Biografi Syeikh Sayyid Djamaluddin Assegaf Puang Ramma

Daftar Isi

1          Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1       Lahir
1.2       Riwayat Keluarga
1.3       Wafat

2          Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau
2.1       Mengembara Menuntut Ilmu
2.2       Guru-guru Beliau

3          Penerus Beliau
3.1       Anak-anak Beliau

4          Jasa, Organisasi, dan Karier
4.1       Jasa Beliau
4.2      Riwayat Organisasi
4.3       Karier Beliau

5          Metode Dakwah Beliau

6          Mursid Tarekat Tarekat Khalwatiyah Syekh Yusuf al-Makassary

7          Referensi

 1.1  Lahir

Syeikh Djamaluddin Assegaf Puang Ramma yang bernama lengkap Allahu Yarham Syeikh Sayyid al-Habib Kiai Haji Jamaluddin Assegaf Puang Ramma al-Khalwatiyah Syaikh Yusuf al-Makassari al-Magfur Qaddasallahu Sirrah, lahir pada tanggal 21 Juni 1919 M., di Kampung Tambua Kabupaten Maros, yang terletak sekitar 12 Kilometer ke arah Utara dari Bandara Sultan Internasional Sultan Hasanuddin Makassar.

Orangtua Syeikh Djamaluddin Assegaf Puang Ramma, bernama Sayyid Ahmad Hanbal Assegaf Puang Lau, yang menetap di Pulau Salemo, menikah dengan Syarifah Mukminah, kemudian melahirkan empat orang anak laki-laki dan dua perempuan, yakni Abdul Hamid Assegaf Puang Cora, Abdul Majid Assegaf Puang Sikki, Abdul Rahman Assegaf Puang Tiga, Abdul Rahim Assegaf Puang Makka, Sayyidah Wahidah Assegaf dan Sayyidah Wihdah Assegaf.

 1.2   Riwayat Keluarga

 Memasuki tahun 1943, Syeikh Djamaluddin Assegaf Puang Ramma menikah di Gowa tepatnya di Balang Baru, dan selanjutnya masih sering ber-kunjung ke ulama yang dianggapnya memiliki kredibilitas untuk belajar dan berdiskusi untuk lebih memperdalam ilmu-nya, sehingga beliau akrab dengan beberapa ulama sezamannya seperti KH. Ahmad Bone, KH. Muhammad Ramli dan bersama ulama lainya mendirikan majelis ilmu di berbagai daerah, dan setelah memiliki banyak jamaah             

 1.3   Wafat

Beliau wafat di kediamanya Jalan Baji Bicara Nomor 7 Makassar pada hari Jum’at 15 Sya’ban 1427 H, atau tanggal 8 September 2006 M, dan dimakamkan ditempat kelahirannya di Desa Tambua Kabupaten Maros.

 2.1  Mengembara Menuntut Ilmu  

Semasa kecilnya, Syeikh Djamaluddin Assegaf Puang Ramma mengaji secara privat di hadapan orangtuanya dengan sistem mangngaji tudang, juga belajar tentang dasar-dasar ilmu agama terutama bahasa Arab, kemudian secara formal belajar kitab-kitab di Pesantren Pulau Salemo Kabupaten Pangkep di hadapan gurunya bernama Anreguru K. H. Abdul Rasyid, dan beberapa ulama lainnya seperti K.H. Muhammad, K. H. Abdul Aziz, K.H. Muhammad Sunusi, K.H. Minahajje, K.H. Cande, K.H. Abubaedah. Dari guru dan kiai-kiai inilah, Puang Ramma menerima banyak ilmu agama dan menguasai kitab-kitab kuning berupa kitab tafsir dan ilmu tafsir, hadis dan ilmu hadis, fikih dan usul fikih, ilmu tasawuf dan selainnya.        

 2.2  Guru-guru Beliau
     
Guru-guru Syeikh Djamaluddin Assegaf Puang Ramma sewaktu belajar menuntut ilmu adalah:
1. Anreguru KH. Abdul Rasyid
2. KH. Muhammad
3. KH. Abdul Aziz
4. KH. Muhammad Sunusi
5. KH. Minahajje
6. KH. Cande
7. KH. Abubaedah

3.1  Anak-anak Beliau 

Anak beliau yang menjadi penerus perjuangan dalam keulamaan adalah:
      Sayyid Abdur Rahim Assegaf Puang Makka        

4.1 Jasa-jasa Beliau

Syeikh Djamaluddin Assegaf Puang Ramma mendirikan Rabithatul Ulama, sebuah organisasi yang berbasis Ahlus Sunnah wal Jama’ah sebagai cikal bakal berdirinya organisasi Nahdlatul Ulama (NU) di Sulawesi Selatan.

4.2 Riwayat Organisasi

Syeikh Djamaluddin Assegaf Puang Ramma pernah menjabat posisi di Rais Syuriah periode tahun 1977-1982 selanjutnya menjadi mustasyar PBNU

4.3 Karier Beliau

Banyak sekali Karier Syeikh Djamaluddin Assegaf Puang Ramma karena keilmuan beliau dibutuhkan di antaranya:
1. Komandan Gerilya sektor kota kesatuan Lipang Badjeng Polombangkeng (Makassar dan sekitarnya).
2. Menjadi anggota Dewan Konstituante mewakili Nahdatul Ulama (NU) pada Pemilu 1955.
3. Menjabat Hakim agama pada Pengadilan Agama Mahkamah Syar’iyah Kabupaten Gowa
4. Pada tahun 1950 jadi Wakil Imam di Mamadjang, Makassar.
5. Pada tahun  1951 menjadi guru Sekolah Islam Ibtidaiyah Islamiyah Nasrul Haq di Kampung Maricaya kota Makassar.
6. Pada tahun  1951 diperbantukan pada Djawatan Penerangan Agama kota Makassar.
7. Pada tahun  1952 sebagai penyumpah pada Kantor Polisi Militer kota Makassar.     

Putra Syeikh Djamaluddin Assegaf Puang Ramma, Syeikh Sayyid Abdur Rahim Assegaf Puang Makka, yang ditemui di kediamannya di Jalan Baji Bicara No 7 Makassar, memaparkan teknik dakwah yang diterapkan ayahandanya.

Syekh Sayyid A Rahim Assegaf, yang akrab disapa Puang Makka, menguraikan bahwa petunjuk yang dipakai almarhum Puang Ramma dalam melaksanakan dakwah, berdasarkan tuntunan Allah SWT, sebagaimana yang disampaikan di dalam kitab suci Al-qur’an Surah Annahl (surat ke 16) ayat 125.

Dalam ayat ini lanjut Puang Makka, bahwa Allah SWT mengajari hambanya tata cara berdakwah yakni dengan jalan hikmah dan khasanah, sebagaimana arti ayat tersebut yang berbunyi” Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan ‘hikmah’, dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara Ahsan. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya. Dan dialah (Allah) yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk”.

“Dari kedua konsep ajaran Tuhan itulah Puang Ramma, mampu menerobos daerah hitam dan lontang, dalam menyebarluaskan dakwah Islam, di tengah masyarakat yang masih terkebelakang pendidikan dan wawasan keagamaan” tutur Puang Makka.

Satu catatan yang patut menjadi perhatin dari aktivitas dakwah yang dilaksanakan Puang Ramma, berada pada suatu realitas yang sangat memprihatinkan, selain karena latar belakang sasaran dakwah yang masih terkebelakang, juga diperhadapkan pada situasi medan yang masih sulit dijangkau. Hanya denga niat yang kuat kesemua tantangan dakwah dapat dilewati.

Namun demikian lanjut Puang Makka, berdasarkan al-Qur’an Surat Annahl ayat 125, Puang Ramma mampu melakukan pendekatan se¬cara persuasif tanpa menghilangkan nilai-nilai ajaran Islam yang substansif.

Dengan pendekatan “Bil Hikmah” dan “Khasanah”, umat yang dihadapi melalui dakwah Puang Ramma, tidak merasa terbebani dan tidak merasa berat menjalankan syariat Islam, khususnya shalat, lima kali sehari semalam.

“Konsep ini membuat Puang Ramma, lebih lembut, ramah dan lebih santun menghadapi umat pada zamannya dan turut memberikan contoh tingkah laku dari ajara agama yang diajarkan. Ini yang terkadang te¬rabaikan oleh pendakwah, di era kekinian,”kata Puang Makka.

Dan menambahkan dengan konsep khasanah, perbedaan pendapat Puang Ramma dengan pihak lain dalam menjalankan dakwah dihadapinya dengan sopan santun. Perbedaan pendapat pada waktu itu, tidak disikapi dengan kekerasan dikarenakan adanya tuntunan dari Allah SWT, bahwa di dalam melakukan perdebatan haruslah dengan cara Ahsan (cara yang baik).

 Keluwesan Puang Ramma menjalankan dakwah, dikarenakan basic ajaran yang dipahaminya begitu dalam. Artinya, sebelum melaksanakan aktivitas dakwah, Puang Ramma, begitu dalam totalitasnya dalam mempelajar ajaran Islam.

Hal tersebut sesuai perintah Al- Qur’an agar umat Islam memasuki Islam secara keseluruhan. Kedalaman pemahaman terhadap ajaran Islam yang diperolehnya saat nyantri di Pulau Salemo, menghantarkannya mampu menukik ke dasar ajaran Islam, sehingga dakwah yang dilakukannya memberikan solusi terhadap problematika umat.

“Kedalaman pemahaman terhadap ajaran Islam inilah yang membuat dakwah Puang tidak kering, dan mampu berakselerasi dengan per¬kembangan zaman, mulai dari era perjuangan kemerdekaan, hingga memasuki awal-awal reformasi,” kata Puang Makka.

Kedalaman pemahaman terhadap ajaran Islam, membuatnya mampu melakukan pendekatan terhadap tiga pilar agama yang mulia ini, yakni Islam, Iman dan Ikhsan. Pemahaman Islam dihadapi dengan ilmu fiqhi, Iman dihadapi dengan ilmu qalam dan Ikhsan dilakukan dengan pendekatan ilmu ahlak atau tasawuf.

Bagi puang dalam melaksanakan dakwah senantiasa mendahulukan ahlak yang mulia, sehingga dakwahnya dengan mudahnya diterima masyarakat. Begitu pentingnya ahlak yang mulia ini, Syekh Yusuf yang di¬kenal dengan Hianta Salamaka, menegaskan barang siapa yang tidak berahlak berarti tidak ada tasawuf baginya. “Inilah salah satu konsep dakwah yang dimiliki Puang Ramma.    

 Syeikh Djamaluddin Assegaf Puang Ramma adalah Mursyid ke-12 Khalwatiyah Syekh Yusuf Al-Makassary. Dia langsung mendapatkan ijazah sebagai mursyid dari gurunya, Syekh Abdul Malik Khalwatiyah Syekh Yusuf Al-Makassary. Kemursyi dan Khalwatiyah Syekh Yusuf Al-Makassary saat ini dilanjutkan putranya, Syekh Sayyid A Rahim Assegaf Puang Makka.

https://www.sarkub.com/syaikh-djamaluddin-assegaf-puang-ramma/

Melanjutkan Perjuangannya, Haul ke-16 Syekh Djamaluddin Assegaf Puang Ramma

https://www.laduni.id/post/read/74798/biografi-syeikh-sayyid-djamaluddin-assegaf-puang-ramma.html