Ketika Derajat Kewalian Habib Abu Bakar As-Segaf Gresik Tersingkap

Laduni.ID, Jakarta – Habib Abu Bakar bin Muhammad As-Segaf Gresik adalah sosok Wali Quthb yang sangat masyhur. Dalam manaqibnya, beliau diceritakan telah melakukan khalwat (menyendiri beribadah kepada Allah SWT) kurang lebih selama 15 tahun.

Haul beliau biasanya diperingati pada tanggal 16-17 Dzulhijjah. Pada tanggal ini Habib Abu Bakar As-Segaf telah wafat, tepatnya di malam senin, tanggal 17 Dzulhijjah 1376 H, dalam usia 91 tahun. Konon peringatan haulnya menjadi salah satu haul terbesar di Indonesia. Makam beliau diziarahi oleh para habaib sedunia. Menurut Tuan Guru Sekumpul Muhammad Zaini Abdul Ghani, ada tiga orang Wali Allah yang nama dan maqomnya sama, yaitu Habib Abu Bakar bin Abdullah Al-Aydrus, Habib Abu Bakar bin Abdullah Al-Atthos, Habib Abu Bakar bin Muhammad As-Segaf Gresik.

Habib Abu Bakar mengisi hidupnya dengan mengajar dan membersihkan hati. Beliau adalah sosok teladan yang ucapan dan lakunya selaras. Meneladani jejak langkah para pendahulunya. Banyak membantu masyarakat dan sangat menjaga hubungannya dengan Allah SWT.

Dalam majelis pengajiannya, Majelis Rouhah, Habib Abu Bakar dikabarkan telah mengkhatamkan Kitab Ihya Ulumiddin sebanyak 40 kali. Sedangkan di rumahnya sendiri, beliau mengkhatamkan Kitab tersebut sebanyak 90 kali. Jadi jika ditotal, beliau telah mengkhatamkan Kitab Ihya’ Ulumiddin sebanyak 130 kali.

Keulamaan dan kewalian Habib Abu Bakar As-Segaf menggetarkan langit kewalian para kekasih Allah. Pengakuan datang dari berbagai ulama dan wali di penjuru dunia.

Suatu hari, Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi, penulis Kitab Simtud Durar berkata:

“Kelak akan ada seorang muridku yang memiliki kekeramatan sama denganku, namanya adalah Abu Bakar As-Segaf.”

Ucapan Habib Ali terbukti benar. Dan yang dimaksud itu, tidak lain adalah Sayyidina Al-Habib Abu Bakar bin Muhammad As-Segaf, Gresik, Jawa Timur. Beliau adalah seorang Wali Quthb pada masanya.

Selain itu, dinyatakan pula bahwa maqom (kedudukan/derajat) Al-Habib Abu Bakar bin Muhammad As-Segaf telah mencapai tingkat Shiddiqiyah Kubro, yakni maqom puncak di mana tidak ada lagi maqom di atasnya kecuali kenabian. Hal itu telah diakui oleh para wali yang hidup sezaman dengan beliau.

Al-Imam Habib Muhammad bin Ahmad Al-Muhdhor pernah berkata:

“Demi fajar dan malam yang sepuluh dan yang genap dan yang ganjil. Sungguh Al-Akh (Saudaraku) Abu Bakar bin Muhammad As-Segaf adalah mutiara keluarga Segaf yang terus menggelinding (maqomnya) bahkan membumbung tinggi menyusul maqom-maqom para aslafnya (leluhurnya).”

Al-Habib Alwi bin Muhammad Al-Haddad (putra Habib Ali Shohibul Maulid Simtud Durar) berkata:

“Sesungguhnya Al-Habib Abu Bakar bin Muhammad As-Segaf adalah seorang Al-Quthb Al-Ghauts dan juga sebagai tempat turunnya pandangan (rahmat) Allah SWT.”

Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi (Habib Ali Kwitang) pernah berkata di rumah Al-Habib Abu Bakar As-Segaf ketika beliau membubuhkan tali ukhuwah antara dirinya dengan Al-Habib Abu Bakar As-Segaf. Pertemuan saat itu dipenuhi dengan derai air mata.

Habib Ali berkata kepada para hadirin:

“Habib Abu Bakar ini adalah Raja Lebah (Rajanya para wali di zamannya). Beliau adalah saudaraku di jalan Allah. Pandanglah beliau, karena memandang beliau adalah ibadah.”

Al-Habib Husain bin Muhammad Al-Haddad juga berkata:

“Sesungguhnya Al-Habib Abu Bakar bin Muhammad As-Segaf adalah seorang khalifah. Beliau adalah Sultan saat ini, beliau adalah pemimpin para wali di masanya, beliau telah berada pada maqam As-Syuhud yang mampu menyaksikan (mengetahui) hakekat dari segala sesuatu.”

Masih banyak lagi pengakuan para ulama dan habib terkait dengan derajat kewalian Habib Abu Bakar As-Segaf. Namun, kiranya pengakuan yang disampaikan oleh sejumlah ulama dan habib yang masyhur di atas itu cukuplah menjadi bukti dan tanda yang tak bisa ditutup dan diragukan lagi.

Bahkan konon semua wali pada zamannya telah mengakui kedudukan Habib Abu Bakar As-Segaf telah mencapai derajat Wali Quthb, yaitu pemimpin para wali pada zamannya.

Pengakuan di atas semakin memantabkan kita untuk menjadikan beliau salah satu panutan dan sebagai lantaran tawassul dari doa-doa kita kepada Allah SWT.

Berikut ini adalah salah satu dawuh Habib Abu Bakar As-Segaf yang bisa menjadi renungan bagi kita, beliau pernah berkata:

“Jika seorang wali meninggal, pasti ia mengangkat seseorang untuk menggantikannya, mewarisi hal (keadaan)nya dan menempati kedudukannya. Jika pengganti yang terpilih belum memiliki kemampuan untuk menerima hal tersebut, mereka menitipkan hal itu kepada salah seorang wali sebagai wakil sampai sang pengganti mampu untuk membawa sirr (rahasia) tersebut.”

“Kadang-kadang Allah mengujinya dengan menggerakkan lisan masyarakat yang mengganggu harga dirinya, mencela dan menyakitinya sampai keadaannya menjadi sempurna dan menjadi mampu membawa sirr tersebut. Saat itulah mereka berikan warisannya.”

Al-Fatihah untuk Habib Abu Bakar As-Segaf Gresik. Semoga kita mendapatkan keberkahannya dan anugerah kebaikan yang terus mengalir. Amin. []


Penulis: Abu Umar

Editor: Hakim

https://www.laduni.id/post/read/517409/ketika-derajat-kewalian-habib-abu-bakar-as-segaf-gresik-tersingkap.html