Oleh Khoeridinia, mahasiswa Prodi Hukum Keluarga Institut Agama Islam Cirebon, alumni Diksi Sahabat Literasi IAI Cirebon 2023
Hari ini (Ahad, 3/12/2023) aku mengikuti acara diklat literasi (Diksi) yang digelar UKM Sahabat Literasi IAI Cirebon. Acara Diksi memberiku banyak sekali ilmu pengetahuan baru tentang literasi, dan tentunya pengalaman baru.
Aku merasa sangat bersyukur bisa hadir di acara ini. Seru, dan seperti mendapat sentilan baru dalam diri untuk kembali berani memulai untuk menulis, karena seperti yang Bapak Masyhari sampaikan, bahwa tulisan yang baik adalah tulisan yang selesai ditulis.
Banyak juga hal-hal lain yang disampaikan pemateri lainnya, para pengurus SLI, yang memberikan semangat positif dalam diri untuk berani menulis, mulai langkah kecil dari memberanikan diri menulis, seperti yang disampaikan Ati Latifah, ketua SLI.
“Jangan takut dikoreksi. Jangan merasa down saat tulisan kita mendapat banyak kritikan dari banyak pihak. Jadikan segala macam koreksi dan kritikan menjadi bahan ajaran untuk lebih baik lagi,” ujar Kak Ati.
Tak lupa banyak insight positif lainnya. Misalnya dari kak Yusuf yang berbagai ilmu menjadi kreator konten, berbekal pengalamannya sebagai kreator konten berita online, menjadikan ilmu-ilmu baru yang sangat berharga bagi para audiens termasuk aku tentunya.
Dalam paparannya, Kak Yusuf memberikan contoh beberapa konten tulisannya di media online, menimbulkan hal positif dalam diri atau insipirasi-insipirasi untuk dapat belajar lebih menggali tentang how to be penulis berita online.
Tak lupa juga pola yang disampaikan Kak Aro Yoseva yang mengajarkan bagaimana kita bisa dapat suka membaca, yaitu dengan mulai menemukan buku yang kita cintai.
Sementara itu, Pak Masyhari, pembina SLI, menambahkan bahwa kita perlu menemukan penulis favorit atau role model penulis yang kita kagumi.
Ini menjadikan sebuah benang merah di kepalaku yang selalu saja terkadang males-malesan membaca. Padahal sepertinya aku hanya belum menemukan titik terang dari masalah itu. Dan, hari ini aku dapatkan titik terang untuk tidak lagi membuat diriku males-malesan mencari bahan bacaan yang sekiranya dapat membuatku jatuh cinta, dan gaya penulisannya mudah nyambung dengan kepalaku.
Berada dalam ruangan tersebut rasanya seperti berada dalam ruangan yang memberikanku jalan keluar dari apa yang banyak sekali aku keluhkan terkait penulisan maupun bacaan. Duduk di situ berasa seakan-akan kita sedang membahas persoalan atau keresahan-keresahan yang sering kali muncul dalam benak diri dan tidak bisa diungkapkan. Lalu akhirnya terjawab sudah dengan acara Diksi ini.
Setelah selesai mengikuti acara ini, aku seperti mendapat stimulus atau rangsangan yang menjadikan diri kembali menemukan apa langkah yang bisa dilakukan ke depan. Mengapa? Karena orang-orang hebat yang ada di balik acara ini. Mareka sangat aku apresiasi bagaimana upaya, kerja keras, semangat, dan ketulusan hati mereka mengabdi untuk SLI yang dipersembahkan kepada kami para peserta Diksi, sehingga poin yang disampaikan sangat mudah masuk di telinga kami.
Dedikasi luar biasa yang sangat aku apresiasi, karena berkat kalian orang-orang hebat ini, SLI bisa ada dan terus hidup, meskipun sempat mengalami masa koma, namun sekarang aku optimis dengan bersama-sama kami dapat menghidupkan lagi SLI. Insya Allah. Aamiin.
Editor: Masyhari