Laduni.ID, Jakarta – Dalam Kitab Al-Hikam, Syekh Ibnu ‘Athoillah As-Sakandari mengulas tentang amal, tawakkal dan makrifat. Beliau menukil hadis berisi doa yang diajarkan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam kepada putri tercintanya, Sayyidah Fathimah Az-Zahra radhiallahu ‘anha (wafat 3 Jumadil Akhir 11 H / 18 Agustus 632 M di Madinah).
Juga terdapat dalam kitab At-Targib Wa At-Tarhib karya Imam Zakiyyuddin Abu Muhammad Abdul ‘Adzim bin Abdul Qowi Al-Mundziri Asy-Syafi’i Ad-Dimasyqi atau Imam Al-Mundziri rahimahullah (wafat 4 Dzulqa’dah 656 H / 2 November 1258 M di Mesir), riwayat Sahabat Anas Bin Malik Radhiyallahu Anhu (wafat 709 M di Basrah Iraq), Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam, memberi nasihat indah kepada putrinya tersebut, untuk senantiasa berdoa pada setiap pagi dan petang :
يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيثُ أَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ، وَلَا تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ
Artinya: “Wahai Dzat yang Maha Hidup, serta Maha Berdiri Sendiri, dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan, perbaiki seluruh urusan atau keadaanku, dan janganlah Engkau mewakilkan aku kepada diriku sendiri dalam sekejap mata pun. (HR. Imam Ibnu Sunni rahimahullah, Imam An-Nasai rahimahullah, Imam Al-Bazzar rahimahullah dengan sanad yang Shahih juga Imam Al-Hakim rahimahullah).
Dalam hadis lain disebutkan:
اللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو، فَلاَ تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ، وَأَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ، لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ
Artinya: “Ya Allah, hanya rahmat-Mu yang kuharapkan! Maka janganlah Engkau serahkan aku kepada diriku meski sekejap mata, dan perbaikilah urusanku seluruhnya. (Sungguh) tidak ada tuhan selain Engkau.” (HR. Imam Ahmad rahimahullah, Imam Abu Dawud rahimahullah, dan Imam Ibnu Hibban rahimahullah).
Berkata Imam Asy-Syaukani rahimahullahu (wafat 1834 M di Shana’a, Yaman) dalam kitab “Tuhfatudz Dzaakiriin” (halaman 86) menjelaskan bahwan:
”Hadis ini merupakan jawami’ul kalim (kalimat singkat, padat makna), karena doa memohon kebaikan segala urusan, mencakup seluruh urusan dunia dan akhirat. Tidak ada yang keluar darinya. Sehingga beruntunglah, orang yang Allah kabulkan doanya ini, dengan Allah berikan kebaikan dunia dan akhirat. Lebih dari itu, dalam hadis tsb, kita diajarkan untuk menyerahkan dengan pasrah segala urusan kepada Allah. Dan ini termasuk tingkatan dan jenis iman paling tinggi.”
Ada juga doa yang lafazhnya hampir mirip dengan lafadh di atas dari hadis Abu Bakroh radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
دَعَوَاتُ الْمَكْرُوبِ اللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو فَلاَ تَكِلْنِى إِلَى نَفْسِى طَرْفَةَ عَيْنٍ وَأَصْلِحْ لِى شَأْنِى كُلَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ
“Doa orang yang dirundung duka : Allahumma rahmataka arjuu fa laa takilnii ilaa nafsii thorfata ‘ainin wa ash-lihlii sya’nii kullahu laa ilaha illa anta (Ya Allah, dengan rahmat-Mu, aku berharap, janganlah Engkau sandarkan urusanku pada diriku walau sekejap mata, perbaikilah segala urusanku seluruhnya, tidak ada ilah yang berhak disembah selain Engkau).” (HR. Imam Abu Daud rahimahullah, Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah; sanad hadits ini hasan karena mengingat adanya penguat).
Menurut Al-Imam Muhammad Abdur Rauf Bin Taj Al-Arifin Bin Ali Bin Zainal Abidin Bin Yahya Bin Muhammad Bin Muhammad Bin Muhammad Bin Ahmad Bin Makhluf Bin Abdus Salam Al-Hadadi Al-Munawi Al-Qahiri Al-Mishriy Asy-Syafi’i atau Imam Al-Munawi rahimahullah (1545 – 1621 M di Mesir) dalam Kitab Faidhul Qadir Syarh Al-Jami’ Ash-Shaghir, doa ini baik sekali dibaca karena dapat menghilangkan segala kesusahan, terutama problema kehidupan yang selalu menyita waktu dan pikiran.
Doa di atas mengisyaratkan bahwa pentingnya mengarahkan diri agar selalu menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari terutama dengan petunjuk dari Allah subhanahu wa ta’ala yang selalu mengarahkan kepada hal yang positif.
Selain itu, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam juga senantiasa membaca doa ini ketika merasakan kesulitan hidup. Dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu, ia berkata : Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam apabila mengalami kesusahan beliau berdoa : “Yaa Hayyu, Yaa Qayyuum, Birahmatika Astaghiitsu.” (Wahai Zat yang Maha hidup, Wahai Zat yang terus menerus mengurus makhluk-Nya, dengan rahmat-Mu aku meminta pertolongan)’. (HR. Imam At-Tirmidzi rahimahullah).
Habib Umar bin Hafiz hafidhahullah, menyarankan agar membaca doa ini sebanyak 19 kali sehari.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ اللَّهُـمَّ يا حَيُّ يَا قَيَّومُ بِرَحْمَتِكَ أسْتَغِيْثُ ومِنْ عَذابِكَ أسْتَجِيرُ أَصْلِحْ لِي شَأنِي كُلَّهُ ولاَ تَكِلْنِي إلى نَفْسِي وَلا إِلى أحَدٍ مِن خَلْقِكَ طَرْفَةَ عَينٍ.
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Ya Allah, Duhai yang Hidup! Duhai yang Menopang! Aku memohon rahmat-Mu sebagai pertolongan, dan aku memohon perlindungan atas Azabmu. Jadikanlah semua urusanku baik dan jangan Engkau mempercayakanku pada diriku sendiri atau ciptaan-Mu yang lain walau sekejap mata”. (HR. Imam Al-Hakim rahimahullah disahihkan oleh Imam Adz-Zahabi rahimahullah).
Doa ini juga termaktub dalam kitab Syawariqul Anwar Min Ad’iyat As-Sadah Al-Akhyar, karya Abuya As-Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki Al-Hasani rahimahullah (wafat 29 Oktober 2004 M di Jannatul Ma’la Mekkah)
Guru kami mengijazahi doa ini dibaca 7 (tujuh) kali setiap ba’da subuh dan ashar.
Wallahu A’lam. Semoga bermanfaat !!
Source by Al-Faqir Ahmad Zaini Alawi Khodim Jamaah Kabupaten Gresik
https://www.laduni.id/post/read/80907/doa-memohon-pertolongan-dan-tawakal.html