LADUNI.ID, Jakarta – Agama Islam sangat menjunjung tinggi kedudukan wanita, tidak dibolehkan baginya membuka aurat di hadapan lelaki lain, dan juga tak boleh keluar rumah kecuali telah mendapat izin dari kedua orang tuanya (jika belum menikah) apabila sudah menikah maka harus izin kepada suaminya.
Tentunya, hal ini dilakukan semata-mata untuk memuliakan wanita, bukan untuk membuat mereka tertindas atau tersiksa, dan sangat tidak benar bagi kelompok yang menilai bahwa tindakan ini membuat wanita tak bebas.
Kehidupan ini memiliki peraturan, baik itu dalam hal Agama seperti anjuran maupun larangan di dalamnya menunaikan sholat lima waktu, bakti kepada kedua orang tua serta larangan membuka aurat di hadapan lelaki lain dan durhaka kepada kedua orang tua.
Jika kita telah mengetahui kedudukan wanita yang mulia dalam Islam, maka dari itu selayaknya bagi wanita agar memiliki sifat serta perilaku mulia sesuai dengan kedudukan yang mereka miliki. Nah, seperti apa perilaku dan sifat mulia tersebut? adalah sebagai berikut:
1.Hendaknya bagi wanita untuk menjaga sholat secara berjama’ah, seperti yang diriwayatkan sahabat Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi SAW bersabda,
صلاة الجماعة تعدل خمسا وعشرين من صلاة الفذّ. والفذّ أي الفرد بمعنى المنفرد الذي ترك الجماعة
“Sholat secara berjama’ah menyamai sholat secara sendiri sebanyak 25x. Arti dari kalimat ‘Al-Fadz’ adalah orang yang sholat sendiri.”
2. Mengetahui bahwa hak suami adalah hak terpenting yang harus dipenuhi, seperti yang diriwayatkan At-Tirmidzi dari Nabi Muhammad SAW bersabda,
لو أمرت أحدا أن يسجد لأحد لأمرت المرأة أن تسجد لزوجها
“Andai aku memerintahkan satu orang untuk sujud kepada orang lain, niscaya ku perintah seorang wanita agar sujud kepada suaminya, sebagai kinayah akan besarnya hak suami terhadapnya.”
3. Mengenal hak kedua orang tua, berbakti kepada keduanya, tidak membantah perintahnya, sungguh Allah SWT telah mewajibkan kepada kita untuk patuh terhadap perintahnya, seperti yang difirmankan:
وبالوٰلدين إحسانا
Artiny: “Yaitu berbuat baiklah terhadap keduanya dengan sebaik-baik mungkin.” (QS. Al Isra: 23)
4. Jika wanita membenahi hubungan antara dirinya dengan Allah SWT, Dia pun akan memperbaiki hubungannya dengan masyarakat. Mereka ingin kekuatan dan pertolongan, telah Allah SWT sebutkan dalam firmanNya:
يا أيها الذين ءامنوٓا إن تنصروا الله ينصركم
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad: 7)
Begitu juga dalam FirmanNya yang lain:
إن الله مع الذين اتّقوا وّ الذين هم محسنون
Artinya: “Sungguh, Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. An Nahl: 128)
Ingin diberi cinta dan kasih sayang dari orang beriman, firman Allah SWT telah menyebutkan:
إن الذين ءامنوا وعملوا الصّٰلحٰت سيجعل لهم الرّحمٰن ودًّا
Artinya: “Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, kelak (Allah) Yang Maha Pengasih akan menanamkan rasa kasih sayang (dalam hati mereka).” (QS. Maryam: 96)
Yaitu cinta dan kasih sayang yang terletak di hati orang beriman.
Ingin terhindar dari kejahatan manusia, tak perlu khawatir Allah SWT akan menjaga hamba-Nya yang menunaikan ibadah dengan sebaik-baik mungkin, seperti yang difirmankan:
أليس الله بكافّ عبده ويخوّفونك بالذين من دونه ومن يضلل الله فما له من هاد
Artinya: “Bukankah Allah yang mencukupi hamba-Nya? Mereka menakut-nakutimu dengan (sesembahan) yang selain Dia. Barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah maka tidak seorang pun yang dapat memberi petunjuk kepadanya.” (QS. Az Zumar: 36)
5. Kebersihan serta kerapihan adalah tanda akan agungnya etika wanita.
Maksud dari kebersihan ialah hal yang nampak secara kasat mata maupun tidak (batin), dan kebersihan batin lebih agung dan utama. Maka dari itu hendaknya bagi wanita agar menjaga hatinya dari segala bentuk penyakit seperti dengki, benci dan lain sebagainya. Ruh itu memiliki kecocokan, seperti hal nya badan, warna, dan juga pikiran.
Dan benar yang disabdakan Nabi Muhammad SAW dalam Hadist,
الأرواح جنود مجنّدة فما تعارف منها ائتلف وما تناكر منها اختلف
Artinya: “Ruh itu seperti bala tentara yang direkrut jika cocok ia akan bersatu kalau tidak maka akan berpisah.”
Tak lupa juga dengan kebersihan badan dan pakaian, tidaklah suami melihat atau mencium istrinya kecuali ia dalam keadaan rapih dan indah. Nafsu jika melihat suatu yang tak disukai ia akan mencemoohnya, bisa jadi ketika ia mencicipi makanan ada rasa pahit dan mencium aroma tak harum, karena itulah Syari’at membantu wanita untuk perhatian dalam masalah ini.
6. Termasuk cintanya istri terhadap suami adalah cinta terhadap orang yang dicintai suaminya.
Cinta serta kasih sayang istri terhadap suami bukanlah suatu hal yang asing, bukti jujurnya cinta tersebut adalah cinta kepada orang yang dicintai suami, yang paling utama dari mereka kedua orang tua, saudara/i, beserta sahabatnya. Dan karena itu, tanda dari jujurnya cinta kepada Allah SWT dan Rasul-Nya adalah cinta kepada orang yang dicintai oleh Allah SWT dan Rasul-Nya.
Kemudian cinta anak kepada ayahnya, apa buktinya? dengan mengunjungi orang kecintaan ayahnya walaupun setelah wafat, seperti yang disabdakan Nabi SAW dalam Hadist,
“إن من أبّر البر صلة الرجل أهل ودّ أبيه بعد أن يولي”. رواه مسلم
Artinya: “Salah satu bentuk kebaktian yang terbaik adalah mengunjungi kekasih ayah setelah ia wafat.”
Kalau cinta istri jujur terhadap suami maka buktikan, dengan apa? Mencintai kekasih suami terutama orang tuanya, tampakkan kehormatan, cinta, gembira, dan do’amu ketika melihat keduanya, perlakukan keduanya seperti suamimu memperlakukan orang tuanya dengan hormat dan patuh, mencium tangan dan kepalanya, bertanya tentang keadaanya, dan tak berhenti tuk mengunjungi.
7. Mengetahui cara yang tepat untuk menenangkan suami ketika marah
Kejadian yang terjadi dalam rumah tangga atau tindakan istri yang membuat suami marah itu bukanlah hal yang asing, tetapi istri harus tau jalan keluar terbaik untuk meringankan marahnya.
Berapa banyak masalah terjadi hanya karena hal sepele lalu menjadikan suami sangat marah, ditambah lagi dengan marahnya istri dan akhirnya berujung kepada hal yang tak terpuji yaitu perceraian.
Tentunya, ada beberapa perkara penting yang perlu diperhatikan istri ketika suami sedang marah.
Pertama menahan jiwa, tidak menghadapinya dengan kemarahan yang sama, walaupun ia berbicara atau melakukan sesuatu ketika marah, jika istri berhasil melakukannya, maka ia lebih kuat dan perkasa, seperti yang diriwayatkan dalam Shahih Bukhari dan Muslim dari Sahabat Abu Hurairah r.a. ia berkata: Nabi Muhammad SAW bersabda,
ليس الشديد بالصرعة, إنّما الشديد الذي يملك نفسه عند الغضب
Artinya: “Orang perkasa bukanlah yang pandai berkelahi, tetapi ialah yang bisa menahan jiwanya ketika marah.”
Kedua kemarahan terkadang timbul dari Syaitan, jika istri bisa membisikannya secara lembut dengan kalimat,
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
Maka itu lebih baik. Seperti yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim dari Sulaiman bin Sard ia berkata, ada 2 pemuda yang keduanya saling memaki di hadapan Nabi Muhammad SAW. Pada saat itu kami bersama beliau, ketika satu dari mereka mulai marah dan mencaci, wajah beliau memerah lalu bersabda,
إني لأعلم كلمة لو قالها لذهب عنه الذي يجد: أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
Artinya: “Sungguh aku mengetahui satu kalimat, jika ada yang membacanya maka hilanglah apa yang ia rasakan (seperti marah) yaitu kalimat Ta’awudz.”
Ketiga pindahkan keadaanya ketika marah (jika hal ini mudah bagimu), kalau ia marah ketika berdiri maka ajak ia duduk, kalau ia duduk maka suruh ia berbaring, atau berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dan inilah tindakan yang baik serta mengusir kemarahan, seperti yang disabdakan Nabi Muhammad SAW dalam Hadist,
“إذا غضب أحدكم وهو قائم فليجلس فإن ذهب عنه الغضب, وإلا فليضطجع”. أخرجه أبو داود
Artinya: “Jika salah seorang dari kalian marah dalam keadaan berdiri, suruh ia untuk duduk jika hal itu bisa menghilangkannya, kalau tidak maka suruh ia berbaring.”
8. Kehidupan rumah tangga adalah berpasangan bukan berkelompok. Dalam apa saja?
Segala rahasia, waspadalah bagi istri yang mengumbar rahasia suaminya kepada orang lain. Dan seburuk-buruk rahasia yang diumbar ketika istri bersama suaminya dalam kasur. Dalam riwayat dikatakan,
“إن من أشر الناس عند الله منزلة يوم القيامة: الرجل يفضي إلى امرأته وتفضي إليه ثم ينشر سرها”. أخرجه مسلم.
Artinya: “Termasuk orang yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah SWT pada hari kiamat adalah suami yang menggauli istrinya kemudian menyebar rahasianya.”
Mengatasi masalah, tidak perlu mengkaitkan orang lain dalam masalah sepele antara ia dengan suami kepada ibu, saudari, teman, lalu menyebar masalah itu kepada mereka sesuai dengan yang ia pandang, bercerita dengan lisannya sendiri kemudian mereka memberi pendapat kepada istri tersebut dan tidak lain hanya mempersulit serta mengeraskan masalah yang terjadi.
Mendidik anak, jangan kaitkan sekolah, tetangga, dan juga pembantu dalam mendidik anak, tetapi engkau yang ditentukan dan engkaulah yang bertanggung jawab atas mereka. Nabi Muhammad SAW bersada:
“والمرأة راعية على أهل بيت زوجها وولده, وهي مسئولة عنه”. رواه البخاري.
Artinya: “Wanita adalah pelindung/penjaga rumah suami dan juga anaknya, ialah penanggung jawab atas itu.” (HR. Bukhari)
9. Jadilah pengajak bukan penghukum
Terkadang, suami terjerumus pada suatu perkara haram yang menyebabkan terjadinya perceraian, jika memang begitu bagi seorang istri agar selalu menasehati, dan menyelamatkannya dari kotoran maksiat yang ia timpa. Dan jangan menghadapinya dengan ekspresi yang tak layak, memaki, marah, mengajak permusuhan setiap harinya dengan omongan, tetapi jadilah pengajak kebaikan bukan penghukum.
Seorang pendakwah, ia dianjurkan untuk memakai metode bijak dan nasehat baik, serta perdebatan layak yang sesuai dengan jalan kebenaran. Seperti yang Allah firmankan:
اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik.” (QS. An Nahl: 125)
Pada saat berbicara diserukan dengan cara yang lembut, sesuai dengan firman Allah SWT:
فَقُوْلَا لَهٗ قَوْلًا لَّيِّنًا لَّعَلَّهٗ يَتَذَكَّرُ اَوْ يَخْشٰى
Artinya: “Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir‘aun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut.” (QS. At Thaha: 44)
Begitu juga firman-Nya yang lain: surah Al-Baqarah Ayat 83,
وَقُوْلُوْا لِلنَّاسِ حُسْنًا
Artinya: “…Dan bertuturkatalah yang baik kepada manusia…” (QS. Al Baqarah: 83)
10. Pemaaf adalah orang yang berjiwa besar. Pengakuan atas kesalahan adalah hal yang mulia
Setiap anak keturunan Nabi Adam a.s. bersalah, dan sebaik-baik jalan agar selamat dari hal itu dengan mengaku serta menyesal atas kesalahan yang dilakukan.
Maka dari itu, mungkin pada hari-hari yang lalu suamimu sempat berbuat salah entah dari perkataan maupun perbuatan, karenanya jangan bergegas untuk mencaci dan mencemooh, lalu kau hembuskan lidahmu seperti pedang dengan kata yang tak layak kepadanya, maafkanlah kesalahannya itu, dan berusaha untuk menjadi golongan yang dipuji oleh Allah SWT dalam firman-Nya:
الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكَاظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ
Artinya: “(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.” (QS. Al Imran: 134)
Apa kau tak mau menjadi salah seorang yang dicintai Allah SWT?!
Mudah-mudahan nasehat serta untain hikmah yang singkat ini bisa bermanfaat untuk saudari muslimah dimana pun berada, dan bisa mempraktekannya di kehidupan sehari-hari serta timbul rumah tangga yang tentram, penuh cinta, kasih sayang, sesuai dengan yang diharapkan suami dan istri.
Allahu a’lam bissowab. Semoga bermanfaat.
Referensi:
- Kitab At-Tanwiratul Fahmiyah Syarh Matn Tazkirah Al-Hadramiyah Fima Wajibu Alan Nisa Min Umurid Diniyah. Karya Al-Habib Muhammad bin Salim bin Hafidz.
- Kitab ‘Isyrun Nasihah Liukhtiy Qabla Zawajiha. Karya Syekh Badr bin Ali bin Tomi Al-Atiybiy.
Oleh: Abdullah Matin As-Syatiri
Jum’at, 28 Mei 2021 M/16 Syawwal 1442 H. Mukalla, Hadramaut, Yaman
Catatan: Tulisan ini terbit pertama kali pada tanggal 06 Juli 2021. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan
https://www.laduni.id/post/read/72580/seuntai-hikmah-untuk-wanita-muslimah.html