Hubungan Akhlak dan Tasawuf Dalam Islam

LADUNI.ID, Jakarta – Dalam islam terdapat istilah akhlak dan tasawuf. Akhlak dan Tasawuf memiliki beragam pendapat dan hubungan yang saling melengkapi. Ajaran mengenai tasawuf, sebetulnya bukanlah ajaran yang baku dalam islam dan disepakati oleh berbagai kalangan ulama. Terdapat berbagai pandangan dan pemikiran yang memberikan sumbangsih pada tasawuf.

Dalam artikel ini sekedar membahas benang merah Akhlak dan Tasawuf secara umum saja namun tidak menggali lebih mendalam mengenai apa tasawuf dan berbagai aliran mengenai hal tersebut. Hal ini agar dapat sesuai dengan Tujuan Penciptaan Manusia , Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam yang telah ditetapkan  Allah SWT, ketika akan dilaksanakan.

Pengertian Tasawuf
Istilah tasawuf berasal dari kata sufi yang artinya suci. Tasawuf memang berasal dari golongan para sufi yang senantiasa menghubungkan ajaran agama dengan perasaan cinta mendalam dan kesucian hati. Untuk itu, tasawuf diartikan sebagai penyucian hati dan menjaganya agar tidak mendapatkan cedera, kotor, dan selanjutnya dapat menjadikan hati jernih serta harmonis dengan hubungan antara manusia dan Tuhan.

Ilmu Tasawuf sendiri menjelaskan mengenai cara cara mengembangkan ruhani manusia untuk dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam derajat tertentu, terdapat istilah Makrifat yang berarti telah bersatu dengan Tuhan. Itulah yang menjadi pencapaian tertinggi atau tujuan tertinggi dari tasawuf.

Tasawuf mengedepankan kedisiplinan dalam beribadah, konsentrasi terhadap tujuan hidup menuju kepada Allah SWT, serta membebaskan diri dan keterikatan manusia dengan kehidupan duniawi. Tasawuf mengajarkan untuk tidak mencintai dunia yang fana serta mengharapkan hanya keridhoan Allah SWT semata. Dunia yang fana hanya akan membuat manusia lupa akan cinta pada yang sebenarnya yaitu hakikat cinta hanya kepada Allah SWT. Untuk itu, hal-hal yang duniawi tentu akan dijauhi dan dikurangi oleh orang-orang sufi.

Dasar Ajaran Tasawuf
Dasar dari ajaran tasawuf adalah mensucikan diri dari dosa, mencari Ridho Allah SWT, dan hidup dalam keadaan zuhud. Mereka menghiasi hati dengan cinta dan menghias diri dengan akhlak yang mulia. Ajaran tasawuf ini disandarkan dari beberapa pandangan, diantaranya adalah.

Pandangan Bahwa Perilaku Nabi Muhammad SAW adalah Nilai Sufisme.
Perilaku Nabi Muhammad SAW bagi ulama sufisme adalah cerminan dari perilaku tasawuf. Diantaranya adalah berdiam diri di gua hira, hidup zuhud atau sederhana, tidak memiliki kecintaan terhadap harta duniawi, senantiasa melakukan pendekatan diri terhadap Allah SWT baik lewat zikir, doa, dan shalat.

Pandangan mengenai tasawuf juga timbul karena pandangan akan sifat Nabi Muhammad SAW seperti bertaubat, sabar, tawakal, dan ridha atas apa yang diberikan Allah SWT.
Perilaku tersebut dianggap sesuai dengan ajaran tasawuf dan sesuai dengan tujuan untuk meraih keridhoan Allah SWT.

Ayat dalam Al-Quran
Di dalam ayat Al-Quran juga terdapat ayat-ayat yang menjadi dasar bagi ajaran Tasawuf, diantaranya adalah:

قَدْ اَفْلَحَ مَنْ زَكّٰىهَاۖ (٩)

وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسّٰىهَاۗ (١٠)

“Sungguh beruntung orang yang menyucikan jiwanya, dan sungguh merugi orang yang mengotori jiwanya” (QS. Asy-Syams  91:9,10)

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa orang-orang yang beruntung adalah orang yang mensucikan jiwa sebagaimana dari tasawuf. Untuk itu, ayat ini menjadi pendorong bagi umat muslim untuk senantiasa memelihara hati dan menjaganya agar tidak terkotori oleh hal-hal duniawi atau hal-hal yang merusak ketentraman jiwa.           

Selain itu disampaikan pula dalam ayat berikut bahwa ayat ini mendorong untuk senantiasa mencintai Allah SWT  dan Allah SWT akan mengampuni dosa bagi yang mencintai Allah SWT. Tentu ini pun juga menjadi dasar akan tasawuf bahwa kecintaan pada Allah SWT adalah segala-galanya.

قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ (٣١)

“Katakanlah, “Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran: 31)

Pengertian dan Dasar Akhlak Islam
Akhlak dalam islam adalah landasan mengenai perhitungan baik atau buruknya sesuatu. Landasan akhlak dalam islam didasarkan pada aspek KeTuhanan dimana benar atau salahnya serta baik atau buruknya akhlak bergantung kepada apa yang disampaikan oleh Allah SWT. Pertimbangan akhlak islam diantaranya berdasar kepada:

Kepatuhan dan Ketaatan Kepada Allah SWT.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا ࣖ (٥٩)

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taati Rasul-Nya dan Ulil Amri diantara kamu, kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur`an) dan Rasul (sunnahnya) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir, yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An-Nisa 4:59)

Akhlak islam mengarahkan untuk taat kepada Allah SWT dan melarang untuk mengikuti selain dari perintah NYA. Untuk itu, akhlak islam didasarkan kepada kepatuhan dan ketaatan hanya kepada Allah SWT. Baik dan Buruknya adalah sesuai dari perkataan Allah SWT bukan manusia atau ajaran-ajaran yang bukan berasal dari islam.

Contoh dari Rasulullah SAW.

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ (٢١)

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (iaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
(QS. Al-Ahzab 33: 21)

Dalam islam sendiri telah dijelaskan bahwa Rasulullah adalah teladan bagi umat islam. Untuk itu, akhlak yang baik akan tercermin dari bagaimana Rasulullah SAW berperilaku dan mencontohkan. Bisa dilihat dari tujuan perilaku atau teknis perilaku yang dicontohkan Rasulullah SAW.

Hukum Keseimbangan atau Sunnatullah di Alam.
Selain dari apa yang Allah SWT perintahkan dan rasul contohkan ada pula hukum-hukum Allah SWT yang ada di alam dan hanya dapat ditangkap dan dipahami oleh orang-orang yang berakal, Diantaranya adalah ayat berikut yang melarang manusia untuk merusak hukum keseimbangan. Akhlak yang buruk pasti akan merusak, akhlak yang baik akan mengarahkan pada keseimbangan.
(QS. Ar Rahman 55:7-9)

وَالسَّمَاۤءَ رَفَعَهَا وَوَضَعَ الْمِيْزَانَۙ (٧)

“Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan).”

اَلَّا تَطْغَوْا فِى الْمِيْزَانِ (٨)

“Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu.”

وَاَقِيْمُوا الْوَزْنَ بِالْقِسْطِ وَلَا تُخْسِرُوا الْمِيْزَانَ (٩)

“Dan Tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu.”
(QS. Ar Rahman 55:7-9)

Hubungan Akhlak dan Tasawuf
Dalam ajaran akhlak islam dan tasawuf tentu tidak ada yang bertentangan secara substansi. Akhlak islam menginginkan umat islam mendapatkan kemuliaan akhlak berdasarkan agama sedangkan tasawuf pun menuju kepada hal tersebut. Titik tekan akhlak islam berlandaskan 3 hal yang telah disebutkan di atas, sedangkan tasawuf pada kecintaan dan kebersihan jiwa. Penerapannya mungkin tasawuf memiliki hal yang berbeda, namun secara tujuan tidaklah bertentangan. Ajaran Tasawuf dan akhlak sama-sama tidak menginginkan keburukan dan kerusakan yang terjadi.

Hal ini dapat dirangkum dalam hal berikut mengenai Hubungan Akhlak dan Tasawuf :
Sama-sama berorientasi kepada kecintaan dan ketaatan kepada Allah SWT
Sama-sama berorientasi kepada kemuliaan akhlak dan kebersihan jiwa
Sama-sama mengarahkan kepada terciptanya kebaikan di dunia dan akhirat.

Untuk memuliakan akhlak sejatinya kita juga bisa kembali melaksanakan sunnah rasul. Tasawuf tentu tidak dilarang secara praktik jika tidak ada hal yang bertentangan dengan Al-Quran, Sunnah, rukun iman, rukun islam, dan fungsi agama. Hal ini dapat diperkuat misalnya dengan cara melaksanakan Sunnah Sebelum Tidur , Adab Ziarah Kubur , Cara Makan Rasulullah , melaksanakan  Cara Mandi Dalam Islam , Zikir Sebelum Tidur , melaksanakan Macam Macam Shalat Sunnah, melaksanakan Proses Pemakaman Jenazah Menurut Islam, dan sebagainya.

___________________

Sumber :  Dari Berbagai Sumber Kajian Tasawuf

https://www.laduni.id/post/read/517140/hubungan-akhlak-dan-tasawuf-dalam-islam.html