Khutbah Jumat: Tiga Pesan Mulia Nabi Muhammad SAW

KHUTBAH I

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ رَبِّ اْلعَالَمِينَ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ اْلأَنْبِيَاءِ وَاْلمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. اَمَّابَعْدُ،

 فَيَا عِبَادَالله، اتَّقُوْا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ وَأَتْبِعُوْا اْلأَعْمَالَ اْلسَّيِّئَةَ بِالْحَسَنَةِ وَعَامِلُوْا النَّاسَ مُعَامَلَةً حَسَنَةً

Hadirin Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Pada kesempatan khutbah Jumat ini, setelah memuji kepada Allah SWT, bersholawat kepada Baginda Nabi Agung Muhammad SAW, keluarga, serta sahabatnya, saya mengajak kepada diri saya sendiri dan saudara-saudara sekalian, marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Yakni dengan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, dalam kondisi apapun, saat sehat, sakit, kaya, miskin, bahagia, ataupun derita.

Hanya orang-orang yang bertakwa yang memiliki kemuliaan di sisi Allah SWT. Kekayaan itu tidak akan abadi, kemiskinan pun tidak akan selamanya. Bahagia dan derita, pun juga demikian adanya, datang silih berganti. Hanyalah amal sholeh dan ketakwaan seorang hamba yang dapat mengantarkannya meraih kebahagiaan yang abadi selamanya, hidup bahagia di surga kelak.

Marilah kita haturkan rasa syukur sedalam-dalamnya kepada Allah SWT yang dengan rahmat dan kasih sayang-Nya kita telah dikaruniai nikmat agung yang tak ternilai dengan sesuatu apapun di muka bumi ini, yakni nikmat iman, percaya dengan sebenar-benarnya bahwa tiada Tuhan yang wajib disembah kecuali hanya Allah SWT semata. Dan meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Rasul-Nya. Utusan terakhir yang lahir di tanah suci Makkah, yang membawa risalah penyempurna dari utusan-utusan sebelumnya.

Semoga sholawat dan salam senantiasa selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Agung Muhammad bin Abdullah SAW, sang revolusioner sejati. Yang dari cahayanya maka alam semesta wujud. Yang mengajarkan tentang kesabaran sehingga kita tetap optimis di saat terpuruk. Yang mengajarkan arti syukur sehingga kita merasa cukup dengan apa yang kita miliki.

Hadirin Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Sudah merupakan bukti nyata bahwa semakin modern kehidupan manusia, semakin tampak manja dan lemah. Segalanya tampak instan. Tinggal klik saja, maka keinginan akan terwujud. Hal ini diakui atau tidak telah membuat manusia terlena dan lalai. Akses informasi yang begitu pesat dengan mudah dikonsumsi tanpa batas dan arahan.

Konsep modern yang disalahpahami, bukannya membawa manusia menjadi lebih bermoral dan bermartabat, tapi justru dapat menggiring seseorang, terlebih mereka yang tidak memiliki benteng keimanan yang kuat, untuk lebih cenderung berkarakter hedonis, matrealistis dan sekuler.

Kemajuan zaman yang tidak diimbangi oleh keimanan yang kuat adalah malapetaka. Maka kemajuan zaman bagi jiwa yang lemah agamanya adalah awal kehancuran, di mana dampak negatif lebih mendominasi dari positifnya. Karena itu perlulah berhati-hati, dan senantiasa berpegang teguh pada pesan-pesan mulia dari makhluk termulia, Nabi Muhammad SAW.

Mari kita renungkan Hadis berikut ini:

عَنْ أَبِي ذَرٍّ جُنْدَبِ بْنِ جُنَادَةَ، وَأَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ الله عَنهُمَا، عَنْ رَسُوْلِ الله  صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمِ قَالَ: اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

“Dari Abi Dzar; Jundab bin Junadah, dan Abi Abdirrohman; Muadz bin Jabal Radliyallahu ‘anhuma dari Rasulullah SAW, beliau bersabda: “Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu berada, ikutilah keburukan dengan kebaikan maka akan menghapusnya, dan perlakukanlah manusia dengan akhlak yang baik. (HR. At-Tirmidzi).

Dari Hadis di atas dapat kita pahami bahwa ada tiga pesan penting yang harus diperhatikan:

1. Hubungan manusia dengan Allah SWT melalui kalimat

اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ

2. Hubungan yang berkaitan manusia dengan dirinya sendiri melalui kalimat

وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا

3. Hubungan yang berkaitan manusia dengan manusia lainya melalui kalimat

وَخَالِقُ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٌ

Hadirin Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Takwa adalah melaksanakan apa yang Allah SWT perintahkan dan mejauhi segala larangan-Nya. Untuk mencapai derajat ketakwaan yang sempurna, seseorang harus mengetahui apa saja yang Allah SWT perintahkan, begitupun dengan larangan-Nya.

Maka disinilah seseorang dituntut harus mendalami pemahaman agamanya. Bila agamanya kuat dengan mengakui dan sadar bahwa ia hidup hanya sementara, dunia hanyalah tempat singgah untuk sekedar mencari bekal untuk kehidupan akhirat yang kekal, maka pasti akan menyadari bahwa kekayaan sebanyak apapun yang dimiliki jika pada akhirnya tidak mendapatkan ridho Allah SWT adalah sebuah kerugian.

Menyadari bahwa ridho Allah SWT adalah tujuan utama dari setiap langkah hidupnya, maka seseorang yang bertakwa dalam kehidupanya akan selalu merasa diawasi oleh Allah, dan pastinya takut mendapatkan murka dan azab-Nya. Inilah makna

اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ

Yakni; “bertakwalah di manapun kamu berada”.

Hadirin Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Apabila kita telah melanggar hukum dan berbuat salah maka hendaknya bertaubat untuk tidak mengulanginya lagi, serta menggantinya dengan perbuatan baik dan terpuji. Orang yang baik bukanlah orang yang tidak punya salah. Karena tidak ada orangnya yang tidak punya salah. Orang baik adalah orang yang mau mengakui kesalahanya dan berkomitmen untuk tidak mengulanginya.

Hadirin Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Sebagai makhluk sosial manusia tidak mungkin hidup sendirian. Pasti berinteraksi dengan alam sekitarnya. Di sinilah perlunya seorang manusia menjalin hubungan yang harmonis antar sesama. Dengan saling memahami hak dan kewajibannya.  Timbulnya pertikaian, peperangan dan penistaaan disebabkan kurangnya menjaga hubungan yang harmonis. Sikap antipati yang menyebabkan ia melanggar hak orang lain, perilaku yang terlalu mementingkan urusan pribadinya di atas kepentingan orang banyak, pada dasarnya telah menanam benih permusuhan dan mencabut kedamaian.

Alhasil, jika ingin hidupnya bahagia dan damai maka mari kita memperhatikan tiga pesan di atas. Baik yang berhubungan dengan Allah SWT dengan bertakwa, kepada kita sendiri dengan menebus kesalahan dengan melakukan kebaikan dan kepada sesama manusia dengan akhlak yang baik.

وَاللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى يَقُولُ، وَبِقَوْلِهِ يَهْتَدِي الْمُهْتَدُوْنَ: وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوْا لَهُ وَأَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ.

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم: يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ.

 أقُوْلُ قَوْلِي هَذا وَأسْتَغْفِرُاللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم

KHUTBAH II

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ

فيَآايُّهاالنّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُورِ الْجُمُعَةِ والْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ  فِيه بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلائكةِ قُدْسِهِ. فَقالَ تَعَالَى ولَمْ يَزَلْ قائِلاً عَلِيمًا: إِنَّ اللهَ وَملائكتَهُ يُصَلُّونَ على النَّبِيِّ يَآ أَيّها الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا اللَّهمَّ صَلِّ وسَلِّمْ على سيِّدِنا محمَّدٍ وعلى آلِ سيِدِنَا محمَّدٍ  كَما صَلَّيْتَ على سيِّدِنا إِبراهِيمَ وعلى آلِ سيِّدِنَا إِبراهِيمَ في الْعالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. اللَّهمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرّاشِدِينَ الَّذينَ قَضَوْا بِالْحَقِّ وَكانُوا بِهِ يَعْدِلُونَ أَبي بَكْرٍ وعُمرَ وعُثْمانَ وعلِيٍّ وَعَنِ السَتَّةِ الْمُتَمِّمِينَ لِلْعَشْرَةِ الْكِرامِ وعَنْ سائِرِ أَصْحابِ نَبِيِّكَ أَجْمَعينَ وَعَنِ التَّابِعِينَ وتَابِعِي التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسانٍ إِلَى يَومِ الدِّينِ. اللَّهمَّ لا تَجْعَلْ لِأَحَدٍ مِنْهُمْ فِي عُنُقِنَا ظَلَامَةً ونَجِّنَا بِحُبِّهِمْ مِنْ أَهْوَالِ يَومِ الْقِيامَةِ.

 اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ والمُسْلِمِيْنَ وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ والمُشْركِينَ، ودَمِّرْ أَعْداءَ الدِّينِ، اَللَّهمَّ آمِنَّا فِي دُوْرِنَا وأَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، وَاجْعَلِ اللَّهُمَّ وِلَايَتَنا فِيمَنْ خافَكَ وَاتَّقَاكَ، اللَّهمَّ آمِنَّا فِي دُوْرِنَا وأَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، وَاجْعَلِ اللَّهُمَّ وِلَايَتَنا فِيمَنْ خافَكَ وَاتَّقَاكَ.

اللَّهمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْياءِ مِنْهُمْ والْأَمْواتِ بِرَحْمَتِكَ يَا وَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ. اللَّهمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ والوَباءَ والزِّنا والزَّلَازِلَ وَالمِحَنَ وَسُوءَ الفِتَنِ ما ظَهَرَ مِنْها وما بَطَنَ عَنْ بَلَدِنا هَذا خاصَّةً وعَنْ سائِرِ بِلَادِ الْمُسلمينَ عامَّةً يا رَبَّ الْعَالَمِينَ.رَبَّنا آتِنا في الدّنيا حَسَنَةً وَفي الآخرة حَسَنَةً  وقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

***

عِبادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ والْإِحْسان وإِيتاءَ ذِي الْقُرْبَى  ويَنْهَى عَنِ الْفَحْشاءِ والْمُنْكَرِوَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، فَاذْكُرُوا اللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ على نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ أَكْبَرُ


Catatan: Khutbah Jumat ini diadaptasi dan dikembangkan dari buku Khutbah Nahdliyin yang disusun oleh NU Kota Kediri

___________

Editor: Hakim

https://www.laduni.id/post/read/517424/khutbah-jumat-tiga-pesan-mulia-nabi-muhammad-saw.html