Empat Hadis Keistimewaan Nabi Muhammad SAW

LADUNI.ID, Jakarta – Rasulullah Shallallohu Alaihi Wasallam adalah manusia agung yang penuh dengan keistimewaan. Seorang muslim sudah seharusnya meneladani perilaku yang dicerminkan oleh Rasulullah Shallaallahu Alaihi Wasallam.

Sebagai seorang utusan Allah SWT, Rasulullah Shallallohu Alaihi Wasallam memiliki empat sifat-sifat wajib yang dimiliki oleh rasul. Keempat sifat wajib rasul tersebut antara lain Siddiq (benar dan jujur), Amanah (dipercaya), Tablig (menyampaikan), dan Fatanah (cerdas).

Lawan dari sifat wajib adalah sifat mustahil bagi rasul. Sifat mustahil bagi rasul antara lain khizib (dusta), khiyanah (curang), kitman (menyembunyikan), dan baladah (bodoh). Sifat mustahil bagi rasul ini pastinya tidak ada pada diri seorang Rasulullah Shallallohu Alaihi Wasallam.

Selain memiliki sifat wajib rasul, Rasulullah Shallallohu Alaihi Wasallam juga ternyata punya keistimewaan. Sedikit orang mengetahui keistimewaan dari Rasulullah Shallallohu Alaihi Wasallam

Berikut adalah dalil yang menjelaskan tentang keistimewaan Rasulullah Shallallohu Alaihi Wasallam.

1. Nabi Muhammad Shollallohu Alaihi Wasallam. Tidak Punya Bayangan

Dalam kitabnya Subulul-Huda war-Rasyad, Muhammad bin Yusuf As-Shalihi mengutip pendapat Ibn Sab’ bahwa Rasulullah Shallallohu Alaihi Wasallam. tidak memiliki bayangan. Pasalnya, beliau adalah cahaya. Sementara cahaya tidak akan mengeluarkan bayangan jika tersorot  cahaya lain.

وقال ابن سبع رحمه اللَّه تعالى: في خصائصه: إن ظله صلى اللَّه عليه وسلم كان لا يقع على الأرض وإنه كان نوراً وكان إذا مشى في الشمس أو القمر لا يظهر له ظل.

Ibnu Sab’ menyebutkan beberapa keistimewaan Rasulullah Shallallohu Alaihi Wasallam. Di antaranya bayangan beliau tidak tampak pada tanah. Pasalnya, beliau adalah cahaya. Sehingga jika beliau berjalan di bawah sinar matahari atau cahaya bulan, tidak akan tampak bayangan padanya. (Lihat: Kitab Subulul-Huda war-Rasyad, juz 2, halaman 90, Beirut, Darul Kutub Ilmiyah).    

2. Hati Rasulullah Shallallohu Alaihi Wasallam. Tetap Terjaga Meski Kedua Mata Tepejam.

Keistimewaan lainnya, hati Rasulullah Shallallohu Alaihi Wasallam. tidak pernah tidur walau kedua matanya tertidur. Hal itu diakui langsung oleh Rasulullah Shallallohu Alaihi Wasallam. saat ditanya oleh istrinya, Siti Aisyah.

  عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ، أَنَّهُ سَأَلَ عَائِشَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، كَيْفَ كَانَتْ صَلَاةُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي رَمَضَانَ؟ فَقَالَتْ: مَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَزِيدُ فِي رَمَضَانَ، وَلَا فِي غَيْرِهِ، عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً. يُصَلِّي أَرْبَعًا، فَلَا تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ، ثُمَّ يُصَلِّي أَرْبَعًا، فَلَا تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ، ثُمَّ يُصَلِّي ثَلَاثًا. فَقَالَتْ عَائِشَةُ: فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَتَنَامُ قَبْلَ أَنْ تُوتِرَ؟ فَقَالَ: يَا عَائِشَةُ إِنَّ عَيْنَيَّ تَنَامَانِ وَلَا يَنَامُ قَلْبِي

Abu Salamah bin Abdurrahman bin Auf pernah bertanya kepada Siti Aisyah, istri Rasulullah Shallallohu Alaihi Wasallam. tentang bagaimana shalatnya Rasulullah Shallallohu Alaihi Wasallam. pada bulan Ramadhan. Siti Aisyah menjawab, “Baik di dalam bulan Ramadhan maupun di luar Ramadhan, Rasulullah Shallallohu Alaihi Wasallam. shalat tidak lebih dari 11 rakaat. Beliau tunaikan empat rakaat. Jangan engkau tanyakan bagus dan lamanya. Kemudian beliau tunaikan lagi empat rakaat. Jangan engkau tanyakan bagus dan lamanya. Kemudian beliau tunaikan lagi tiga rakaat.” Siti Aisyah berkata, “Aku sempat bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apakah engkau tidur sebelum menunaikan witir?’ Beliau menjawab, ‘Wahai Aisyah, sesungguhnya walau kedua mataku  tidur, tetapi hatiku tidak tidur,’” (HR. Imam Malik).

3. Tidak Pernah Menguap

Imam Ibnu Hajar Al-‘Asqalani menyebutkan dalam Syarah Shahih Al-Bukhari bahwa para nabi tidak pernah menguap, termasuk Rasulullah Shallallohu Alaihi Wasallam. Selain itu, menguap adalah perkara yang tidak disukai Allah dan disenangi oleh setan. Pasalnya, menguap disebabkan oleh banyaknya makan, kenyangnya perut, dan lesunya badan, sehingga berujung pada malasnya beribadah._ (Lihat: Ibnu Hajar Asqolani, Kitab Syarah Shahih Al-Bukhari,).

Sementara para nabi terjaga dari perkara-perkara yang mengurangi derajat kenabiannya.

Hal itu dikuatkan dalam sejumlah Hadis, di antaranya:

التَّثَاؤُبُ مِنَ الشَّيْطَانِ، فَإِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ، فَإِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا قَالَ: هَا، ضَحِكَ الشَّيْطَانُ

Menguap itu berasal dari setan. Jika salah seorang dari kalian menguap, maka tahanlah semampu mungkin. Sesungguhnya, jika salah seorang dari kalian berkata ‘hah’, maka setan tertawa, (HR. Imam Al-Bukhari no.5758).

Bahkan, dalam Hadis lain, setan disebutkan turut masuk ke dalam diri seseorang, manakala dirinya menguap:

إِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فِي الصَّلَاةِ، فَلْيَضَعْ يَدَهُ عَلَى فِيهِ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ مَعَ التَّثَاؤُبِ

Jika salah seorang dari kalian menguap di saat shalat, maka letakanlah tangan pada mulutnya. Sesungguhnya, setan turut masuk bersamaan dengan menguap, (HR. Imam Ahmad).

4. Kotoran Rasulullah Shallallohu Alaihi Wasallam. Diserap oleh Bumi

Dalam As-Sirah An-Nabawiyah, Imam Ibnu Katsir menyebutkan bagaimana pengalaman Laila, pelayan Siti Aisyah, yang tidak mendapati bekas apa pun setiap kali memasuki tempat buang hajatnya Rasulullah Shallallohu Alaihi Wasallam.

Berikut adalah petikan riwayatnya:

ليلى مَوْلَاةُ عَائِشَةَ، قَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّكَ تَخْرُجُ مِنَ الْخَلَاءِ فَأَدْخُلُ فِي أَثَرِكَ فَلَمْ أَرَ شَيْئًا، إِلَّا أَنِّي أَجِدُ رِيحَ الْمِسْكِ؟ فَقَالَ:  إِنَّا مَعْشَرَ الْأَنْبِيَاءِ تَنْبُتُ أَجْسَادُنَا عَلَى أَرْوَاحِ أَهْلِ الْجَنَّةِ، فَمَا خَرَجَ مِنَّا مِنْ نَتْنٍ ابْتَلَعَتْهُ الْأَرْضُ

Laila, pelayan Siti Aisyah, pernah bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasul, setiap engkau keluar tempat buang hajat, aku memasukinya. Namun, aku tidak mendapati apa-apa.” Beliau menjawab, “Sesungguhnya kami, wahai golongan para nabi, tubuh kami tumbuh pada ruhnya para penghuni surga. Kotoran apa pun yang keluar dari kami, pasti akan diserap bumi.” (Lihat: Imam Ibnu Katsir, Kitab As-Sirah An-Nabawiyah, jilid 4, halaman 650).

Demikianlah ulasan tentang 4 Hadis Keistimewaan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, Bisa Jadi Topik Pidato Maulid Nabi. Semoga kita mendapatkan syafaat Rasulullah Shallallohu Alaihi Wasallam.

Sumber : Hadis, Kitab Subulul-Huda war-Rasyad

___________

Catatan: Tulisan ini terbit pertama kali pada Senin, 28 Januari 2019. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan.
Editor : Sandipo
Senin Wage , 08 Mei 2023
Senin : 4
Wage : 4

 

https://www.laduni.id/post/read/52985/empat-hadis-keistimewaan-nabi-muhammad-saw.html