sufinews.com. Ada sebuah peristiwa yang membuat ulama besar Hasan Al Basri menangis. Kisah ini bermula dari pertemuan dengan orang Khawarij yang selalu datang di majelis taklimnya. Orang Khawarij datang ke tempat pengajian Hasan al Basri tidak untuk mengaji melainkan untuk mengganggu.
Perilaku orang Khawarij tersebut membuat para santri Hasan Al Basri menjadi gerah. Ketika salah satu jamah tidak tahan dan berkata kepada Hasan Al Basri. “Mengapa tidak engkau laporkan kepada Amir (pemimpin) di sini agar disingkirkan orang yang mengganggu ini?, ” tanya jamaah tersebut ke Hasan Basri.
Namun ulama tersebut hanya mendengar saja dan diam tidak menjawab. Keesokan harinya orang yang sama datang di tempat Hasan Al Basri mengadakan pengajian . Kemudian orang Khawarij tersebut mengganggu lagi. kali ini Hasan al Basri sepertinya tidak tinggal diam, kemudian beliau berdoa : “Ya Allah, Engkau telah mengetahui gangguan dia terhadap kami. Maka singkirkanlah dari kami dengan cara yang Engkau kehendaki.”
Ada sebuah peristiwa yang membuat ulama besar Hasan Al Basri menangis. Kisah ini bermula dari pertemuan dengan orang Khawarij yang selalu datang di majelis taklimnya. Orang Khawarij datang ke tempat pengajian Hasan al Basri tidak untuk mengaji melainkan untuk mengganggu.
Sesaat setelah selesai berdoa, tiba-tiba atas kekuasaan dari Allah SWT, lelaki yang mengganggunya itu jatuh tersungkur. Melihat kejadian yang tiba- tiba ini para jamaah kemudian mengerumuninya dan mengantarkan ke rumahnya. Namun nyawa lelaki itu tidak tertolong dan ia meninggal di atas pembaringan. Kejadian yang mengejutan tersebut membuat Hasan Al Basri menangis. tangis tidak hanya berhenti ketika lelaki itu meninggal saja. Ketika beliau ingat peristiwa tersebut selalu menangis. Hasan al Basri selalu mengatakan kepada orang-orang,” Demi Allah saya tidak bermaksud membuatnya celaka.”
Khawarij adalah salah satu sekte yang memberi banyak pengaruh terhadap gerakan ekstremisme dalam tubuh Islam. Keberadaan mereka sempat mengubah potret ajaran Islam yang rahmatan lil alamin menjadi wajah yang intoleran dan penuh kebencian terhadap sesama Muslim.
Sedangkan Hasan al-Basri adalah ulama besar yang lahir di Madinah pada tahun 21 Hijrah (642 Masehi). Pada usia 14 tahun, Hasan al Basri pindah ke kota Basrah, Irak, dan kemudian menetap. Hasan Al Basri dikenal sebagai tabi’in (generasi setelah sahabat) dan termasuk ulama terkemuka dalam peradaban Islam. Beliau wafat di Basrah, Iraq, pada hari Jum’at 5 Rajab 110 Hijrah (728 Masehi), pada umur 89 tahun.
http://www.sufinews.com/peristiwa-yang-membuat-hasan-al-basri-selalu-menangis/