Biografi KH. Imam Sibaweh

Daftar Isi

1.1 Lahir

KH. Imam Sibaweh sebagai salah satu dari tiga tokoh “tiga serangkai” asal Tegal tersebut merupakan sosok alim alamah yang dianugerahi suara yang merdu. Beliau dilahirkan di desa Pesawahan, kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah pada 23 Maret 1953.

1.2   Riwayat Keluarga

   Beliau melepas masa lajangnya dengan menikahi seorang wanita bernama nyai Hj. Usrifah dari pernikahan beliau dikaruniai 3 putri dan 2 putri di antaranya: Umi Siti Naelis Saadah, Dhiya Uddin Sibaweh, Choerunnisa, Arifatul Latifah (w. 2020), dan M. Syaeful Amin.

1.3 Wafat

Beliau menghembuskan nafas terakhir pada tanggal 22 Desember 2016 pada hari Kamis di usia 63 tahun, jenazahnya dikebumikan di “kampung pesarean” desa Pesawahan, Kec. Adiwerna, Kab. Tegal.

2.1 Mengembara Menuntut Ilmu

Dalam riwayat hidupnya sebagaimana dituturkan oleh putra bungsunya M. Saeful Amin, KH. Imam Sibaweh pernah ngangsu kaweruh kepada ustadz Abdul Hakim, Tegal, kiai Amin Benda Kerep, Cirebon, hingga kiai Fuad Hasyim Buntet, Cirebon.

2.2   Guru-guru Beliau

                Guru-guru beliau sewaktu belajar menuntut ilmu adalah:
       1. Ustadz Abdul Hakim, Tegal
                 2. KH. Amin Benda Kerep, Cirebon
           3. KH. Fuad Hasyim Buntet, Cirebon.

    3.1 Anak-anak Beliau

            Anak-anak beliau yaang meneruskan perjuangan ulama:
            1. Umi Siti Naelis Saadah
            2. Dhiya Uddin Sibaweh
            3. Choerunnisa
            4. M. Syaeful Amin.

4.1 Karier Beliau

        Beliau mengajar majelis taklim di berbagai desa dari Tegal hingga Brebes

Momentum juara MTQ nasional tersebut dijadikan batu pijakan oleh Sibaweh muda dengan melakukan dakwah qur’aniyah-nya dengan mengajar di berbagai majelis ta’lim yang beliau asuh yang tersebar di berbagai desa di Tegal hingga Brebes. Mulai dari desa Dukuhwaru, Kalisoka, Debong Tengah, Tegal Sari hingga desa Jatibarang yang masuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes.

Majelis ta’lim yang beliau asuh selalu dipenuhi oleh jamaah yang berniat ngangsu kaweruh ilmu agama Islam, utamanya babakan ilmu qiraatil qur’an. Maka tak heran jika jadwal mulang-nya kerap kali “molor” dari jadwal semula karena banyaknya jamaah yang hadir dari berbagai pelosok daerah.

Untuk mengasah bakat, dan teknik qiraatil qur’an para santrinya, KH. Imam Sibaweh kerap kali membuat event Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat lokal yang mana pesertanya merupakan delegasi dari berbagai majlis ta’lim yang beliau asuh.

Waktu pun terus berjalan, hampir setengah abad (1971-2016) beliau melakukan dakwah qur’aniyah-nya, dan lewat event-event MTQ antar majelis binaannya itu pula beliau berhasil menetaskan para qari/qariah pilih tanding di Bumi Sebayu. Sebut saja ustadz Muammar yang berasal dari desa Pesarean, Kecamatan Adiwerna, Tegal, juga ustadz Amirudin yang berasal dari bumi Trayeman, Kecamatan Slawi, dll. yang sanad qur’annya tersambung kepada sang mahaguru KH. Imam Sibaweh.

Di usia senjanya KH. imam Sibaweh tetap bersemangat untuk melakukan dakwah quraniyah-nya di tengah-tengah masyarakat bumi Persekat. Walaupun beliau sering gerah, namun sebagai “pelayan umat” beliau tetap menyempatkan diri untuk datang menghadiri undangan di berbagai pengajian untuk mengisi “rukun pengajian” berupa tilawatil qur’an.

https://alif.id/read/luthfil-hakim/potret-tiga-serangkai-dari-tegal-1-kh-imam-sibaweh-sang-maestro-tilawatil-quran-dari-bumi-sebayu-b241563p/

7 Chart Silsilah Sanad

Berikut ini chart silsilah sanad guru KH. Imam Sibaweh dapat dilihat DI SINI.

Artikel ini sebelumnya diedit tanggal 05 April 2022, dan terakhir diedit tanggal 10 September 2022.

https://www.laduni.id/post/read/74772/biografi-kh-imam-sibaweh.html