Penulis: Putri Adinda Sari || Editor: Masyhari
RumahBaca.id – Bicara pendidikan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari yang namanya pondok pesantren. Pondok pesantren merupakan bagian dari lembaga pendidikan non-formal yang memiliki sejarah yang amat panjang. Berdasarkan pangkalan data Ditpdpontren Kemenag RI, perhari Selasa, 10 Mei 2022, di Indonesia terdapat sebanyak 27.722 pesantren yang telah teregistrasi.
Sementara itu, menurut data yang terekam oleh katadata.co.id, per-Januari 2022, terdapat sebanyak 26.975 pesantren di Indonesia dengan dengan jumlah pesantren terbanyak di provinsi Jawa Barat, yaitu sebanyak 8.343 pesantren. Angka tersebut berada di atas provinsi Banten dengan jumlah 4.579 dan Jawa Timur sebanyak 4.452.
Bagaimana dengan Kabupaten Cirebon?
Berdasarkan data yang terdaftar di pangkalan data ditpdpontren Kemenag RI, perhari Selasa, 10 Mei 2022, di Kabupaten Cirebon terdapat sebanyak 725 pesantren. Dalam kesempatan ini, RumahBaca.id akan menyajikan profil Pondok Pesantren Al-Quran Al-Fathimiyah, salahsatu pesantren yang ada di Kabupaten Cirebon.
Sejarah Singkat Pesantren
Pondok Pesantren Al-Qur’an Al-Fathimiyyah merupakan Pondok Pesantren Putri yang berlokasi di Jalan Syekh Bayanillah Blok Kaliandul RT 04 RW 02 No. 38 Desa Setu Kulon Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon.
Pondok Pesantren ini didirikan oleh Umi Hj. Fathmah Binti Achyad, sekitar tahun 2013. Kata Al-Fathimiyyah diberikan oleh guru pamannya yang merupakan pimpinan Majlisul Khairat Kamalul Mutaba’ah Plered Kabupaten Cirebon asuhan KH Muhammad Husein Nawawi bin Achyad.
Nama al-Fathimiyyah sendiri diambil dari nama Putri Rasulullah SAW. Diharapkan para santriwati bisa meneladani dari sisi akhlak dan kemuliaan Sayyidah Fatimah az-Zahra. Selain itu, makna Al-Fathimiyyah ini juga diambil dari nama pendiri pondok pesantren yakni Umi Fathmah.
Umi Fathmah pertama kali nyantri di Pondok Pesantren Kempek di bawah asuhan KH Umar untuk belajar ngaji bi al-Nazhar. Setelah itu, beliau melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren An-Nur di bawah asuhan KH Nawawi di Bantul, Yogyakarta. Di sinilah beliau mulai menghafal hingga 20 juz.
Namun, karena memiliki riwayat penyakit yang mengharuskan untuk pindah dari wilayah di Bantul, akhirnya Pak Kyai menyarankan beliau untuk pindah ke salahsatu pondok pesantren yang ada di Pekalongan di bawah asuhan KH Ilyas. Di sana Fathmah muda menyelesaikan hafalan al-Qurannya.
Setelah Umi Fathmah wafat (sekitar 2 tahun yang lalu), Pondok Pesantren al-Fathimiyyah dipimpin oleh putrinya, Ning Qumil Layla. Ning Qumil Layla menyelesaikan hafalan Al-Qur’an 30 juz di bawah asuhan ibundanya. Kemudian melanjutkan studi S1 pada tahun 2014 dan menyelesaikannya pada tahun 2018 di Institut Islam Al-Qur’an, Jakarta.
Setelah itu, Ning Qumil Layla meneruskan pendidikan ke Pare (Kediri) untuk mengambil kursus intensif bahasa Arab selama kurang lebih 2 bulan. Setelah itu, tepatnya pada tahun 2019, Ning Qumil Layla melanjutkan pendidikan ke jenjang S2, dan menyelesaikan studi S2-nya pada bulan Agustus 2021.
Pondok Pesantren Al-Qur’an Al-Fathimiyyah berawal dari tempat berkumpul orang-orang sekitar yang mengaji di sore hari, atau hanya sebagai santri kalong (nonmukim) yang tidak bermukim di sana. Karena banyak permintaan dari masyarakat untuk mendirikan pesantren, akhirnya Umi Fathmah tergerak untuk mendirikan pesantren. Satu persatu santriwati akhirnya berdatangan santri menetap untuk mempelajari Al-Qur’an di sana.
Saat ini (2022) terdapat sekitar 80 santriwati mukim di Pondok Pesantren Al-Qura’an Al-Fathimiyah. Selain itu, terdapat sekitar 20 santriwati kalong yang datang ke pesantren mengaji pada sore hari. Santriwati nonmukim sebagian besar berasal dari desa setempat. Santri mukim, sebagian berasal dari Cirebon, dan sebagian lagi berasal dari luar kota seperti dari Jakarta, Bekasi, Kediri, Wonosobo, Palembang, dan daerah lainnya.
Meskipun difokuskan kepada penghafalan Al-Qur’an, di Pesantren Al-Fathimiyah juga terdapat kajian kitab, seperti kitab bidang tauhid, akhlak (tasawuf), fiqih, tafsir dan Hadits. Kajian kitab mingguan ini diadakan setiap hari selasa pukul 09.00-12.00 WIB dan Rabu malam pukul 20.00-22.30 WIB.
Selain kajian untuk santriwati, terdapat pula pengajian bagi masyarakat umum, yaitu setiap Ahad malam senin pukul 20.00-21.30 WIB. Namun, karena ada banyak permintaan dari masyarakat, jadwal pengajian umum mingguan ditambah lagi pada Sabtu sore.
Untuk kitab yang dikaji dalam pengajian ini seperti kitab Zubdatul Itqan Fi Ulumil Qur’an karya Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliki. Selain itu, digunakan juga Fiqih Syafi’i, dan juga kitab ringkas yang khusus dikaji di mana di dalamnya sudah mencakup ilmu fiqih, tasawuf dan tauhid.
Adapun lembaga pendidikan yang dikelola pihak pesantren yaitu Madrasah Ibtidaiyah yang dilaksanakan pada siang hari setelah Zhuhur. Di Madrasah ini terdapat 3 kelas yaitu:
- Kelas Atas untuk pembahasan tafsir dan tasawuf.
- Kelas Pertengahan Ibtidaiyah.
- Kelas Awam, membahas mengenai tahsin, fiqih awal dan bahasa arab awal.
Selain itu terdapat unit usaha yang dikelola oleh santriwati seperti koperasi santri. Koperasi ini dikelola untuk memenuhi kebutuhan santriwati, seperti kelengkapan pesantren dan makanan ringan. Meskipun koperasi ini masih sangat sederhana dan masih dalam ruang lingkup pesantren, namun santriwati sangat antusias dan begitu aktif dalam menjalankan koperasi tersebut.
Dalam berbagai kegiatan yang dilaksanakan di pesentren, seringkali masyarakat sekitar diikutsertakan, seperti kegiatan pengajian rutinan, baik mingguan maupun bulanan. Tak hanya itu, kegiatan seperti peringatan hari besar yang dilaksanakan di pesantren, masyarakat umum biasanya diikutsertakan. Kegiatan-kegiatan seperti ini tentunya mampu menjalin hubungan yang baik antara pihak pesantren dan masyarakat yang ada di sekitar pesantren.
Menurut penuturan pengasuh Pesantren, sudah puluhan hafizhah yang dihasilkan pesantren, terhitung sejak masa Umi Fathmah hingga sekarang.***