Daftar Isi Biografi Syekh Muhammad Samman Al-Madani
1. Riwayat Hidup
1.1 Lahir
1.2 Wafat
2. Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau
2.1 Perjalanan Menuntut Ilmu
2.2 Guru Beliau
3. Penerus Beliau
3.1 Murid-murid Beliau
3. Karya Beliau
4. Referensi
Nama beliau adalah Ghauts az-Zaman al-Waly Qutub al-Akwan Asy-Syekh Muhammad bin Abdul Karim As-Samman Al-Madani keturunan Sayyidina Hasan bin Sayyidina Ali dengan Sayyidah Fatimah Az-Zahra binti Sayyidina Rasulullah SAW.
1. Riwayat Hidup
1.1 Lahir
Syekh Muhammad Samman lahir pada tahun 1130 H/1718 M di Madinah yang berasal dari kaum Quraisy.
1.2 Wafat
Syekh Muhammad Samman wafat di Madinah pada tanggal 2 Zul Hijjah 1189 H bersamaan 23 Januari 1776 M. hari Rabu pagi dalam usia 57 tahun, setelah jatuh sakit selama 17 hari. Dimakamkan di Baqi berdekatan dengan kuburan para isteri Rasulullah SAW.
2. Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau
2.1 Perjalanan Menuntut Ilmu
Sejak kecil ia telah memperlihatkan tanda-tanda keistimewaan dan keganjilan dibandingkan teman-temannya. Ia memiliki akhlak yang mulia, gemar beribadah, menyayangi fakir miskin, sangat menghormati dan berbuat baik kepada orang tuanya, menyukai orang alim dan shalih, senantiasa menjauhi perbuatan tercela dan lain sebagainya. Usia 8 tahun Syekh Muhammad Samman telah hafal kitab suci Al-Quran.
Pendidikan awalnya didapat dari ayahnya sendiri, Syekh Abdul Karim. Menginjak remaja, ia belajar berbagai bidang ilmu agama kepada ulama Madinah seperti: Syekh Muhammad bin Sulaiman Al-Kurdi, Syekh Sayid Athiyatullah, Syekh Muhammad Tahir, dll. Namun yang lebih mengesankan baginya adalah dibidang Tauhid dan Tasawuf. Dibidang ini ia belajar dengan Syekh Mustafa bin Kamaluddin Al-Bakri, mengambil dan mendapat ijazah Tarekat Khalwatiyah. Selain itu, ia juga pernah belajar empat tarekat lain yakni: Qadiriyah, Naqsyabandiyah, Syathariyah dan Syaziliyah.
Adapun dalam bidang-bidang ilmu yang beliau pelajari seperti bidang hukum Islam, Syekh Samman berguru kepada Muhammad al-Daqqaq, Sayyid ‘Ali al-‘Aththar, ‘Ali al-Kurdi, ‘Abd al-Wahhab at-Thanthawi dan Said Hilal al-Makki. Kemudian untuk di bidang ilmu hadis, beliau berguru pada Muhammad Hayyat (seorang pengikut tarekat Naqsyabandiyah). Lalu pada bidang tasawuf dan ketauhidan guru beliau ialah Musthafa bin Kamal ad-Din al-Bakri yang berasal dari Damaskus dan menetap di Madinah. Ada juga guru beliau yang merupakan pengikut tarekat Khalwatiyah yaitu Muhammad bin Salim al-Hifnawi dan Muhammad al-Kurdi.
2.2 Guru Beliu
Guru-guru Syekh Muhammad Samman Al-Madani:
- Syekh Abdul Karim (Ayah)
- Syekh Muhammad bin Sulaiman Al-Kurdi,
- Syekh Sayid Athiyatullah,
- Syekh Muhammad Tahir,
- Syekh Mustafa bin Kamaluddin Al-Bakri,
- Muhammad al-Daqqaq,
- Sayyid ‘Ali al-‘Aththar,
- ‘Ali al-Kurdi,
- ‘Abd al-Wahhab at-Thanthawi,
- Said Hilal al-Makki,
- Muhammad Hayyat (seorang pengikut tarekat Naqsyabandiyah),
- Musthafa bin Kamal ad-Din al-Bakri (yang berasal dari Damaskus dan menetap di Madinah)
3. Penerus Beliau
Di Madinah ia menjabat sebagai Kuncen (juru kunci) makam Nabi Muhammad SAW dan mengajar di Madrasah Sanjariyah yang didatangi banyak murid dari negeri-negeri jauh. Dibeberapa kota di Yaman dan Hijaz didirikan Zawiyah (pondok) Sammaniyah, sedang di Jeddah Zawiyah tersebut didirikan tahun 1777, dua tahun setelah ia wafat atas biaya Sultan Palembang yang bernama Sultan Muhammad Bahauddin (1776-1803) dengan biaya sebesar 500 Riyal. Oleh karena itu, zikir Sammaniyah ini menjadi amalan wirid di Kesultanan Palembang Darussalam sehingga Ratib Samman selain sebagai ibadah juga menjadi adat, banyak pengikutnya di Palembang sampai sekarang.
Murid-murid Syekh Muhammad Samman di Indonesia cukup banyak, diantaranya: Syekh Muhammad Arsyad Banjar, Syekh Abdurrahman Misri, Syekh Abdul Wahab Bugis, Syekh Muhammad Nafis Banjar dan lainnya. Namun yang paling terkenal berasal dari Palembang adalah Syekh Abdus Somad Al-Palembani. Melalui beliaulah maka zikir Ratib Samman masuk dan berkembang di Indonesia. Murid Syekh Samman yang lain adalah Syekh Muhammad Muhyiddin Al-Palembani dan Kemas Ahmad bin Abdullah.
3.1 Murid-murid Beliau
- Syekh Muhammad Arsyad Banjar,
- Syekh Abdurrahman Misri,
- Syekh Abdul Wahab Bugis,
- Syekh Muhammad Nafis Banjar,
- Syekh Abdus Somad Al-Palembani,
- Syekh Muhammad Muhyiddin Al-Palembani dan
- Kemas Ahmad bin Abdullah
4. Karya Beliau
Karyanya yang paling terkenal adalah:
- Al-Insab
- Mu’jamul Mashayekh
- Tazyilul
- Tarikh Baghdad
- Tarikh Marv.
Syekh Samman juga menyusun dan mengembangkan salah satu bentuk zikir, yang disebut Ratib Samman
6. Referensi
- Sya’rani, Ahmad. “ETIKA GURU DAN MURID DALAM TARIKAT SAMMANIYAH.” Ilmu Ushuluddin 15, no. 2 (2016): 123–28.
- Tedy, Armin. “Tarekat Mu’tabaroh Di Indonesia (Studi Tarekat Shiddiqiyyah Dan Ajarannya).” El-Afkar 6, no. 1 (2017): 32–42.
- Dan dari beberapa sumber pendukung lainnya.
https://www.laduni.id/post/read/75017/biografi-syekh-muhammad-samman-al-madani.html