Laduni.ID, Jakarta – Al-Hafidh Al-Imam Abu Hatim Muhammad Bin Hibban bin Ahmad bin Hibban Al-Busty Asy-Syafi’i atau Imam Ibnu Hibban rahimahullah (884 – 965 M di Afghanistan) mengatakan :
من علامات الحمق التي يجب للعاقل نفقدها ممن خفي عليه أمره: سرعة الجواب، وترك التثبت، والإفراط في الضحك، وكثرة الالتفات، والوقيعة في الأخيار، والإختلاط بالأشرار.
“Beberapa tanda kedunguan yang wajib diketahui :
1. Cepat menjawab.
2. Tidak mengklarifikasi (suatu permasalahan).
3. Tertawa berlebihan.
4. Sering menoleh.
5. Menjatuhkan orang-orang yang baik.
6. Bergaul dengan orang-orang yang jelek.”
(Termaktub dalam Kitab Raudhatul Uqala’ wa Nuzhatul Fudhala’ karya Imam Abu Hatim Al-Busty rahimahullah)
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata dungu, bermakna sangat tumpul otaknya; tidak cerdas; bebal; bodoh.
Orang-orang yang dungu (tsuqala) adalah orang-orang yang memiliki tabiat buruk, tidak memiliki nilai-nilai keutamaan, tidak mempunyai tujuan baik dimasa depan, cenderung menjerumuskan orang lain dan bergaul dengan cara-cara tidak sopan tanpa memperhatikan tata krama, sopan santun dan adab pergaulan sesuai tuntunan ajaran agama Islam.
Dalam kitab Al-Hikam, Sayyidina Ali ibn Thalib Karramallahu Wajhah disebutkan sbg berikut :
الجاهل يعرف بست خصال الغضب من غير شيئ والكلام في غير نفع والعطية في غير موضعها وأن لا يعرف صديقه من عدوه وإفشاء السر والثقة بكل أحد
“Orang bodoh dikenali dengan enam hal, yaitu marah tanpa sebab, bicara tanpa guna, memberi tak sesuai tempat, tak tahu lawan dan kawan, membuka rahasia, dan percaya kepada siapa saja.”
Dalam Kitab ‘Uyuunu Al-Akhbaar, karya Abu Muhammad Abdullah bin Muslim bin Qutaibah Ad-Dainuri Al-Marwazi atau Imam Ibnu Qutaibah rahimahullah (wafat 13 November 889 M, Bagdad, Irak), sahabat Abu Darda’ Uwaimir bin Malik Al-Khazraji Al-Anshari radhiyallahu anhu (580 M, Madinah – 652 M, Damaskus, Suriah) berkata : “Tanda orang bodoh itu ada 3 (tiga), yaitu :
1. Bangga diri.
2. Banyak bicara dalam hal yang tidak bermanfaat.
3. Melarang orang lain dari suatu perbuatan, namun ia sendiri melakukannya.
Menurut Sayyidina Ali bin Abu Thalib Karramallahu Wajhah (wafat 661 M di Kufah), atribut dungu (Al-Ahmaq) bisa disematkan kepada seseorang yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Menahan kebaikan (tidak melakukan kebaikan) namun berharap sanjungan.
اَحْمَقُ النَّاسِ مَنْ يَمْنَعُ الْبِرَّ وَيَطْلُبُ الشًّكْرَ، وَيَفْعَلُ الشَّرَّ وَيَتَوَقَّعُ ثَوَابَ الْخَيْر.
“Orang yang paling dungu adalah yang menahan kebaikan, namun berharap sanjungan dan berbuat keburukan namun berharap pahala kebaikan.”
2. Merasa paling pandai, merasa paling pintar dan merasa paling hebat.
اَحْمَقُ النَّاسِ مَنْ ظَنَّ اَنَّهُ اَعْقَلُ النَّاسِ
“Orang yang paling dungu adalah yang merasa paling pandai.”
تُعْرَفُ حَمَاقَة ُالرَّجُلِ فِي ثَلَاثٍ : فِي كَلَامِهِ فِيْمَا لَا يَعْنِيْهِ وَ جَوَابِهِ عَمَّا لَا يُسْأَلُ عَنْهُ وَ تَهَوُّرِهِ فِي الْاُمُوْرِ
Kedunguan seseorang dapat dikenali pada tiga hal :
3. Berbicara dan menjawab tentang sesuatu yang tidak berhubungan dengannya.
Pada perkataannya ketika berbicara tentang sesuatu yang tidak berhubungan dengannya. Pada jawabannya ketika menjawab sesuatu yang tidak ditanya tentang itu.
4. Pada kecerobohannya dalam segala urusan.
اَلْاَحْمَقُ غَرِيْبٌ فِي بَلْدَتِهِ، مُهَانٌ بَيْنَ اَعِزَّتِهِ
“Orang dungu itu terasing di lingkungannya dan terhina di antara orang-orang dekatnya.”
Lalu bagaimana sikap terbaik yang harus kita ambil saat berhadapan dengan orang dungu ?
اَلسُّكُوْتُ عَلَى الْاَحْمَقِ اَفْضَلُ جَوَابِهِ
Diam di hadapan orang dungu adalah sebaik-baik jawaban.
قال على بن أبى طالب كرم الله وجهه للأحمق ثلاث علامات التهاون فى فرائض الله, وكثرة الكلام فيما لا يعنيه, والطعن فى الله.
إنتهى من كتاب المنح السنية على الوصية المتبولية تأليف سيدي عبد الوهاب الشعرانى وبهامشه وصية المصطفى صلى الله عليه وسلم للإمام على كرم الله وجهه ص ١٦
Dikutip dari kitab Al-Minah As-Saniyyah karya Al-Imamul Muhaqqiqin Wa Zubdatul Arifin Syaikhul Islam Al-Faqih Al-Ushuli Al-Muhaddits Ash-Shufi Abdul Wahab bin Ahmad bin Ali bin Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Musa Asy-Sya’rani Al-Anshari Asy-Syafi’i Asy-Syadzili Al-Mishri atau Imam Asy-Sya’rani rahimahullah (1493 – 1565 M di Mesir) dan catatan pinggir dengan judul Kitab Washiyyah Al-Musthafa Lil Imam Ali Karramallahu wajhah (halaman 16), bahwa Sayyidina Ali bin Abi Thalib Karramallahu Wajhah memberi nasihat :
Ada tiga ciri khas orang yang disebut orang bodoh dan tolol adalah :
Pertama, Melalaikan kewajiban kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Kedua, Banyak berbicara pada hal-hal yang tak bermanfaat. Ketiga, Berburuk sangka dan mencaci maki Allah subhanahu wa ta’ala. Wallahu A’lam. Semoga bermanfaat !!
Sources by Al-Faqir Ahmad Zaini Alawi Khodim Jamaah SArinyala Kabupaten Gresik
https://www.laduni.id/post/read/74810/waspadai-tanda-kedunguan.html