Laduni.ID, Jakarta – Pada era disruptif saat ini, kita dituntut untuk terus beradaptasi dengan segala perubahan, dalam segala bidang, dan dalam segala aspek kehidupan. Kemampuan beradaptasi dibutuhkan saat ini, baik oleh personal maupun kelompok.
Lalu bagaimana dengan pesantren, apakah pesantren juga akan mengikuti peubahan sesuai dengan perkembangan zaman, atau malah tetap mempertahankan adat dan tradisi yang sudah bertahun-tahun dijaga? KH. Husein Muhammad telah menjawab pertanyaan tersebut dalam postingan beliau di laman Facebook Pribadinya pada Rabu, 16 Juni 2021. Berikut ulasannya.
Usai acara peresmian pondok pesantren Lirboyo V di Majalengka, dalam obrolan ringan dengan para kiyai, ada seorang yang mengatakan begini, “Kita selalu merasa nyaman dengan tradisi kita. Dan kita ingin mempertahankannya serta tak ingin mengubahnya.”
Beberapa orang melihat kepadaku. Lalu aku “nyeletuk”, “Manakala kita bertahan menutup pikiran dan hati kita, dan menolak perubahan, niscaya kita akan ditinggalkan zaman. Pengetahuan kita juga tidak berkembang. Dan dengan berjalannya waktu kita akan menjadi komunitas primitif”. He he he
Aku bilang lagi, “Pesantren dan para kiyai dalam awal sejarahnya adalah lembaga dan tokoh yang hadir untuk melakukan transformasi kultural melalui tradisi. Indonesia menjadi bangsa muslim terbesar di dunia, tak bisa dilepaskan dari peran transformatif pesantren dan para kiyai. Saya tidak tahu secara pasti apakah masih seperti itu sekarang dan yang akan datang? He he he lagi.
Lalu kami makan enak, dengan hidangan khas pesantren Kang Kiai Maman Imanul Haq, al Mizan, Majalengka, “Sop Kaki Kambing/Sapi” dan berfoto bersama.
Rabu, 16 Juni 2021
Oleh: Husein Muhammad
Editor: Daniel Simatupang
https://www.laduni.id/post/read/72338/pesantren-dan-perubahan-begini-jawaban-kh-husein-muhammad.html