Bulan Shafar, Semua Makhluk Ikut Tirakat

Laduni.ID, Jakarta – Menururt riwayat, bulan Shafar di zaman dulu itu adalah bulan yang penuh prihatin. KH. Ahmad Abdul Haq Watucongol pernah berkata, di zaman dahulu ketika bulan shafar, yang tirakat tidak hanya manusia, tapi bumi, laut, danau, dan semua isi bumi juga tirakat. Setelah shafar yaitu memasuki bulan rabiul awal Allah memberikan hadiah yaitu Nabi Muhammad SAW yang mana beliau merupakan rahmat untuk seluruh alam. Seperti yang disebutkan di dalam Al Quran Surat Al Anbiya 107:

وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ (١٠٧)

107. Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.

Lalu ada sekelompok orang yang salah tirakat, dimana rumah mereka dikososngkan lalu berangkat ke hutan. Yang mereka lakukan lalu bersandar kepada pohon, lalu menunggu binatang di hutan. Ketika ada suara-suara hewan. Ia menyangkutpautkan suara hewan yang didengar dengan apa yang akan ia dapatkan setelah ke hutan ini. Sedangkan tidak, semua pemberian adalah dari Allah dan dengan kita mengusahakan hal tersebut. Tidak dengan dengan bersandar kepada selain Allah dan melakukan amal-amal yang tidak disyariatkan. Nasib manusia tidak tergantung dengan suaranya burung, suaranya hewan lainnya, tetapi bergantung kepada kasih sayangnya Allah SWT, dan ikhtiarnya manusia.

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ إِنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم: قَالَ لَا عَدْوَى وَلَا صَفَرَ وَلَا هَامَةَ. رواه البخاري ومسلم.

“Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Saw bersabda: “Tidak ada penyakit menular. Tidak ada kepercayaan datangnya malapetaka di bulan Shafar. Tidak ada kepercayaan bahwa orang mati itu rohnya menjadi burung yang terbang.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Nabi memberikan tuntunan mengenai kegelisahan umatnya mengenai keselamatan. Dan termasuk tuntunan yang beliau berikan adalah memberikan contoh doa ketika akan bepergian, agar terhindar dari hal yang tidak diinginkan.

 بِسْمِ اللَّهِ، تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ

Bismillaahi tawakkaltu ‘alallaah, laa haula wa laa quwwata illaa billaah

Artinya: “Dengan nama Allah, aku bertawakal kepada Allah, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.” (HR.Abu Daud no. 5094 dan Tirmidzi no. 3426)

Sehingga dengan adanya hal ini sikap kita adalah tetap menyerahkan kepada Allah segala sesuatu yang akan terjadi, tetapi kita tetap mengusahakan berikhtiar berdoa dan melakukan amal kebaikan agar Allah menjauhkan kepada kita, semua keburukan. Dan mendekatkan kita kepada kasih sayang Rahmat Nya.


Sumber: Tulisan ini merupakan catatan yang diolah dan dikembangkan dari pengajian KH. Achmad Chalwani. Tim redaksi bertanggungjawab sepenuhnya atas uraian dan narasi di dalam tulisan ini.

_____

Penulis: Athallah Hareldi

https://www.laduni.id/post/read/517602/bulan-shafar-semua-makhluk-ikut-tirakat.html