Sudah jamak diketahui bahwa pesantren adalah gudangnya humor. Kiai dan santri bisa memproduksi humor dari beragam bahan. Salah satu humor yang menarik dari dunia pesantren adalah perihal Bahasa.
Abah Dimyati Rois, kiai cum politisi, sering menggunakan Bahasa sebagai bahan humor yang menarik tawa, sekaligus sarat kritik.
Salah satu yang penulis ketahui, tentu jika ingatan tak khilaf, Abah Dim pernah mengatakan bahwa menurut beberapa orang bahasa Arab dari Kajang Lanjaran (kacang panjang) itu adalah ful wa faras. Ful bahasa Arab dari kacang, wa bahasa Arab dari lan (dan) dan faras bahasa Arab dari jaran (kuda).
Tentu, lontaran humor Abah Dim itu mengundang tawa, dan sekaligus mengandung kritik orang-orang yang kadang salah kaprah dalam menerjemahkan kalimat dalam bahasa Jawa maupun Indonesia ke bahasa Arab.
Terkait singkatan, oleh Abah Dim juga pernah dijadikan humor. Abah Dim pernah mengatakan bahwa alumni pesantren ini juga terpengaruh singkatan. Pondok Pesantren, kata Abah Dim, disingkat menjadi PonPes.
“Yah, alumni juga terpengaruh singkatan,” kata Abah Dim dalam sebuah pertemuan alumni, yang di beground acaranya tertulis Pertemuan Alumni Pon Pes.
Abah Dim mengatakan, bahwa di Semarang, tentu di zaman dulu, ada tulisan “Pentil Kecakot Semut”, yang kata Abah Dim adalah singkatan dari “Penerangan Tilpon Kecamatan Kota Semarang Utara.”
“Pon Pes ala mazhabi Pentil Kecakot Semut,” kata Abah Dim sambal tertawa dan disambut tawa yang hadir.
Di pertemuan itu, Abah Dim juga mengatakan bahwa orang pesantren juga bisa berbicara yang aneh-aneh, bahkan kadang lebih aneh.
“Sebab ingin mengatakan partisipasi, jadi partisisapi,” kata Abah Dim diiringi tawa.
Tidak hanya bahasa Arab, dalam pertemuan itu dan beberapa acara lain, Abah Dim juga fasih dalam berbahasa Inggris. Dalam pertemuan itu, Abah Dim mengutip pengertian agama dari AB Tylor, yang kemudian pengertian itu dikritisi oleh Abah Dim.
“Menurut Profesor Dr Tylor, religion is the belief…” begitu kira-kira penggalan kata Abah Dim dalam bahasa Inggris, tentu sesuai pendengaran saya yang tak ahli dalam bahasa Inggris.
Lalu Abah Dim mengatakan, sambal “gasaki” salah satu kiai yang hadir:
“Anggapnya kiai itu tidak bisa bahasa Inggris. Kiai Abdullah bisa itu bahasa Jerman: jejer (dekat) Kauman,”
Begitu kira-kira beberapa humor bahasa Abah Dim. Menarik bukan?
https://alif.id/read/zaim-ahya/humor-bahasa-abah-dimyati-rois-b244720p/