Filosofi Sabar yang Terletak di Akhir Asmaul Husna

Suatu sore di pelataran pesantren beberapa anak tampak duduk menggerombol. Terdengar sayup-sayup beberapa dari mereka saling berkata sedikit keras. Rupanya ada gesekan antar santri di sana. Kehidupan di pesantren memang tidaklah mudah. Setiap anak yang berasal dari daerah dan latar belakang yang berbeda menuntut mereka untuk beradaptasi dengan lingkungan dan menerima keadaan. Di samping itu, isi kepala dan emosi harus direndahkan agar tidak terjadi keributan. Singkatnya sabar harus menjadi pakaian wajib bagi santri. Agar gesekan-gesekan antar santri bisa diminimalisasi.

Sabar merupakan sikap mental, akhlak, atau hal yang melekat tanpa harus dipikirkan terlebih dahulu. Sikap sabar sudah melekat pada diri seseorang. Dengan atau tanpa sabar seseorang bisa terlihat dari bagaimana menyikapi masalah atau tekanan yang menghinggapi dirinya. Sabar adalah tindakan menahan diri dari hal-hal yang ingin dilakukan, menahan diri dari emosi, dan bertahan serta tidak mengeluh pada saat sulit atau sedang mengalami musibah. Sabar berarti menahan diri untuk tidak melalukan hal-hal yang ingin dilakukan namun menimbang kemungkinan lain sehingga hal itu tidak sampai keluar dari diri seseorang.

Singkatnya, ketika seseorang diejek atau direndahkan, rasa tidak terima dan ingin membalas pasti menggebu di dada. Namun dengan kesabaran, tindakan untuk membalas bisa diurungkan. Itulah sabar. Diam bukan berarti kelah namun lebih pada menahan diri untuk tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain. Sebab sikap tidak sabar seringkali menimbulkan kerugian.

Sabar merupakan salah satu asmaul husna yang letaknya paling akhir. Iya, sabar menempati urutan ke-99 yang tidak ada asma lain setelahnya. Kenapa sabar yang begitu dahsyat dan perlu dimiliki dan menjadi cerminan manusia malah sengaja diletakkan di paling akhir? Berikut beberapa alasan yang bisa diulik dari sabar yang berada di paling akhir.

Sabar adalah kunci. Kita tahu bahwa jumlah asmaul husna ada 99 yang mana 98 lainnya sudah disebutkan terlebih dahulu baru kemudian as-shaabur yang berarti sabar. Asma Allah yang 99 itu dipungkasi dengan sabar yang mana setelah sifat-sifat lainnya dilakukan atau disebut baru sabar muncul. Kemunculan sabar diakhir menjadi kunci suatu perbuatan dapat dilakukan. Setelah melewati fase kasih sayang, mendengar, mengetahui, melihat, cerdas, dan sifat lainnya tanpa diikuti sifat sabar maka perbuatan itu akan sia-sia. Sebab segala sesuatu tidak selalu sejalan dengan apa yang dikehendaki diri. Manusia masih hidup bersosial dan dipengaruhi oleh lingkungan sekitar baik manusia maupun lingkungan alam. Sehingga dengan kesabaran itulah suatu perbuatan bisa terwujud.

Sabar sudah mencakup segala hal. Sebab sabar berada di akhir, artinya segala hal yang ada sebelumnya harus sudah dilakukan atau terpenuhi. Suatu hal atau suatu perbuatan pasti ada SOP yang mana step satu dengan step berikutnya harus dilakukan sesuai urutan. Artinya ketika step di akhir sudah dijalani, step sebelumnya sudah beres dan aman.

Seperti itulah sebagian alasan kenapa sabar berada di akhir asmaul husna. Peletakannya di akhir bukan tanpa sebab. Namun, sudah dirancang dengan sempurna oleh Allah.

Katalog Buku Alif.ID

https://alif.id/read/imr/filosofi-sabar-yang-terletak-di-akhir-asmaul-husna-b247942p/