KH Romadhon Chotib Menceritakan Perjalanannya Menuju Arafah

Jamaah haji Indonesia mulai bergerak menuju Arafah pada 7 Juli atau 8 Dzulhijjah 1443 H. Para jamaah akan menempati tenda-tenda yang telah disiapkan. Wukuf di Arafah berlangsung pada 9 Dzulhijjah setelah masuknya waktu Zuhur.

Pada tayangan Live Persiapan Wukuf dan Tata Cara Pelaksanaannya di TV 9 Nusantara, Kamis (7/7/2022) sore Waktu Indonesia Barat (WIB). KH Romadhon Chotib langsung dari Arafah menceritakan perjalanannya menuju Arafah.

“Saya hari ini sudah masuk di Arafah, ini saya di dalam tenda, ini tadi pukul setengah 12 sudah masuk tenda semua. Jadi satu maktab itu ada 5 kloter, saya urutan ke 13, jadi belakang saya masih ada kloter 14, 15 masih di belakang saya. Dimungkinkan Ashar sudah masuk ke Arafah semuanya,” ujarnya.

Itu Dirinya mengungkapkan bahwa dalam tenda itu ada sekitar 150 jamaah, dan tendanya lebih meningkat dibandingkan tahun-tahun yang lalu. Setiap jamaah mendapatkan satu kasur, satu bantal, dan satu selimut. Serta tidak ada yang tidak kebagian, bahkan ada sisa 3 atau 4 kasur.

“Jadi ketika tanggal 9 masuk waktu Dzuhur besok jam 12.30 waktu Arab, itu masuk waktu Dzuhur. Langsung kemudian kita ada yang membaca khotbah wukuf namanya. Khutbah wukuf itu dilakukan mungkin kalau umpama tendanya adalah terlalu besar, sehingga beberapa tenda mengadakan sendiri-sendiri. Tetapi ada yang dipusatkan di masjid,” imbuhnya.

Baca juga:  Jaringan Lintas Iman Tanggap Covid-19 Salurkan 100.000 Masker untuk Tenaga Medis

Lebih lanjut kyai Alumni Lirboyo tersebut mengungkapkan bahwa masjid tersebut dalam khutbah wukuf menggunakan Bahasa Arab. Sehingga dari Indonesia itu banyak dari tiap-tiap kloter mengadakan khutbah wukuf di tendanya masing-masing.

“Jadi sejak kemarin kita kan sudah konsolidasi sama petugas kloter, sehingga kita akan diberangkatkan di perkirakan jam 8, tetapi jam 8 itu tidak langsung ke lantai bawah. Lantai bawah itu lobi, di lobi hotel itu kan luas, sehingga ndak bisa kalau umpama untuk turun semuanya, malah justru kerepotan. Sehingga persiapan kemarin sudah kita umumkan bahwa mulai jam 8 kita sudah siap-siap mandi, sudah siap-siap berpakaian ihram,” jelasnya.

Kemudian jamaah tetap menunggu di kamar masing-masing, begitu ada suara panggilan nomor kloter langsung bisa turun, dan masih ada jeda waktu sekitar setengah jam sambil menunggu giliran lift untuk turun.

“Kemudian menunggu di bawah, ada yang dibawah itu mengatur, nanti menunggu masuknya ke bus masing-masing. Dan bisnya itu tidak satu rombongan satu, tetapi satu kloter itu ada beberapa bus, kemudian dipenuhi. Bahkan tadi ada yang berdiri pun juga ndak apa-apa, karena tidak terlalu jauhlah. Sehingga karena persiapan jamaah sudah diumumkan sebelumnya itu agak nyaman, tidak seperti dulu-dulu kadang-kadang dibersamakan turun jam 8, sehingga keteteran di bawah itu ndak bagus,” ungkapnya.

Baca juga:  Alif.id dan PCI NU Belanda Gelar Pameran Foto dan Manuskrip di Amsterdam

Sementara itu untuk niatnya dibimbing semuanya di bus sebelum berangkat, tetapi ada juga kelompok bimbingan haji yang setelah turun di lantai bawah, lalu dikoordinir di lantai bawah tersebut untuk niat. “Terus kemudian di bis itu kita mengingatkan, tidak apa-apa kita mengulang niat lagi, ndak apa-apa karena itu hanya merupakan penguat saja.”

“Untuk kondisi jamaah, karena kemarin juga kita dikumpulkan, diperiksa semuanya, kesehatannya dipersiapkan, dan dibriefing. Untuk persiapan Alhamdulillah dinyatakan sehat semuanya, bahkan kita diberi gelang sehat yang menandakan bahwa dia layak untuk melaksanakan wukuf bersama. Terus tasrihnya juga sudah diberikan sejak dua hari yang lalu, sehingga semua jamaah sudah merasa nyaman ketika berangkat itu,” pungkasnya.

https://alif.id/read/mizm/kh-romadhon-chotib-menceritakan-perjalanannya-menuju-arafah-b244468p/