Laduni.ID, Jakarta – Sampai saat ini, banyak di antara para jamaah haji maupun umrah dari Indonesia yang menyempatkan diri berziarah ke makam KH. Maimoen Zubair di Ma’la. Sosok Kiyai yang akrab disapa Mbah Moen ini telah meninggal pada tanggal 06 Agustus 2019 di Makkah. Beliau meninggal dunia saat hendak menunaikan ibadah di Haramain.
Mbah Moen dimakamkan di Ma’la tepat terletak di deret nomor 151 baris ke-4. Menurut KH. Hisyam Zamroni Jepara, di tempat pemakaman Ma’la ini telah dimakamkan 32 ulama nasional dari Indonesia. Dan pemakaman ini semakin banyak diziarahi umat Islam Indonesia sejak wafatnya Mbah Maimoen Zubair yang kemudian dimakamkan di Ma’la.
Pemakaman Ma’la ini semakin tak terbendung oleh peziarah. Banyak umat Islam yang sengaja menyempatkan diri berziarah ke makam Mbah Moen setelah menunaikan manasik haji maupun umrah. Sepertinya ini adalah keberkahan yang selalu terlimpah pada sosok KH. Maimoen Zubair yang sepanjang hidupnya mengabdikan diri meneladani Baginda Nabi Muhammad SAW, mencintai umat Islam dan memandangnya dengan penuh kasih sayang.
Banyak kisah menakjubkan yang disaksikan oleh sekian orang. Di Ma’la ini juga dimakamkan istri tercinta Nabi Muhammad SAW, yakni Sayyidah Khadijah radliyallahu ‘anha. Bukanlah suatu kebetulan Mbah Maon dimakamkan di Ma’la. Kecintaan beliau kepada Sayyidah Khadijah dibuktikan dengan senandung qasidah yang sering beliau lantunkan yakni qasidah sa’duna fid dunya. Baginya, Sayyidah Khadijah adalah sosok perempuan yang sangat hebat dan penuh pengabdian. Sayyidah Khadijah mencintai Nabi Muhammad SAW sepenuh hati dan selalu membantu perjuangan sampai akhir hidupnya. Dan dari rahimnya itulah kemudian dzurriyyah Nabi Muhammad terus berlanjut sampai sekarang.
Betapa indahnya skenario Allah SWT, menakdirkan Mbah Moen wafat dan dimakamkan di tempat pemakaman yang sama dengan Sayyidah Khadijah, di Ma’la.
Ada kisah menarik yang disampaikan oleh Ustadz Adi Hidayat, Muballigh kondang yang inspiratif dan sering tampil di berbagai media.
Ketika Ustadz Adi berada di Makkah, beliau menyempatkan diri berziarah ke makam KH. Maimoen Zubair dan Sayyidah Khadijah di pemakaman Ma’la.
Menurut Ustadz Adi bahwa adab ketika berziarah di makam ulama, adalah bukan untuk memintakan ampunan kepada ulama tersebut, akan tetapi dengan mendoakan beliau semoga Allah SWT menambahkan kemuliaan, dan agar Allah SWT menambahkan cahaya di alam kuburnya.
Kesaksian Ustadz Adi Hidayat ketika berziarah adalah tentang semerbak wangi yang entah dari mana asalnya, tercium oleh beliau dan para peziarah yang menemaninya.
Saat itu, cerita Ustadz Adi Hidayat makam Mbah Moen semerbak wangi, padahal tidak ada yang menggunakan parfum yang berlebih ketika berziarah di sana. Selain itu, waktu ziarah adalah bertepatan ketika sepi peziarah. Biasanya banyak peziarah yang datang ba’da Shubuh atau ba’da Ashar. Sedangkan Ustadz Adi Hidayat dan rombongannya berziarah pada waktu ba’da Dhuhur.
Masih menurut Ustadz Adi Hidayat, kalaupun ada yang memakai parfum yang wangi, maka tidak akan semerbak seperti itu sebab dihempas terik matahari yang sangat menyengat ketika itu. Kesaksian ini ditegaskan oleh Ustadz Adi Hidayat. Beliau mengatakan: “Demi Allah… tercium aroma wangi di makam Kiyai Maimoen Zubair.”
Jadi kejadian itu benar-benar nyata dan sangat menakjubkan. Menambah kemuliaan sosok Mbah Maimoen Zubair yang namanya selalu harum, baik saat beliau masih hidup maupun ketika telah wafat. []
Sumber: Tulisan ini merupakan catatan yang diolah dan dikembangkan dari pengajian Ust. Adi Hidayat. Tim redaksi bertanggungjawab sepenuhnya atas uraian dan narasi di dalam tulisan ini.
______
Penulis: Athallah Hareldi
Editor: Hakim