Biografi Prof. Dr. KH. Muhammad Tholhah Hasan

Daftar Isi Profil Prof. Dr. KH. Muhammad Tholhah Hasan

  1. Kelahiran
  2. Wafat
  3. Keluarga
  4. Pendidikan
  5. Aktif di Nahdlatul Ulama (NU)
  6. Jasa-Jasa
  7. Karya-Karya
  8. Chart Silsilah Sanad

 

Kelahiran

Prof. Dr. KH. Muhammad Tholhah Hasan lahir pada 10 Oktober 1936, di Tuban, Jawa Timur. Beliau merupakan putra pertama dari dua bersaudara, dari pasangan KH. Tholhah dan Nyai Anis Fatma.

Sejak usia kanak-kanak beliau sudah ditinggal oleh ayahnya untuk menghadap Sang Kholiq (wafat), kemudian beliau ikut kakek dan neneknya di Lamongan. Sejak saat itu nama ayah dan kakeknya digunakan menjadi satu kesatuan dengan nama beliau yang semula hanya Muhammad, sehingga menjadi Muhammad Tholhah Hasan, yang sekarang panggilan akrab beliau yaitu Kiai Tholhah.

Wafat

Prof. Dr. KH. Muhammad Tholhah Hasan menghadap Sang Khaliq pada Rabu 29 Mei 2019 bertepatan dengan 24 Ramadhan 1440 H di RS Syaiful Anwar Malang pukul 14.10 WIB, beliau dimakamkan di Pemakaman Bungkuk Singosari, Malang.

Keluarga

Prof. Dr. KH. Muhammad Tholhah Hasan menikah dengan Hj. Solichah Noor (anak angkat KH. Masykur yang sebetulnya masih keponakannya sendiri).

Buah dari pernikahannya, beliau dikaruniai tiga anak, yaitu; Dr. Hj. Fathin Furaida Alumni Fakultas Kedokteran Universitas YARSI (Yayasan Rumah Sakit Islam Jakarta). Ir. Nadya Nafis Alumni Fakultas Peternakan/ Jurusan Produksi Ternak Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Ir. Mohammad Hilal Fahmi Alumni Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin Universitas Islam Malang (UNISMA).

Pendidikan

Prof. Dr. KH. Muhammad Tholhah Hasan memulai pendidikanya dengan belajar di Pesantren Keranji dibawah asuhan KH. Mustofa yang sekarang bernama Pesantren Tarbiyatul Waton. Beliau mengaji Al-Qur’an dan kitab-kitab dasar, antara lain Kitab Jurumiyyah, Hadis Arba’in Nawawi dan Taqrib. Beliau juga sempat nyantri di Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, saat itu di asuh KH. Abdul Fatah. Tapi beliau hanya sempat mengaji kitab Fathul Mu’in dan kitab-kitab lainnya tetapi tidak sempat khatam, karena beliau hanya sempat belajar selama 6 bulan saja.

Lalu KH. Tholhah Hasan pindah ke Pondok Pesantren Tebuireng Jombang. Di pondok pesantren ini, beliau mengaji kepada beberapa Kiyai antara lain KH. Adlan Aly, Kiyai Baidlowi, KH. Mahfud, KH. Anwar, KH. Sansuri Badawi, KH. Samsun, dan KH. Idris. Di Tebuireng, beliau sempat mempelajari beberapa kitab, antara lain adalah Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Khozin, Tafsir Jalalain, Tafsir Fathul Wahab dan Fiqih Kifayatul Ahyar.

Kitab-kitab lain yang dipelajari beliau di antaranya adalah Ilmu Nahwu, Sorof, Ushul Fiqih, Ilmu Hisab dan Ilmu Mantiq. Tetapi, KH. Tholhah Hasan lebih banyak mendalami secara khusus, yakni Tafsir dan Hadis di bawah bimbingan KH. Idris dan KH. Adlan Aly (Al-Maghfurlah) sejak 1951 hingga 1956 di Pesantren Tebuireng, Jombang.

Beliau juga pernah mondok posoan di pesantren Al-Hidayah Lasem, Pati, Jawa Tengah, pada waktu itu diasuh oleh Kiyai Ma’sum. Kitab-kitab yang dipelajari antara lain Tajridu As-Sharih, Riyadu As-Shalihin, Shahih Bukhori dan Al-Hikam. Selanjutnya beliau menetap bertahun-tahun di pondok pesantren Miftakhul Ulum Bungkuk, Singosari, Malang, tetapi statusnya di pesantren ini bukan sebagai santri melainkan sebagai pengajar.

Kontribusi Kiyai Tholhah Hasan turut mewarnai dinamika Bangsa ini. Seorang Kiyai dengan latar belakang pendidikan pesantren, yang kemudian melanjutkan pendidikan sarjana mudanya dalam bidang ilmu administrasi, dan mendapat gelar Doctor Honoris Causa (HC.) dalam kajian pendidikan, yang selanjutnya gelar Professor beliau peroleh dalam bidang Ilmu Wakaf.

Aktif di Nahdlatul Ulama (NU)

Dalam organisasi, beliau merupakan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang memulai karirnya sejak dari Ranting sampai Pengurus Besar. KH. Tholhah Hasan pernah menjabat sebagai Ketua Tanfidziyah PBNU (1989-1994) dan menjabat sebagai Wakil Rais ‘Aam Syuriah PBNU (2004). Selain di NU, juga sebagai Anggota Dewan Penasehat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) pusat (1994) dan juga sebagai Wakil Ketua Dewan Penasehat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat (2000).

Sejak kecil, Kiai Tholhah sudah memiliki kemauan keras untuk mencapai cita-cita. Terbukti, sebagian besar waktu beliau dihabiskan membaca dan mempelajari berbagai ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu umum. Kiai Tholhah gemar bermukim di lingkungan yang membuat beliau dapat belajar ilmu dan organisasi. Bahkan beliau kerap ditunjuk sebagai ketua beberapa organisasi kepemudaan dan kemasyarakatan. Misalnya, ketika masih berstatus siswa MTs Tebuireng, Kiai Tholhah mengikuti organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU). Ketika menjadi mahasiswa, Kiai Tholhah berkiprah di organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Setelah lahir Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Kiai Tholhah beralih ke PMII.

Semakin dewasa, semakin kaya pengalaman berorganisasi. Di bidang pendidikan, Kiyai Tholhah dipercaya memegang jabatan: Kepala Sekolah PGA Al-Ma’arif (1962-1965); Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas Sunan Giri di Singosari (1978-1982); Pembantu Rektor I (Bidang Akademik) Universitas Islam Malang atau UNISMA (1981-1985 dan 1985-1989); Rektor UNISMA (1989-1992 dan 1992-1998); serta Dewan Pembina BKS-BTIS (Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Islam Swasta Pusat).

Di bidang pemerintahan, Kiai Tholhah pernah dipercaya menjadi anggota Badan Pemerintahan Harian Pemerintah Daerah (BPH-PEMDA) Kabupaten Malang (1967-1973); Anggota DPRD Kabupaten Malang; hingga akhirnya beliau menorehkan prestasi yang mengagumkan di bidang pemerintahan, yaitu dilantik sebagai Menteri Agama oleh Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), pada tanggal 28 Oktober 1999. Beliau menjabat sebagai Menteri Agama pada tahun 1999-2001.

Jasa-Jasa

Pada bulan Agustus 2008, dalam rangka HUT ke-63 RI, sebanyak 18 tokoh Nasional mendapat anugerah tanda jasa kehormatan dari Presiden SBY, karena dinilai berjasa di berbagai bidang. Kiyai Tholhah termasuk salah satu tokoh yang mendapatkan tanda jasa kehormatan Bintang Mahaputra Adipradana.

Kiyai Tholhah dikenal mewariskan banyak yayasan di banyak tempat. Antara lain: Yayasan Universitas Islam Malang (UNISMA), Yayasan Pendidikan Islam Al-Ma’arif, Singosari; Yayasan Hizbullah, Singosari, Yayasan Sabilillah, Blimbing, Yayasan Panti Asuhan Anak Yatim Babus Salam, Yayasan Pondok Pesantren Teknologi “Ummatan Wasathan”. Adapun warisan yang berupa madrasah atau sekolah, antara lain: TK, SDI, MI, SMPI, MTs, SMAI, MA dan SMK di bawah Yayasan Al-Ma’arif, Singosari; TK dan SDI Sabilillah (inisiator konsep Full Day School / FDS) di bawah Yayasan Sabilillah Blimbing; SMAI di Nongkojajar, Pasuruan hingga Madrasah Aliyah Plus di Pekanbaru Riau.

Kiyai Tholhah juga berhasil mendirikan Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) pada tahun 1970 di Singosari yang sekarang menjadi Rumah Sakit Bersalin (Muslimat Medical Center) di bawah Yayasan Kesejahteraan Ummat dan mendirikan Rumah Sakit Islam UNISMA Malang pada tahun 1994 di bawah naungan Yayasan UNISMA. Beliau juga mendirikan Aswaja Center di Batu, Malang, Pondok Pesantren Modern dan Lembaga Pendidikan Unggulan di Riau, serta Lembaga Pendidikan Unggulan di Kalimantan.

Lebih dari itu, Kiyai Tholhah merupakan sosok ulama multitalenta dan produktif menulis, baik berupa buku, artikel ilmiah, apalagi makalah seminar.

Karya-Karya

Karya-karya beliau tak hanya berupa tulisan, akan tetapi juga berupa fisik lembaga yang telah berhasil beliau kembangkan dari nol. Adapun karya-karya tulis Kiyai Tholhah adalah:

  1. Islam dan Sosio Kultural (Jakarta: Lantabora Press, 2000)
  2. Prospek Islam dalam Menghadapi Tantangan Zaman (Jakarta: Lantabora Press, 2000).
  3. Kado Untuk Tamu-tamu Allah (Jakarta: Lantabora Press, 2000).
  4. Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia (Jakarta: Lantabora Press 2004).
  5. Dinamika Kehidupan Religius (Jakarta: Listarafiska Putra, 2004)
  6. Diskursus Islam Kontemporer (Jakarta: Listarafiska Putra, 20004).
  7. Ahlusunnah Wal Jama‟ah dalam Persepsi dan Tradisi NU (Jakarta, Lantabora Press, 2004).
  8. Agama Moderat: Pesantren dan Terorisme (Jakarta: Listarafiska Putra, 2004).
  9. Apabila Iman Tetap Bertahan (Jakarta: Listarafiska Putra, 2004).

Chart Silsilah Sanad

Berikut ini chart silsilah sanad guru Prof. Dr. KH. Muhammad Tholhah Hasan dapat dilihat di sini.


Artikel ini sebelumnya diedit tanggal 01 September 2022, dan terakhir diedit tanggal 29 Mei 2023.

https://www.laduni.id/post/read/66484/biografi-prof-dr-kh-muhammad-tholhah-hasan.html