Pesantren Al Hasan Banyuputih, Salatiga

PROFIL  

Pondok pesantren Al Hasan adalah lembaga pendidikan berasrama di Banyuputih, Sidorejo, Salatiga yang diasuh oleh KH. Ma’arif.
Pada kepemimpinan KH. Ma‟arif, perkembangannya cukup drastis baik dari perkembangan-perkembangan dalam pembelajaran, pembangunan sarana dan prasarana maupun jumlah santrinya. Perkembangan dalam pembelajaran, dulunya yang diutamakan hanya pembelajaran dalam Al-Qur‟an saja, sekarang sudah mulai mempelajari kitab kuning. Terlebih lagi di pondok pesantren ini sekarang sudah menerapkan sistem kelas-kelasan. Dalam pembanguan sarana dan prasarana, sekarang juga lebih baik dan lebih memadai.

SEJARAH
Pondok pesantren Al Hasan merupakan lembaga pendidikan yang berdiri sekitar tahun 1955. Pondok ini didirikan oleh KH. Isom yang berada di Bancaan, Salatiga. Beliau memiliki seorang istri bernama Nyai Zuhrotun. Selain sebagai seorang tokoh agama atau yang biasa disebut dengan sebutan kyai, beliau juga menjabat sebagai kepala bagian di KUA. Beliau adalah sosok yang memiliki kepribadian tegas, keras, dan disiplin demi kebenaran. Sifat-sifat tersebut beliau terapkan dalam mendidik putra-putri dan para santri agar memiliki akhlak yang baik serta mempunyai pengetahuan yang luas.

Setelah beberapa tahun menjalani kehidupan dengan Nyai Zuhrotun, KH. Isom menikah lagi dengan seorang janda yang bernama Nyai Hj. „Atifah. Sebelumnya Nyai Hj. „Atifah telah mempunyai seorang putra yaitu KH. Ichsanudin. Nyai Hj. „Atifah memiliki kepribadian yang tak jauh beda dengan KH. Isom. Beliau adalah sosok yang supel, senang berkunjung menjenguk orang sakit, serta tidak suka memubadzirkan makanan.

Kemudian bersama istri keduanya, KH. Isom mendirikan pondok pesantren yang kedua di Banyuputih Salatiga dengan nama yang sama dan sistem pembelajaran yang tidak jauh berbeda dengan pondok pesantren yang berada di Bancaan yaitu santri diajarkan dalam bidang ilmu tajwid (Al-Qur‟an) dan akhlak, dengan tetap menanamkan pembinaan iman dan taqwa kepada santri. Dari pernikahan yang kedua Beliau mempunyai tiga keturunan, yang pertama adalah M. Rofiq Isom, yang kedua meninggal dunia dan yang ketiga yaitu Nyai Kamalah Isom, S. E.

Walaupun menjadi pengasuh di dua pesantren yang jaraknya lumayan jauh jika dijalani dengan berjalan kaki, Beliau memperlakukan kedua pesantren tersebut secara adil. Hal tersebut terlihat dari cara pembagian waktu untuk kedua pesantren, santri dan keluarga beliau. Dalam waktu satu minggu, beliau sering menghabiskan siang hari di Bancaan dan malam harinya di Banyuputih.

Pada tahun 1975 istri pertama beliau, yang tinggal di Bancaan tutup usia. Kemudian pondok pesantren yang berada di Bancaan digabung menjadi satu di Banyuputih. Pengabungan pondok tersebut bertujuan supaya KH. Isom dapat lebih maksimal dalam mendidik dan meNgawasi para santri, selain beliau juga telah lanjut usia. Dengan usia 64 tahun, tidak memungkinkan beliau untuk terlalu banyak aktifitas di dua pondok yang berbeda lokasi yang cukup menguras tenaga.

Pada tahun 1979 keluarga besar pondok pesantren Al Hasan berduka karena pengasuh dan pendiri pondok pesantren Al Hasan atau KH. Isom telah meninggal dunia di usia sekitar 65 tahun. Kemudian pengasuhan pondok digantikan oleh istri yang kedua beliau, yaitu Nyai Hj. Atifah. Beliau juga dibantu oleh putra dan putrinya. Namun tidak lama kemudian, Nyai Hj. „Atifah dipanggil menghadap yang kuasa pada tahun 1997.

Kepemimpinan selanjutnya digantikan oleh putra dan putrinya yaitu, KH. Ichsanudin (KH. Tafrikhan) dan Nyai Kamalah Isom, S.E. Meskipun dipimpin putra-putrinya dalam sistem pembelajaran tidak jauh beda dengan semasa di pimpin oleh KH. Isom.

Awalnya pondok pesantren ini merupakan sebuah tempat pengajian yang para santrinya setiap hari pulang ke rumah, kemudian lambat laun tempat ini mempunyai santri yang berasal dari jauh sehingga di buatkan tempat tinggal. Di pesantren ini, santri diwajibkan untuk tinggal 24 jam dengan bimbingan pengasuh serta pengurus pondok untuk menjamin berlangsungnya proses kegiatan belajar mengajar.

Seiring bertambahnya waktu, jumlah santri pondok pesantren Al Hasan pun kian bertambah, sarana dan prasarana sedikit demi sedikit mulai dibangun. Pada tahun 2004, pondok pesantren Al Hasan baru dapat membangun asrama santri putra-putri dengan bangunan yang dikatakan layak dibanding sebelumnya. Meskipun bangunan sebelumnya sederhana para santri tetap semangat dalam pembelajarannya. Pondok pesantren Al Hasan adalah pondok pesantren Al-Qur‟an, yang mengajarkan ilmu Al-Qur‟an serta kitab-kitab kuning lainnya.

Pada tahun 2012, KH. Ichsanudin (KH. Tafrikhan) jatuh sakit dan harus dirawat intensif, serta tidak diperbolehkan terlalu banyak aktifitas, maka kepemimpinan pondok beralih ke putranya yaitu Bapak Ma‟arif. Selama menjalankan tugas untuk memimpin pondok pesantren beliau dibantu oleh Bapak Khusnul Kirom selaku menantu dari KH. Ichsanudin.

Setelah berjalan dengan penuh rintangan, pada bulan Desember 2016 Pondok Pesantren Al Hasan kembali berduka. KH. Ichsanudin kembali ke rahmatullah. Hampir semua merasa kehilangan, tak hanya keluarga ataupun santri bahkan warga sekitar sampai warga Salatiga ikut merasakan kepergian sang KH. Ichsanudin.

Dimasa hidupnya beliau dikenal sebagai Kyai yang mempunyai kharismatik tinggi, pembelajaran Al-Qur‟an dengan tajwid menjadi prioritas beliau. Karena membaca Al-Qur‟an tidak sekedar membaca dengan terburu ataupun banyak lembar, akan tetapi bagaimana kita berinteraksi dengan Sang Maha Kuasa dengan baik. Karena kepergian KH. Ichsanudin, kini Pondok Pesantren Al Hasan dipimpin putranya, yaitu Kiai Ma‟arif sampai sekarang.

Pengasuh

1. KH. Isom
2. Nyai Hj. Atifah
3. KH. Ichsanudin (KH. Tafrikhan)
4. kH. Ma‟arif

Baca juga :  Universitas Sains Al Qur’an (UNSIQ)​ Wonosobo

PENDIDIKAN
Pendidikan Non Formal

     1. Program Tahfidzul Qur’an
     2. Madrasah diniyah

Kitab yang diajarkan:

  1. Matan Jurmiyah
  2. Amtsilati Tasrifiyah
  3. Imrithi
  4. Alfiyah Ibnu Malik
  5. Balaghoh
  6. Mahfudzot
  7. Arba’in Nawawi
  8. Musthohalul hadis
  9. Durusullughoh
  10. Muhawaroh
  11. Mabadil Fiqih
  12. Risalatul Mahid
  13. Safinatunnajah
  14. Fathul Qorib
  15. Fiqih Siroh
  16. Waroqot
  17. Aqidatul Awwam
  18. Jawahirul Kalamiyah
  19. Taisirul Kholaq
  20. Ta’limul Muta’alim
  21. Khulashoh Nurul Yaqin
  22. Tuhfatul Athfal
  23. Qoidul Asasiyah
  24. Tafsir Jalalain
  25. Musthohalul Hadis

Baca juga :  Menyemir Rambut dengan Warna Hitam, Bolehkah

EKSTRAKURIKULER EKSTRAKURIKULER
Pesantren ini memiliki Ekstrakurikuler sebagai berikut:
    1. Tahfidzul Qur’an
    2. Tahsinul Qur’an
    3. Kajian kitab kuning
    4. Kaligrafi
    5. Hadrah
    6. Muhadasah
    7. Pencak silat
    8. Kaligrafi
    9. Senam
   10. Ziarah


Khotmil Qur’an di pesantren Al Hasan


Hadrah di pesantren Al Hasan

FASILITAS
Pesantren ini memiliki fasilitas sebagai berikut:
1. Asrama Putera dan Puteri
2. Perpustakaan
3. Masjid
4. Kantor
5. Dapur Umum
6. Koperasi santri
7. Kamar mandi/MCK


Gedung pesantren di pesantren Al Hasan


Gedung pesantren di pesantren Al Hasan

Baca juga :   Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Lampung

ALAMAT

Jl. Imam Bonjol no.89 Banyuputih, Sidorejo lor, Sidorejo, Salatiga, Jawa Tengah

Kode Pos      : 50714

Telepon         :  0815-7528-1401
                        0857-4182-2395
                        0895-2401-8687
                        0859-5224-7815
                        0895-2358-5599

                       

  

KUNJUNGI JUGA

https://www.laduni.id/post/read/75003/pesantren-al-hasan-banyuputih-salatiga.html