Laduni.ID, Jakarta – Diceritakan pada masa Syekh Ato’ As-Silmy, Allah SWT memberikan cobaan kepada para penduduk kota dengan tidak menurunkan hujan selama beberapa waktu. Kemudian Syekh Ato’ As-Silmy mecoba untuk mengajak kepada para warga desa untuk melakukan shalat istisqo’. Beliau bersama para penduduk berencana untuk shalat dan berdoa kepada Allah agar Dia menurunkan hujan.
Ketika berada di tengah perjalanan menuju padang lapang, Syekh Ato’ As-Silmy bertemu dengan Sa’dun Al-Majnun yang berada di sekitar lokasi pemakaman atau kuburan. Sa’dun mendapatkan julukan Al-Majnun artinya gila, beliau adalah salah satu kekasih Allah yang benar-benar berniat untuk hidup karena Allah semata, sehingga beliau lupa dengan semua urusan duniawi. Ini membuat beliau melakukan aktivitas yang tidak biasa dan terlihat seperti orang gila, untuk itu mengapa beliau mendapatkan julukan Al-Majnun atau gila.
Kemudian, Sa’dun Al-Majnun menoleh kepada Syeh Ato’ As-Silmy dan berkata “Wahai Ato’, apakah ini adalah hari dimana manusia dikumpulkan dan dibangkitkan dari alam kubur ?”. Syekh Ato’ As-Silmy pun menjawab “Bukan, tetapi hujan kerap tidak turun kepada kami, sehingga kami keluar untuk berdoa meminta hujan”.
Sa’dun Al-Najnun berkata lagi “Wahai Ato’, dengan hati bumi atau hati langit ?” (Maksudnya dari hati bumi adalah hati yang masih ternoda dan terlena oleh urusan dunia dan maksiat, sedangkan hati langit adalah hati yang benar-benar bersih dan menginginkan rohmat Allah).
Syehk Ato’ As-Silmy pun menjawab “Tidak, tetapi dengan hati langit”. Sa’dun Al-Majnun berkata lagi “Aduh wahai Ato’, katakan kepada orang-orang yang melakukan dosa secara terang-terang, jangan melakukan dosa secara terang-terang !!! Karena sesungguhnya Dzat yang Maha meneliti selalu melihat”.
Kemudian Sa’dun Al-Majnun menengadahkan kepala ke atas langit sambil memejamkan mata dan berdoa “Wahai Tuhanku, Wahai Bagindaku, janganlah Engkau menghancurkan negara-negara-Mu karena dosa hamba-hamba-Mu. Demi rahasia yang tersimpan dari asma-asma-Mu dan sesuatu yang bisa membuka hijab dari keluhuran-Mu, maka turunkanlah hujan yang deras dan lebat kepada kami, yang bisa menghidupi hamba-hamba-Mu dan menyegarkan negara-negara-Mu. Wahai Dzat yang berkuasa atas segala sesuatu”.
Maka sebelum doa tersebut dipanjatkan secara sempurna, maka tak henti-henti langit mengeluarkan suara guntur dan kilat, lalu hujan turun dengan sangat lebat. Sa’dun Al-Majnun pun segera menyingkir sambil menyanyikan sebuah lagu:
Beruntung orang-orang yang zuhud dan orang-orang yang ahli ibadah,
Karena kepada Tuan mereka, mereka mengosongkan perut,
Mereka tidak memejamkan mata karena cinta,
Mereka menghabiskan malam-malam mereka sambil terjaga mata mereka,
Mereka sibuk beribadah kepada Allah, sehingga,
Orang-orang menyangka bahwa di antara mereka ada orang gila.
(Lagu yang dinyanyikan oleh Sa’dun Al-Majnun adalah syair arab, seperti itulah terjemah dari lagu tersebut). Semoga Allah senantiasa menjaga hati dan iman kita.
Sumber : Kitab Ihya’ Ulumuddin karya Imam Ghozaly, Juz 1, Bab Doa.
Penulis : Imam Ghozali