Di Vrije Universiteit Amsterdam, Ada Fragmen Manuskrip Kaligrafi dan Cap Pribadi Syaikhona Kholil Bangkalan

Di Vrije Universiteit Amsterdam, Ada Fragmen Manuskrip Kaligrafi dan Cap Pribadi Syaikhona Kholil Bangkalan

Di antara fragmen manuskrip ulama Nusantara yang menjadi koleksi pameran di Vrije Universiteit Amsterdam adalah manuskrip khat kaligrafi yang ditulis oleh Syaikhona Kholil Bangkalan (w. 1925) sekaligus terdapat bubuhan cap pribadi beliau.

Syaikhona Kholil Bangkalan adalah ulama besar Nusantara yang sangat masyhur dan menjadi mahaguru para pendiri jam’iyyah Nahdlatul Ulama (NU) seperti Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari, KH. Abdul Wahhab Chasbullah, KH. Bisyri Syansuri, KH. Ma’shum Ahmad Lasem, KH. Rd. Asnawi Kudus dan lain-lain.

Keberadaan manuskrip tersebut menjadi sebuah koleksi istimewa, karena memuat kaligrafi tulisan tangan dan juga cap pribadi Syaikhona Kholil Bangkalan. Manuskrip tersebut juga mengukuhkan bahwa sosok Syaikhona Kholil Bangkalan bukan hanya dikenal sebagai seorang ulama yang luas ilmunya dan waliyullah yang agung karamahnya, tetapi juga beliau adalah seorang seniman kaligrafi Arab yang handal.

Khat kaligrafi yang ditulis oleh Syaikhona Kholil Bangkalan tersebut berisi kumpulan do’a dan shalawat, ditulis dengan dua jenis aksara Arab (khat), yaitu riq’ah dan tsulusi. Goresan tangan kaligrafi Syaikhona Kholil tampak indah dan rapih. Tampaknya, himpunan do’a dan shalawat tersebut merupakan wirid yang ajeg didawamkan oleh Syaikhona Kholil Bangkalan.

Baca juga:  Abu al-Aswad Berebut Hak Asuh Anak dengan Mantan Istrinya

Kondisi fisik manuskrip sendiri tampak masih terbilang bagus, meski sudah terdapat sedikit koyak di beberapa sisi lembarannya. Di pojok kiri halaman lembar manuskrip, terdapat cap pribadi Syaikhona Kholil Bangkalan beraksara Arab yang memuat nama beliau, ayah beliau dan negeri beliau (Madura).

Adapun himpunan do’a yang ditulis oleh Syaikhona Kholil Bangkalan dalam manuskrip tersebut adalah sebagai berikut:

بسم الله الرحمن الرحيم. ما شاء الله لا قوة إلا بالله. حسبنا الله ونعم الوكيل نعم المولى ونعم النصير ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم
اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد
ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

رب يسر ولا تعسر رب تمم بالخير وبه ثقتي

غفر الله للكاتب ولوالديه ولحامل هذا الخط ولجميع المسلمين آمين
محمد خليل بن عبد اللطيف مدوره

Selembar manuskrip ini diberikan oleh Syaikhona Kholil Bangkalan kepada salah satu sahabatnya, yaitu KH. Sholeh Tambak Agung, Bangkalan (Madura). KH. Sholeh Tambak Agung adalah kawan satu generasi Syaikhona Kholil Bangkalan, di mana guru-guru KH. Sholeh Tambak Agung adalah juga guru-guru Syaikhona Kholil Bangkalan. Salah satu putra KH. Sholeh Tambak Agung, yaitu KH. Ismail b. Sholeh Tambak Agung, adalah murid dari Syaikhona Kholil Bangkalan.

Baca juga:  Sejarah Cordoba dan Islam Andalusia: Pluralitas dan Akulturasi Budaya

* * * * *
Selama dua pekan (dari tanggal 3 sampai 14 Juni 2022), Vrije Universiteit Amsterdam mengadakan pameran sejarah Islam Nusantara bertajuk “The Traversing of Islam Nusantara in the Netherlands di Universitas Vrije Amsterdam”.

Pameran tersebut terselenggara atas Kerjasama Vrije Universiteit Amsterdam dengan PCINU Belanda, Alif.id dan Nahdlatut Turots.

Di antara konten pameran adalah koleksi fragmen manuskrip ulama Nusantara yang berasal dari abad ke-19 dan awal abad ke-20 M. Segmen pameran manuskrip ulama Nusantara ini dikurasi oleh Dr. A. Ginanjar Sya’ban (filolog santri, penulis Alif.id, co-founder Nahdlatut Turots dan juga Dosen Pascasarjana Fakultas Islam Nusantara (FIN) UNUSIA Jakarta).

Manuskrip-manuskrip tersebut tersimpan sebagai koleksi privat perpustakaan Pesantren al-Akhyar, Tambak Agung, Bangkalan (Madura), juga Pesantren Tawangsari, Sepanjang (Sidoarjo). Manuskrip-manuskrip tersebut berasal dari abad ke-19 dan awal abad ke-20 M dan masih belum terpublikasikan secara umum.

https://alif.id/read/ahmad-ginanjar/di-vrije-universiteit-amsterdam-ada-fragmen-manuskrip-kaligrafi-dan-cap-pribadi-syaikhona-kholil-bangkalan-b243932p/