Alissa Wahid: Gus Dur itu seperti Pohon Jati yang Umurnya Ratusan Tahun

Pembukaan acara Temu Nasional (TUNAS) Jaringan GUSDURian 2022 digelar di Gedung Muzdalifa Asrama Haji Sukolilo Surabaya, pada Jumat (14/10/2022) sore.

Acara ini dihadiri langsung oleh Gubernur Provinsi Jawa Timur Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa yang juga menyampaikan sambutannya sebagai tuan rumah. Sambutan tersebut kemudian dilanjutkan dengan penyampaian Orasi Kebangsaan oleh Alissa Wahid selaku Koordinator Nasional Jaringan GUSDURian.

Kegiatan pembukaan tersebut diikuti oleh semua peserta yang berasal dari delegasi seluruh Penggerak Komunitas GUSDURian se-Indonesia. Di samping itu hadir pula beberapa duta besar negara lain dan beberapa tokoh serta pemuka lintas agama.

Dalam sambutannya, Khofifah menyampaikan bahwa Surabaya adalah kota tempat digagasnya Bhineka Tunggal Ika, di mana jika digali secara mendalam maka sesuai dengan semangat pluralisme dan demokrasi Gus Dur.

“Semoga kita bisa menggali seluruh pikiran-pikiran strategis dan gerakan-gerakan strategis dari change agent Abdurrahman Wahid,” ungkap gubernur yang menjadi salah satu anak didik Gus Dur tersebut.

Setelah proses sambutan Gubernur Jawa Timur, kemudian secara resmi acara TUNAS 2022 dibuka langsung oleh Dr (HC). Ny. Hj. Sinta Nuriyah A. Wahid dengan penabuhan gong didampingi oleh Alissa Wahid, Gubernur Jawa Timur, tokoh lintas agama, dan tokoh GUSDURian lainnya.

Dalam orasinya, Alissa Wahid menyampaikan banyak hal terkait Gus Dur sebagai individu, sebagai tokoh, sekaligus sebagai teladan pemikiran dan gerakan. Anak sulung Gus Dur tersebut juga menegaskan bahwa hati Gus Dur ada untuk mereka yang dilemahkan dan para GUSDURiaan terus bergerak untuk mereka yang terpinggirkan, sekalipun tidak pernah tahu apakah yang kita lakukan dapat menghasilkan.

Baca juga:  Sikap Katib Aam PBNU atas Kasus Tanah di Kendal

“Filosofi gerakan GUSDURian itu seperti sapu lidi. Dulu awal-awal pendiriannya mungkin yang terlibat sekitar 30 komunitas. Akhirnya sekarang kekuatan itu benar-benar bertambah. Sekarang sudah berdiri 155 komunitas dan hari ini ada sekitar 1.500 kader GUSDURian berkumpul di tempat ini,” tegas Alissa Wahid.

Alissa pun melanjutkan orasinya dengan refleksi tentang sapu lidinya tersebut.

“Gus Dur itu seperti pohon jati yang umurnya ratusan tahun dan Alissa adalah lidi kecil yang gampang dipatahkan. Tapi Alissa bisa mencari lidi-lidi yang lain, para murid Gus Dur, orang-orang yang ingin memperjuangan kehidupan yang lebih baik untuk orang banyak. Dan hari ini ribuan lidi-lidi itu berkumpul di sini,” tambahnya.

Pada acara pembukaan temu nasional ini juga digelar penyerahan penghargaan GUSDURian Award. Penghargaan itu diraih oleh GUSDURian Semarang (kategori komunitas), Institut Mosintuwu (kategori lembaga), dan Lian Gogali (kategori individu). Acara ini ditutup dengan doa lintas iman, yang dipimpin oleh masing-masing perwakilan anak muda lintas iman, yaitu dari agama Islam, Kristen, Hindu, Buddha, Konghucu, dan Penghayat Kepercayaan.

Setelah penutupan acara seremonial di Gedung Muzdalifa selesai, Alissa Wahid bersama Khofifah Indar Parawansa bergegas menuju gedung lain di Asrama Haji Sukolilo untuk membuka bazar dan pameran foto.

Baca juga:  Bertemunya Agama dengan Adat

Pembukaan bazar dilakukan dengan pemotongan pita oleh Alissa Wahid didampingi Gubernur Jawa Timur, Dr. Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si, di pusat Bazar Expo GUSDURian ketika hari menjelang petang.

Bazar Expo tersebut merupakan salah satu event yang diinisiasi panitia untuk turut memeriahkan acara TUNAS GUSDURian 2022.

Setelas pemotongan pita dan bazar resmi dibuka, bersama-sama para pengunjung Alissa Wahid dan Khofifah Indar Parawansa memasuki area bazar dan pameran untuk kunjungi berbagai stand UMKM dan pameran foto Gus Dur. Kegiatan Bazar Expo ini dimeriahkan oleh sekitar 40 pelaku usaha, termasuk unit usaha GUSDURian Store, lembaga usaha milik komunitas atau penggerak jaringan GUSDURian serta usaha milik lembaga lain atau masyarakat umum.

Stand yang sudah tersedia sangat beragam, mulai dari penjual kaos, kopiah, buku-buku tentang Gus Dur, aneka aksesoris, hingga lukisan dan ukiran Gus Dur. Selain itu ada pula stand promosi kampus, stand kuliner, kostum, aksesoris, parfum, sampai stand jasa pijat dan bekam.

Salah satu penjaga stand Bazar Expo GUSDURian, Rusmin menyampaikan bahwa setelah Bazar Expo tersebut resmi dibuka, banyak pengunjung yang mendatangi stand-nya.

“Antusiasme pengunjung lumayan tinggi. Sampai malam ini jualan saya alhamdulillah terjual sekitar 25 kaos. Ada juga yang sudah dipesan. Bahkan tadi Ibu Khofifah memborong 6 kaos,” ungkap pria yang akrab disapa Trustplus itu.

Baca juga:  Terakoya: Kunci Sukses Masyarakat Jepang Menerapkan Budaya Literasi

https://alif.id/read/redaksi/alissa-wahid-gus-dur-itu-seperti-pohon-jati-yang-umurnya-ratusan-tahun-b245740p/