalam setiap dakwahnya, sehingga dakwahnya mudah diterima oleh semua lapisan masyarakat, dan kritikannya terhadap oligarki pun tersampaikan dengan apik.

Tentu personal branding di atas tidak dibangun dalam sekelip mata, namun dibangun dengan berbagai macam usaha, pengalaman, dan spirit dalam hidup KH. Zaeni Nadhif utamanya dalam hal menuntut ilmu. Ditempa dengan dua corak pendidikan berbeda sekaligus (manunggal) formal, dan non formal selama ngangsu kaweruh di kawah candradimuka Darun Najah, Kajeksan, membuat KH. Zaeni Nadhif begitu piawai dalam meramu setiap materi dakwahnya, sehingga tema dakwah yang dibawakan selalu up to date dengan keadaan zaman. Tidak hanya sekadar materi agama semata, namun materi tentang sosial, budaya, dan ekonomi, serta kemajuan zaman juga tidak pernah luput dalam setiap aksi panggungnya.

         https://alif.id/read/luthfil-hakim/potret-tiga-serangkai-dari-tegal-2-kh-zaeni-nadhif-dai-multitalenta-dari-bumi-japan-van-java-b241567p/

https://www.laduni.id/post/read/74773/biografi-kh-zaeni-nadhif.html