Buletin Jumat Laduni.ID resmi untuk dicetak jarak jauh
Laduni.ID, Jakarta – Salah satu sikap yang tercela dari sebagian ahli kitab (Yahudi dan Nasrani), mereka enggan membayar hutang mereka atau menepati janji mereka. Hal ini terjadi biasanya pada hutang-hutang dalam jumlah yang kecil. Apabila hutang itu jumlahnya besar, mereka akan membayarnya, karena hal itu akan langsung berpengaruh pada kepercayaan orang lain terhadap mereka. Sebaliknya apabila hutangnya itu kecil, mereka merasa akan dapat dilupakan begitu saja. Sikap seperti ini mereka lakukan karena beranggapan bahwa bangsa-bangsa di luar Yahudi dianggap sebagai bangsa yang ummi (tidak pandai membaca dan menulis). Mereka menganggap orang-orang ummi yang tergolong bukan orang-orang Yahudi adalah orang-orang yang bodoh, orang-orang yang mudah dibohongi atau ditipu. Sikap seperti ini merupakan suatu pengkhianatan terhadap kebenaran ajaran agama yang diajarkan para Nabi dan Rasul melalui kitab sucinya.
Dalam ajaran agama ditetapkan agar setiap orang bersikap jujur, menepati janji, melaksanakan amanat, dan membayar segala jenis hutang yang dilakukan. Sikap ini harus dipraktikkan sama, baik kepada orang-orang yang seagama, atau yang berbeda agama. Demikian juga harus sama baik terhadap kelompok orang dalam satu bangsa, ataupun bangsa lain yang berbeda. Sebagian dari ahli kitab, menyampaikan kecurangan yang dilakukannya itu dengan alasan melaksanakan ajaran dari al-Kitab. Mereka berbuat dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui dan menyadarinya. Sikap ini akan menjauhkan mereka dari ajaran agama yang mereka peluk dan mengantarkan mereka pada kehidupan yang tercela, baik dalam kehidupan dunia, maupun dalam kehidupan akhirat.
Meskipun ayat ini ditujukan pada kaum Ahli Kitab, sesungguhnya memberikan pelajaran kepada kita umat Islam agar tidak melakukan hal seperti itu, karena sangat tercela dan dimurkai oleh Allah s.w.t.. Dalam kehidupan masyarakat banyak kita jumpai orang-orang yang meminjam harta orang lain dengan jumlah yang kecil, kemudian mereka tidak membayar, karena berhutang dalam jumlah yang kecil ini baisanya tidak disertai dengan transaksi yang tertulis, sehingga sulit membuktikannya. Orang-orang yang memiliki hati yang curang, memanfaatkan kelemahan itu sehingga mereka merasa tidak ada masalah apabila tidak membayar hutang, karena jumlahnya sedikit. Padahal, yang namanya hutang, banyak atau sedikit harus dibayar dengan lunas, tidak boleh diingkari atau dipungkiri.
Dalam ayat berikutnya ditegaskan bahwa sikap mereka itu sangat tercela dan dimurkai oleh Allah. Sebaliknya mereka yang menepati janji dan senantiasa bertakwa kepada Allah akan memperoleh kesuksesan.
بَلٰى مَنْ اَوْفٰى بِعَهْدِهٖ وَاتَّقٰى فَاِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِيْنَ (٧٦)
“(Bukan demikian), sebenarnya barang siapa yang menepati janji (yang dibuat) nya dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa”. (QS. Ali Imran, 03:76).
Ayat ini membantah segala kekeliruan mereka dan sekaligus meluruskan, bahwa barang siapa yang menepati janjinya, membayar hutangnya dengan baik, dan melaksanakan amanah dengan sempurna, mereka tergolong orang-orang yang bertakwa. Mereka yang bertakwa akan memperoleh keridhaan dan kasih sayang Allah s.w.t. dalam segala kehidupannya, baik pada masa kini, maupun pada masa yang akan datang.
_______________________________________________
Buletin Jum’at laduni.ID edisi 34 file PDF bisa dibaca dan DOWNLOAD DI SINI
Simak Biografi KH. Sanusi Baco
Simak juga inovasi Laduni.ID dalam menampilkan grafis chart silsilah guru beliau Di SINI
https://www.laduni.id/post/read/517182/buletin-jumat-laduniid-edisi-34.html