Daftar Isi
1. Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1 Lahir
1.2 Riwayat Keluarga
2. Sanad Ilmu dan Pendidikan
1.1 Masa Menuntut Ilmu
2.1 Guru-guru
3. Karya, Karier, dan Penghargaan
3.1 Karya-Karya
3.2 Karier
3.2 Penghargaan
4. Referensi
1. Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1 Lahir
Dr. Dra. Hj. Sinta Nuriyah Wahid., M.Hum lahir pada 08 Maret 1948, di Kabupaten Jombang putri dari H. Abdullah Syukur, pedagang daging terkenal, Beliau dibesarkan dalam lingkungan pesantren. Bahkan pendidikan dasar hingga menengah tak jauh dari lingkungan agama. Puncaknya, dengan mengikuti pendidikan pesantren mualimat khusus perempuan.
1.2 Riwayat Keluarga
Memasuki usia remaja, beliau dijodohkan dengan anak kiai besar NU bernama Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Kisah cinta Hj. Sinta Nuriyah Wahid dengan Abdurrahman Wahid ini menarik. Gus Dur merupakan gurunya ketika belajar di Muallimat. Mereka dijodohkan oleh Kiai Fatah, pamannya Abdurrahman Wahid.
Gus Dur segera mengiyakan tawaran itu. Namun, Hj. Sinta Nuriyah Wahid belum bersedia lantaran trauma dengan salah seorang guru yang pernah meminangnya ketika masih berusia 13 tahun.
Celakanya, nama guru itu juga Abdurrahman. Namun, akhirnya mulai simpati kepada Gus Dur setelah saling berhubungan melalui surat, melalui surat-surat itulah beliau bisa mengetahui kepribadian Gus Dur yang lembut dan tajam pikirannya.
Setelah sekian lama bertukar surat, Gus Dur pun melamarnya, namun Hj. Sinta Nuriyah Wahid masih bimbang, tapi lama-lama kelamaan akhirnya beliau memutuskan menerima Gus Dur sebagai teman hidupnya. Pada pertengahan 1966, Gus Dur meminangnya,lalu keduanya bertunangan.
Dua tahun kemudian, September 1968, Gus Dur akhirnya menikahi Hj. Sinta Nuriyah Wahid. Tapi pernikahan keduanya bisa dibilang unik. Sebab Gus Dur berada jauh di Kairo, Mesir, sekitar 12.000 km dari Jombang, Jawa Timur, Indonesia, tempat Hj. Sinta Nuriyah Wahid berada.
Karena Gus Dur tidak bisa datang saat pernikahan, akhirnya dia diwakili kakeknya, Kiai Bisri Syansuri yang berusia 81 tahun dan membuat heboh tamu undangan. Keduanya sepakat bakal menikah lagi setelah sama-sama lulus kuliah. Dan benar saja, sepulang dari Mesir, yang pertama dilakukan oleh Gus Dur adalah nikah lagi dengan gadis yang dicintainya Hj. Sinta Nuriyah Wahid. Pernikahan beliau dikaruniai 4 anak:
- Alissa Qotrunnada Munawaroh (Lissa)
- Zannuba Arifah Chafsoh (Yenny)
- Anita Hayatunnufus (Nita)
- Inayah Wulandari (Ina)
2. Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau
2.1 Masa Menuntut Ilmu
Pendidikan yang beliau tempuh yaitu:
- MI (SD) Jombang tahun 1958.
- MM (Madrasah Mualimat) Baharul Ulum, Jombang, Tambak Beras, Jawa Timur tahun 1964.
- MA (Madrasah Aliyah) Mual’limin Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jombang, Jawa Timur tahun 1967.
- Strata Satu (SI) Fakultas Syariah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 1971.
- Strata Dua (S2) Program Kajian Wanita Program Pascasarjana Universitas Indonesia Jakarta. 1975
2.2 Guru-Guru
- KH. Abdul Wahab Chasbullah
- KH. Bisri Syansuri
- KH. Achmad Athoillah
- KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
3. Karya, Karier. dan Penghargaan
3.1 Karya-karya
- Perempuan dan Pluralisme, (LkiS: 2019)
- Pesantren Tradisi dan Kebudayaan, (LkiS: 2019)
- Romantika Kehidupan: Kumpulan Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan, (Yayasan Puan Amal Hayati: 2009)
- Forum Kajian Kitab Kuning (FK3): Kembang Setaman Perkawinan “Analisis Kritis Kitab ‘Uqud Al Lujjayn”, (Penerbit Buku Kompas: 2005)
- Forum Kajian Kitab Kuning (FK3): Wajah Baru Relasi Suami-Istri “Telaah Kitab ‘Uqud Al Lujjayn”, (LKiS Yogyakarta: 2001)
3.2 Karier
Hj. Sinta Nuriyah Wahid karier berbagai bidang dari beliau menjadi pengajar hingga menjadi jurnalis aktif di komisi wanita hingga menjadi Ibu negara, berikut karier beliau:
- Tenaga pengajar di Pesantren Mambaul Ma’arif, Denanyar,Jombang
- Tenaga pengajar di Universitas Hasyim Asy’ari, Tebuireng, Jombang
- Tenaga Pengajar di Universitas Darul Ulum, Rejoso, Jombang
- Jurnalis Majalah Keluarga Zaman tahun 1980-1985
- Wartawan Majalah Matra
- Dewan Penasehat Komnas HAM
- Ketua Pelapor Khusus Kebebasan Beragama Komnas Perempuan
- Anggota Kongres Wanita Indonesia (KOWANI)
- Komisi Nasional Kedudukan Wanita Indonesia
- Pendiri Yayasan Puan Amal Hayati yang bergerak dalam bidang advokasi dan konseling terhadap perempuan dan anak korban kekerasan
- Pendiri Yayasan al-Munawaroh (bergerak pada pemberian bantuan dana/ beasiswa kepada anak sekolah, keluarga tidak mampu, para penyandang cacat, dan korban bencana), tahun 1996
- Ibu Negara, 1999-2001
- A’wan PBNU
3.3 Penghargaan
Banyak penghargaan yang beliau peroleh terutama di kegiatan perlindungan wanita berikut penghargaan-penghargaan beliau:
- Penghargaan dari The Purnomo Yusgiantoro Center dalam PYC Award 2019 berupa Apreciation: In Recognition of Your Mutual Cooperation with PYC (2019)
- Piagam penghargaan dari Kongres Wanita Indonesia (Kowani) sebagai Ibu Bangsa (2018)
- Masuk daftar 100 orang tokoh paling berpengaruh di Dunia versi Majalah Time, dalam kategori tokoh pejuang perempuan dan kaum minoritas (2018)
- Memperoleh penghargaan Internasional, sebagai 11 Perempuan Paling Berpengaruh versi Harian New York Times (2017)
- Piagam Penghargaan dari Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-Pancasila) sebagai Tokoh Penggiat Sosial (2017)
- Piagam Penghargaan dari Menteri Sosial RI sebagai Pelopor Gerakan Aksesibilitas Umum Nasional (GAUN) untuk Penyandang Disabilitas (2015)
- Lifetime Achievment Award dari Media Rakyat Merdeka Online sebagai Pejuang Perempuan dan Kaum Minoritas (2013)
- Penghargaan dari Kakorlantas Polri sebagai Pelopor Keselamatan Lalu Lintas (2013)
- Soka Women’s College Comendation of Friendship dari Soka Women’s College UniversitasSoka sebagai Pejuang Perempuan (2012)
- Bintang Jasa Adipradana dari Negara Republik Indonesia sebagai Pendamping PresidenAbdurrahman Wahid dan Pejuang Kemanusiaan (2011)
4. Referensi
Nyai Hj. Sinta Nuriyah Wahid Sang Tokoh Perempuan NU
Artikel ini sebelumnya diedit tanggal 22 November 2021, dan terakhir diedit tanggal 02 September 2022.
https://www.laduni.id/post/read/67995/biografi-dr-dra-hj-sinta-nuriyah-wahid-mhum.html