Daftar Isi Biografi Abdurrahman bin Auf
1. Riwayat Hidup
1.1 Lahir
1.2 Wafat
2. Masuk Islamnya Abdurrahman bin Auf
3. Salah Satu Sahabat Nabi yang Kaya
4. Keutamaan dan Kelebihan Abdurrahman bin Auf
5. Kelebihan Abdurrahman bin Auf
6. Referensi
Abdurrahman bin Auf termasuk di antara 10 Sahabat Nabi yang dijamin masuk surga. Nama aslinya adalah Abdul Amr (“hamba Amr”) atau Abdul Haris atau Abdul Ka’bah. Setelah masuk Islam Rasulullah mengganti namanya dengan Abdur Rahman (“hamba Allah yang Maha Pengasih”).
1. Riwayat Hidup
1.1 Lahir
Abdurrahman adalah putra dari pasangan Auf bin Abdu Auf bin Abdul Haris dan Syifa binti Auf bin Abd. Ia lahir pada tahun 43 sebelum hijrah, 10 tahun setelah tahun Gajah atau 581 masehi. Dengan demikian, ia lebih muda 10 tahun dari Nabi Muhammad SAW.
1.2 Wafat
Abdurrahman bin Auf meninggal dunia tahun 32 H. Dalam dokumen-dokumen lain disebutkan bahwa Abdurrahman bin Auf wafat pada tahun 31 H atau bertepatan dengan tahun 652 M. Abdurrahman dimakamkan dipemakaman Baqi yang diimami oleh utsman berdasarkan wasiatnya. Jadi Abdurrahman bin Auf dimakamkan disamping sahabatnya utsaman bin Maz’un dan Abdurrahman bin Auf berada disisi qubah ibrahim bin Nabi SAW, Sebelum meninggal, Abdurrahman bin Auf sempat berpesan supaya sebagian hartanya disumbangkan untuk kepentingan umat Islam. Menurut satu riwayat, dia menyedekahkan uang sejumlah 50 ribu dinar(uang emas) untuk membantu urusan di jalan Allah.
Abdurrahman bin Auf meninggalkan dua puluh delapan anak laki-laki dan delapan anak perempuan. Sedangkan istrinya berjumlah empat masing-masing dari mereka mendapatkan ¼ dari 1/8 hartanya.Abdurrahman bin Auf sudah menyumbangkan hartanya dijalan Allah SWT, namun beliau masih meninggalkan harta warisan yang sangat banyak untuk anak-anaknya. Peninggalan Abdurrahman bin Auf adalah emas murni sehingga tangan dan para tukang merasa kewalahan(lecet) untuk membagikannya dan emat orang istrinya masingmasing menerima harta warisan sebanyak delapan puluh dinar.
2. Masuk Islamnya Abdurrahman bin Auf
Abdurrahman bin Auf memeluk agama Islam pada tahun 614 M, melalui Abu Bakar As-Siddiq di rumah Arqam bin Abi Arqan. Ia mempersembahkan ketaatannya kepada Allah SWT, di hadapan Rasulullah SAW, dan menyatakan keimanannya terhadap apa yang dibawanya. Melihat keadaan mekah dan sejarah pada saat itu, Abdurrahman bin Auf telah menjadi muslim pada masa permulaan dakwah. Ia telah beriman kepada Allah swt., dan Rasullah SAW, sebelum dijadikannya rumah Al-arqam sebagai pusat pengajaran agama Islam kepada para sahabat, Abdurrahman bin Auf termasuk orang yang paling awal masuk Islam.
Sekedar diketahui Darul Arqam adalah sebuah rumah di Makkah milik Al-Arqam bin Abul Arqam tempat di mana Rasulullah biasa berkumpul bersama para Sahabat yang pertama masuk Islam (assabiqun al-awwalun). Di rumah ini mereka belajar dasar-dasar Islam pada Nabi dan membaca Al-Quran yang diturunkan Allah pada Nabi. Dakwah pada saat ini bersifat rahasia.
3. Salah Satu Sahabat Nabi yang Kaya
Abdurrahman bin Auf termasuk salah satu Sahabat yang kaya raya. Namun hartanya tidak membuatnya menguasainya. Itulah sebabnya ia tetap hidup dengan cara sederhana, tidak konsumtif, tidak bermewahan dan murah hati pada sesama. Kedermawanannya yang terkenal itu membuat penduduk Madinah mempunyai frasa khas tentang dia. Dikatakan: “Semua penduduk Madinah adalah pemilik bersama harta Abdurrahman bin Auf. Sepertiga dihutangkan pada mereka, sepertiga untuk melunasi hutang mereka, dan sepertiganya lagi diberikan pada mereka.”
Pada saat pertama kali hijrah ke Madinah, Abdurrahman adalah seorang miskin yang tidak punya apa-apa. Nabi lalu mempersaudarakannya dengan Saad bin Rabi’. Dengan modal usaha dari Saad bin Rabi’ inilah Abdur Rahman berhasil membangun bisnis sehingga ia menjadi salah satu sahabat yang sangat sukses secara materi.
4. Keutamaan dan Kelebihan Abdurrahman bin Auf
Keutamaan adalah akhlak yang mulia atau kehendak yang dibiasakan bila kehendak orangyang membiasakan sesuatu yang baik. Keutamaan dapat dikategorikan seperti jujur, adil, sabar, berani dan bijaksana.
Adapun keutamaan Abdurrahman bin Auf ialah:
- Pedagang yang jujur, adil dan dipercaya. Bahkan dialah orang yang sukses berdagang dan dialah orang yang kaya raya yang tidak mau kehilangan sebagian keduniannya di samping keagamaannya.
- Pahlawan yang berani, terbukti setelah dia diutus oleh Rasulullah saw., memimpin 700 orang pasukan menuju “Daumatul jandal”. Setelah Abdurrahman bin Auf tiba di Daumatul jandal, maka beliau mengajak penduduknya memeluk Islam sampai tiga kali, namun mereka tidak mau akhirnya beliau menyerang mereka.
- Bijaksanaan melaksanakan Dakwah Islamiyah. Di samping itu beliau banyak memberikan dampak seperti membebaskan budak dan banyak mengetahui seluk beluk bangsa Arab. Oleh karena itu setelah beliau tampil sebagai penyiar Islam nampak sekali keberhasilannya.
5. Kelebihan Abdurrahman bin Auf
Adapun kelebihan-kelebihan Abdurrahman bin Auf ialah:
- Abdurrahman bin Auf senantiasa membelanjakan hartanya dijalan Allah swt., Pada suatu hari Abdurrahman bin Auf menjual tanahnya seharga 40 ribu dinar, kemudian uang itu dibagi-bagikan semua untuk keluarganya dari Bani zuhrah, untuk para istri Nabi dan untuk fakir miskin.
- Di saat ummat Islam berhijrah ke Madinah, dialah yang ditunjuk oleh Rasulullah SAW, sebagai pelopor orang-orang yang berhijrah.
- Ketika kaum muslimin mengadakan perjalanan untuk mengadakan peperangan (perang Tabuk) yang terkenal sangat sukar, ia terlebih dahulu tiba ditempat peperangan tersebut. Pada saat itu kaum muslimin mengadakan shalat jamaah dan Abdurrahman bin Auf yang menjadi imam shalat di depan beberapa ratusan makmun. Sementara shalat datanglah Rasulullah SAW, sekaligus menjadi makmun mengikuti Abdurrahman bin Auf. Padahal sebelumnya Nabi belum pernah diimami, kecuali Jibril ketika mempraktekan pelaksanaan shalat sesudah Isra’ mi’raj.
6. Referensi
- Al-Gazali, Abdurrahman bin auf berdagang demi akhirat, h. 10
- Muliana, Konsep Dakwah Entrepreneur, h. 5
- Farid Ma‟ruf, Etika Ilmu Akhlak, (Jakarta; Bulan Bintang, 1983), h.204.
- Muhammad Ali Al-Quthub, al-Asyaratul-Mubasyiruna bil Jannah, terj. M. Ali Chasan Umar dan Ahmad Chumaidi, Sepuluh Sahabat dijamin Masuk Surga,(Semarang; Toha Putra: 1982), h. 130.
- Khalid Muhammad Khalid, Rijalu Hauli Rasul, terj. Mahyuddi Syaf, Karakteristik Perihidup Enampuluh Sahabat Rasulullah, (Cet. II; Bandung: ponegoro, 1983), h. 534
- Abdur rahman Ra‟fat Basya, Suwarun Min Hayati Sahabat, terj. Ma‟mur Daud, Kepahlawanan Generasi Sahabat Rasulullah saw, (Jilid III; Jakarta: Media Da‟wah, 1984), h. 2
- Dan dari beberapa sumber pendukung lainya.
https://www.laduni.id/post/read/75002/biografi-abdurrahman-bin-auf.html