Anjuran Membaca Kitab Ilmu Hakikat Menurut Syekh Abdul Karim Al-Jili

Sebagian ulama melarang kepada murid-muridnya untuk muthala’ah atau membaca kitab-kitab yang menjelaskan tentang ilmu hakikat. Kenapa mereka melarang kepada murid-muridnya untuk muthala’ah atau membaca kitab-kitab ilmu hakikat? Karena kebanyakan murid sulit untuk mencerna atau memahami isi kandungan kitab-kitab ilmu hakikat.

Adapun seorang murid atau santri yang keliru memahami isi atau kandungan kitab-kitab ilmu hakikat, maka akan berimbas kepada pemikiran yang menyesatkan. Berbeda dengan seorang murid atau santri yang sudah berkecimpung dengan kitab-kitab tasawut dan ia sudah kuat pemahaman agamanya, tentunya bagi mereka tidak ada larangan untuk membaca kitab-kitab ilmu hakikat.

Anjuran membaca kitab-kitab ilmu hakikat dikemukakan seorang ulama sufi yaitu, Syekh Abdul Karim bin Ibrahim Al-Jili. Beliau menegaskan dalam karyanya, Maratibul Al-Wajud Fi Haqiqati Kullu Al-Maujud (Juz, 1, Hlm. 11)  Adapun kutipannya sebagai berikut:

وأما من كان ذا عقل ذكى وفهم على ، وإيمان قوي ، يأخذ من كتبنا كل ما يأخذه وينال منها كل مقصده

Dan adapun orang yang mempunyai kecerdasan akal dan pemahaman yang tinggi dan imam yang kuat, maka dia akan mengambil dari kitabku, segala atau setiap sesuatu yang mereka ambil dan memperoleh setiap yang mereka tuju.

ولقد رأيت في زماننا هذا طائفة كثيرة من كل جنس من أجناس العرب والفرس والهند والـتـرك ، وغير ذلك من الأجناس كلهـم بـلـغـوا بمطالعة كتب الحقيقة مبالغ الرجال ، ونالوا منهـا مـقـاصـد الآمال

Baca juga:  Wayang dan Suluk: Belajar Tasawuf dan Tafsir Bambang Ekalaya

Dan sungguh aku melihat di zamanku ini banyak kelompok dari setiap jenis berbagai jenis atau kelonpok orang Arab, Faris, India, Turki dan lain sebagainya dari beberapa jenis. Mereka semuanya telah sampai dengan memuthala’ah kitab-kitab hakikat kepada tingkatan-tingkatan wali. Dan mereka memperoleh berbagai tujuan cita-cita dari memuthala’ah kitab-kitab hakikat tersebut.

فمن أضاف بعد ذلك إلى علمه وفضله سلوكا واجـتـهـادا صـار من الكمل ، ومن وقف بعد علمه كان من العارفين

Maka barangsiapa yang menggabungkan atau menyandarkan kepada ilmunya dan keutamaannya setelah mempelajari atau memuthala’ah kitab-kitab hakikat kepada suatu jalan atau suluk dan bersungguh-sungguh, maka jadilah dia sebagian dari kesempurnaan, dan barangsiapa yang berhenti setelah mengetahuinya maka dia sebagian dari orang-orang yang arif.

Anjuran membaca kitab-kitab ilmu hakikat hanya untuk murid yang sudah memahami berbagai leteratur ilmu agama, dan kuat dalam memegang agamanya. Syekh Abdul Karim bin Ibrahim Al-Jili menambahkan bahwa muthala’ah atau membaca kitab-kitab ilmu hakikat lebih utama dari amal atau perbuatan para salikin (orang-orang yang berjalan menuju Allah) Dan orang yang berkumpul atau bermujalasah dengan para wali atau ahli hakikat itu lebih utama daripada membaca kitab-kitab ilmu hakikat.

Menurut penuturan Syekh Abdul Karim bin Ibrahim Al-Jili ahli agama yang jarang membaca kitab-kitab ilmu hakikat ia terhutung sebagai anak kecil maksudnya masih minim pengetahuan tentang ilmu hakikat, berbeda dengan ahli agama yang selalu membaca kitab-kitab ilmu hakikat ia bagaikan orang-orang yang telah dewasa yang sudah matang pengetahauannya. Terkait hal tersebut Syekh Abdul Karim bin Ibrahim Al-Jili mengutip sebuah syair karya Syekh Abu Bakar bin Muhammad Al-Haqaq:

Baca juga:  Macam-Macam Penyakit Hati dan Cara Menyembuhkannya

وقد تبنيت آبائي على ثقة #  ولا محالة أني وجه أب

Dan sungguh Aku telah mengangkat anak pada ayah-ayahku di atas kepercayaan. Dan pasti sesungguhnya aku adalah wajah ayah.

Oleh karena itu tekunlah membaca kitab-kitab ilmu hakikat dan berusaha mengamalkan isinya, Insya Allah kamu akan sampai pada tujuanmu yaitu menjadi seorang hamba yang akan dicintai oleh Allah SWT. Wallahu A’lam Bissawab.

https://alif.id/read/hosi/anjuran-membaca-kitab-ilmu-hakikat-menurut-syekh-abdul-karim-al-jili-b247449p/