Daftar Isi Biografi Thawus bin Kaisan
1. Riwayat Hidup
1.1 Lahir
1.2 Wafat
2. Pendidikan dan Sanad Keilmuan
2.1 Masa Menuntut Ilmu
2.2 Guru
4. Teladan
4.1 Ahli Ibadah
4.2 Zuhud
4.3 Wara’
6. Referensi
Nama lengkapnya adalah Abu Abdurrahman Thawus bin Kaisan al-Yamani al-Humairi al-Jundi, maula Bahir bin Raisan, dan dikatakan juga beliau sebagai maula Hamdan.
1. Riwayat Hidup
1.1 Lahir
Thawus bin Kaisan lahir pada tahun 33 hijriyah.
1.2 Wafat
Thawus bin Kaisan wafat pada tahun 106 hijriyah di Mekkah.
2. Pendidikan dan Sanad Keilmuan
2.1 Masa Menuntut Ilmu
Dalam perjalanan menimba ilmu, Thawus bin Kaisan banyak belajar dan meriwayatkan hadis dari para sahabat Nabi Muhammad SAW. Beliau mengatakan dalam sebuah riwayat dirinya pernah berkata, “Aku pernah duduk untuk belajar dengan 50 orang sahabat.” (Tahdzibut Tahdzib)
Beliau berjumpa dan menimba ilmu dari para sahabat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam, di antaranya adalah Jabir bin Abdillah, Abdullah bin Abbas, Mu’adz bin Jabal, Abdullah bin Umar, Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhum, dan para kibaar ash-shahaabah lainnya. Bahkan beliau juga menimba ilmu kepada Ummul Mukminin Aisyah radhiyallaahu ‘anhaa.
2.2 Guru
- Jabir bin Abdillah,
- Abdullah bin Abbas,
- Mu’adz bin Jabal,
- Abdullah bin Umar,
- Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhum,
- Ummul Mukminin Aisyah radhiyallaahu ‘anhaa.
3. Penerus
3.1 Murid
- Wahb bin Munabbih,
- Atha’ bin Abi Rabah,
- Amr bin Dinar,
- Mujahid,
- Laits bin Abi Salim, dan yang lainnya.
4. Teladan
4.1 Ahli Ibadah
Berkata Abdurrahman bin Abi Bakr al-Makki rahimahullaah, “Aku melihat Thawus dan di antara kedua mata beliau tampak bekas sujud.” (Siyar A’lam an-Nubala’ 5/44)
Dari Ibnu Syu’dzib rahimahullaah ia berkata, “Aku menyaksikan jenazah Thawus di Makkah pada tahun 150 H, manusia menyebut-nyebut dan memuji beliau. Semoga Allah ‘azza wa jalla merahmati Abu Abdirrahman, ia telah berhaji sebanyak 40 kali.” (Siyar A’lam an-Nubala’ 5/45)
Dari Dawud bin Ibrahim rahimahullaah, ia menceritakan bahwa suatu hari seekor singa menghalangi jalan kaum muslimin. Seluruh manusia melakukan ronda di malam tersebut dan di waktu sahur singa tersebut baru meninggalkan tempat tersebut, maka semua manusia –baik di kanan maupun di kiri- merebahkan tubuh-tubuh mereka dan tertidur. Maka berdirilah Thawus untuk qiyamul lail (shalat malam), hingga ada seorang yang menegur beliau, “Apakah engkau tidak tidur, bukankah semalaman berjaga malam?” Thawus mengatakan, “Akankah seorang muslim tidur di waktu sahur seperti ini dan tidak ibadah kepada Allah ‘azza wa jalla … ??” (Hilyatul Auliya’ 4/14)
4.2 Zuhud
Berkata Abu Ashim an-Nabil rahimahullaah, “Telah datang putra mahkota, yaitu putra dari Sulaiman bin Abdil Malik, ia datang dan duduk di dekat Thawus, namun beliau tidak menoleh kepdanya sedikit jpun. Lalu seseorang menegur beliau, “Telah datang di sisimu putra dari Amirul Mukminin, tetapi mengapa engkau tidak menoleh kepadanya …?!” Beliau menjawab, “Aku ingin mengajarkan bahwa hendaknya seorang hamba bersikap zuhud dari apa yang ada di hadapannya.” (Siyar A’lam an-Nubala’ 5/526)
Dari Abdullah bin Bisry, ia menceritakan bahwa Thawus al-Yamani memiliki dua jalan untuk menuju masjid, satu jalan melewati pasar dan ada satu jalan yang lain. Sehari ini beliau lewat jalan ini dan jalan yang lain pada hari berikutnya, apabila beliau memilih jalan yang melewati pasar hingga melihat kepala-kepala manusia tenggelam dalam dunia dan kehinaan, maka beliau tidak bisa tidur di malam harinya.” (Hilyatul Auliya’ 4/4)
Dari Ibnu Thawus rahimahullaah ia berkata, “Aku mengatakan kepada ayahku (Thawus) bahwa aku hendak menikahi seorang gadis, lalu beliau mengatakan, ‘Kalau begitu pergi dan lihatlah ia terlebih dahulu, lalu aku pun hendak pergi untuk nazhar, aku memakai pakaianku yang terbaik, aku berkeramas, dan berdandan sangat rapi, setelah itu beliau melihat kondisiku seperti ini tiba-tiba beliau mengatakan, ‘Duduklah dan jangan engkau pergi.’” (Hilyatul Auliya’ 4/10)
4.3 Wara’
Dari Ayyub rahimahullaah ia berkata, “Ada seorang yang hendak bertanya tentang sesuatu masalah kepada Thawus, lalu beliau menghardiknya seraya mengatakan, ‘Sungguh ia hendak menjadikan di leherku tali yang aku diputar dengannya.”
Berkata al-Hafizh rahimahullaah, “Telah berkata Amr bin Dinar, ‘Sungguh aku tidak melihat seseorang yang lebih wara’ dan menjaga diri dari sesuatu yang ada di tangan manusia, daripada Thawus.”
Berkata Ibnu Abi Sufyan rahimahullaah, “Saya tidak melihat seorang alim yang lebih banyak mengucapkan kalimat ‘Aku tidak tahu masalah tersebut’, kecuali Thawus.” (Siyar A’lam an-Nubala’ 5/526)
Berkata Sufyan bin Uyainah rahimahullaah, “Orang-orang yang selalu menjauhi kepemimpinan ada tiga: Abu Dzar di zamannya, Thawus di zamannya, dan Sufyan Ats-Tsauri di zaman beliau.” (Tahdzibul Kamal 5/10)
5. Chart Silsilah Sanad
Berikut ini adalah chart silsilah sanad guru Thawus bin Kaisan dapat dilihat DI SINI, dan chart silsilah sanad murid beliau dapat dilihat DI SINI.
6. Referensi
Dikumpulkan dari berbagai sumber
https://www.laduni.id/post/read/517106/biografi-thawus-bin-kaisan.html