Baru saja kasus KDRT menjadi sorotan setelah berita viral Rizky Billar dan Lesti Kejora pada Rabu, 28/09/2022 kemarin. Menurut laporan artis yang akrab dipanggil Lesti Kejora, Rizky billar melakukan tindak kekerasan sebanyak dua kali di waktu yang berbeda.
Menyikapi kasus KDRT tentunya setiap manusia memiliki hak yang sama, yaitu hak asasi yang melekat secara kodrati. Semua mencakup kebutuhan untuk bebas hidup dan merdeka, bebas penganiayaan dan penindasan, bebas dalam berpendapat dan berekspresi, bebas mendapatkan hak pendidikan dan pekerjaan. Oleh karena itu, KDRT masuk pada kejahatan terhadapat mertabat kemanusiaan.
Dilansir dari Kompas, 4 Oktober warga melaporkan pasangan selebriti “Paula dan Baim” karena membuat video lelucon KDRT di kanal youtube mereka. Sampai pada akhirnya mereka mendatangi polsek kebayoran lama untuk meminta maaf dan berhujung klarifikasi. Semua dibuat konten di tengah panasnya kasus KDRT Lesti Kejora. Jika di internalisasikan lewat ucapan sih “apakah ini yang dinamakan sikap sebagai makhluk sosial?
Setidaknya, sebagai makhluk sosial kita harus mempunyai rasa empati. Hal ini dapat diaktualisasikan dengan bagaimana menyikapi kasus tersebut, bukannya membuat konten yang tidak-tidak seperti “Prank KDRT” oleh Paula dan Baim Wong. Memang benar hanya sekadar prank, tapi apakah kasus boleh dijadikan guyonan atau lelucon walupun tujuanya postif. Bisa saja konten prank itu menyakiti pihak yang sedang tertimpa kasus, dan merendahkan polisi karena ikut andil dalam video.
Sebagai pengelola konten dengan jutaan subscriber, apakah artis tidak mempunyai tanggung jawab dalam mengolah kontennya dengan baik. Semua orang pasti mempunyai tanggung jawab untuk mengelola akun media masing-masing, terutama artis yang harus memberi keteladanan baik di dunia maya. Setidaknya jangan menjadikan media porak poranda dengan prinsip demi konten, tidak memperdulikan akibat.
Empati
Sebagai konsumen media yang berjiwa sosial kita perlu berempati, turut merasakan dan memahami apa yang dirasakan orang lain, berfikir bagaimana jika kita ada diposisi korban KDRT. Karena berempati terhadap berita KDRT artis atau orang lain yang ada disekitar kita merupakan bagian dari attitude netizen bijak atau manusia bijak. Melihat dan mengamati, turut meraskan apa yang mereka rasakan.
Dukungan
Sebagai pihak yang aktif bermedia terutama terkait berita yang bersingggungan dengan artis, jiwa sosial kemanusiaan juga perlu kita internalisasikan untuk bagaimana menyikapi suatu kasus. Minimal janganlah membuat konten atau berita hanya diprioritaskan untuk uang. Memberi dukungan adalah opsi terbaik daripada sekadar menghujat sana sini tanpa disertai bukti valid.
“Uang bukanlah segalanya, tapi empati dan dukungan kepada seseorang yang berada dititik terendah merupakan satu kebaikan yang mempunyai arti tersendiri.”
https://alif.id/read/hlk/kasus-kdrt-dan-bagaimana-bersikap-b245654p/