Daftar Isi
1. Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1 Lahir
1.2 Riwayat Keluarga
2. Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau
2.1 Mengembara Menuntut Ilmu
2.2 Guru-Guru Beliau
2.3 Mendirikan Pondok Pesantren
3. Penerus Beliau
3.1 Anak Beliau
4. Perjalanan Hidup dan Dakwah
4.1 Karier Beliau
5. Referensi
1. Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1 Lahir
KH. Asrori Ibrahim lahir pada tahun 1927, Beliau merupakan putra dari Kyai Ibrohim, salah satu tonggak berdirinya Pondok Pesantren Panggung Tulungagung.
1.2 Riwayat Keluarga
Beliau menikah dengan seorang wanita sholehah bernama Nurun Nasikah dan dikaruniai beberapa anak
2. Sanad Ilmu dan Pendidikan
2.2 Guru-Guru Beliau
- Kyai Ibrohim
- KH. Zainuddin Mojosari
2.3 Mendirikan Pondok Pesantren
Pondok Pesantren Panggung yang merupakan suatu lembaga yang bergerak di bidang pendidikan. Mengenai profil pondok pesantren panggung bermula dari langgar pampang kecil yang sering dilanda banjir di desa karangwaru, kecamatan Tulungagung, kabupaten Tulungagung 63 tahun silam. Langgar itu didirikan oleh H. Ali dan dikelola Kyai Ibrohim dan Mbah kasdi, Mbah kemis, Mbah Muntahar. Ketika itulah langgar yang belum mempunyai nama oleh masyarakat dijuluki “Langgar Panggung” tahun 1953.
Saat putra Kyai Ibrohim (Asrori Ibrohim) yang mondok di Mojosari nganjuk selama 20 tahun telah lulus, beliau terjun membantu ayahnya mengajar di langgar tersebut bersama teman dari mojosari yaitu : Mahfud, Bunhari, M. Jamil. Disitulah lahirnya pondok pesantren Panggung Tulungagung untuk menampung santri yang belajar agama dan keterampilan serta memberantas buta huruf baik santri disekitar pondok maupun luar daerah.
Dalam bidang pembangunan beliau dibantu oleh : H. Abdullah, Syekhan (Kauman), H. Abdurrahaman (Karangwaru), H. Abdullah Mustamar (Kampung Dukun), H. Mashuri (Gedangsewu), H. Machrur Isnain (Karangwaru).. Karena semakin tahun meningkat jumlah santri yang ada di tingkatan ibtida’, maka didirikan tingkat Tsanawiyah pada tahun 1964 dan tingkat Aliyah pada tahun 1967 dan Yayasan Raden Ja’far Shodiq tanggal 17 februari 1992 yang membawahi semua lembaga pendidikan pondok pesantren Panggung tulungagung. Hal tersebut demi peningkatan kualitas santri pondok pesantren Panggung Tulungagung di bidang pendidikan.
3. Penerus Beliau
3.1 Anak Beliau
KH.M. Nuryl Huda, S.Pd.I
4. Perjalanan Hidup dan Dakwah
Ketika masih berumur muda sepulang dari nyantri di Mojosari, Nganjuk, KH. Asrori Ibrahim mempunyai semangat juang yang tinggi untuk berdakwah dan memperdalam agamanya demi menyebarkan Agama Islam ke lingkungan masyarakat luas. Hal tersebut terbukti ketika beliau berumur 25 tahun sudah menjadi ketua toriqoh di Kabupaten Tulungagung.
Dengan pengetahuan ilmu Agama Islam yang luas dan mempunyai kepribadian yang luhur, beliau dipercaya menjadi; Dosen luar biasa di IAIN Tulungagung pada tahun 1970-1990, Ketua Tanfidiyah NU Tulungagung, Ketua Thoriqoh Jawa Timur pada tahun 1990, Ketua MUI Tulungagung, Imam besar Masjid Jami’ Tulungagung.
Disela-sela kesibukkan, beliau selalu menyempatkan diri untuk mengajar kitab kuning kepada santri-santrinya setiap malam hari. Menurut KH. Asrori Ibrahim, tujuan awal didirikannya pesantren itu adalah untuk menampung anak-anak sekitar pondok dan dari daerah lain, guna mendapat pendidikan agama dan ketrampilan serta untuk mencetak pemimpin masyarakat dimana saat mereka nanti sudah bermasyarakat.
4.1 Karier Beliau
Karier Profesional
- Pengasuh Pesantren Panggung
- Dosen luar biasa di IAIN Tulungagung pada tahun 1970-1990
- Imam besar Masjid Jami’ Tulungagung.
Karier Organisasi
- Ketua Tanfidiyah NU Tulungagung
- Ketua Thoriqoh Jawa Timur pada tahun 1990
- Ketua MUI Tulungagung
5. Referensi
https://muqoddimahngrowo.wordpress.com
https://www.laduni.id/post/read/517835/biografi-kh-asrori-ibrahim-pendiri-pesantren-panggung.html