Biografi KH. Ali Syibromalisi, Pendiri Yayasan Darussa’adah Mampang

Daftar Isi:

1.    Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1  Lahir
1.2  Riwayat Keluarga
1.3  Wafat

2.    Sanad Ilmu dan Pendidikan
2.1  Pendidikan
2.2  Guru-Guru

3.    Perjalanan Hidup dan Dakwah
3.1  Menjadi Mubaligh
3.2  Kiprah di Nahdlatul Ulama

4.    Teladan
5.    Referensi

1. Riwayat Hidup dan Keluarga

1.1 Lahir
KH. Ali Syibromalisi bin Guru Mughni bin Sanusi bin Qois bin Ayub atau yang kerap di sapa dengan panggilan KH. Ali Syibromalis lahir di Kuningan, Jakarta, 25 Desember 1921 M.

Beliau merupakan putra dari pasangan Guru Mughni dengan Hj. Masmawin. Ayahanda beliau merupakan satu dari enam guru terkemuka di Betawi. Sedangkan Ibunya yang berasal dari Kampung Baru atau dikenal juga dengan Buncit.

1.2 Riwayat Keluarga
KH. Ali Syibromalisi menikah dengan Nyai Syaikhoh putri dari Guru Marzuqi Cipinang Muara. Dari pernikahannya, beliau dikaruniai 11 anak.

Kemudian KH. Ali Syibromalisi, menikah kembali dengan Nyai Tihana, gadis yang berasal dari Pela Bangka, salah seorang muridnya. dari pernikahannya, beliau dikaruniai 11 anak.

Anak-anak Penerus beliau dalam bidang Agama, yakni:

  1. KH. Marzuki Ali,
  2. KH. DR. Faizah Ali,
  3. KH. Mustafa.

1.3 Wafat
KH. Ali Syibromalis wafat pada tanggal 03 Juli 1996 M. pukul 14.45 WIB. Beliau berpulang ke rahmatullah di Rumah Sakit MMC Kuningan, Jakarta Selatan, karena sakit. Jenazah beliau dimakamkan di pemakaman keluarga Mega Kuningan di samping makam ayah, kakek dan buyutnya.

2. Sanad Ilmu dan Pendidikan

2.1 Pendidikan
Sekitar tahun 1933 M. saat usia beliau masih sangat muda, sekitar 12 atau 13 tahun, beliau dikirim ke Makkah oleh Guru Mughni untuk belajar memperdalam ilmu-ilmu Islam. Kembali ke Tanah Air karena alasan politik dan kondisi perang dunia II yang mengharuskan pelajar-pelajar Indonesia di Makkah kembali ke tanah airnya.

Guru yang sering beliau sebut adalah Syekh Yasin Al- Fadani. Kedekatan murid dan guru ini tidak diragukan, bahkan ketika Syekh Yasin diundang Presiden Soeharto ke Indonesia, Syekh Yasin sempat mampir di rumah KH. Ali Syibromalisi.

Kembali ke tanah air beliau masih terus berjuang, melalui 3 media, Formal dan Non Formal (pendidikan, majelis ta`lim, organisasi masyarakat dan politik). Perjuangan itu terus beliau lakukan sampai akhir hayatnya.

Di tanah air, teman seperjuangannya yang banyak bersama melangkah memperjuangkan misi yang sama adalah: KH. Abdul Razak Ma’mun (keponakan), KH. Abdul Syakur Chairi (sahabat), dan KH. Ahmad Hajjarmalisi (kakak).

2.2 Guru-Guru

  1. Guru Mughni (ayah),
  2. Syekh Yasin Al-Fadani.

3. Perjalanan Hidup dan Dakwah

3.1 Menjadi Mubaligh
Setalah dirasa cukup mendapatkan ilmu dari Makkah, KH. Ali Syibromalisi kemudian mengamalkan ilmunya dengan mengajar di 10 tempat perminggunya. Beberapa Masjid yang beliau sempat mengajar, yaitu: Masjid Baitul Mughni, Masjid Istiqlal, Masjid Istikmal, Masjid Darussalam, Kuningan Barat, Masjid Blok S, dan beberapa masjid di Kemang, Cipete dan lain-lain. Selain ahli mengajar, beliau juga ahli dalam ceramah.

Beliau sering menyampaikan Khutbah Jum’at dan Ied, ceramah di kesempatan hari-hari besar Islam, dan menghadiri pertemuan-pertemuan tingkat Provinsi dan Nasional.

3.2 Kiprah di Nahdlatul Ulama
KH. Ali Syibromalisi juga dikenal dengan sosok yang aktif di Nahdlatul Ulama (NU). Jabatannya yang pernah beliau emban adalah menjadi salah satu Ketua di PBNU, aktif di Dewan Masjid, walau hanya di tingkat wilayah, aktif di MUI Pusat tercatat sebagai anggota/pengurus Ittihad Al-Muballighin pimpinan KH. Ahmad Syaikhu dan menjadi ketua atau pengurus di beberapa Yayasan, kepengurusan masjid. Antara lain, Yayasan Darussa’adah, Yayasan KH. Abdul Mughni Kuningan, Masjid Al-Taysir, Masjid Darussalam.

Untuk melanjutkan misi dakwahnya, KH. Ali mempersiapkan penerusnya dari murid maupun anak yang kemudian beliau kirim atau usahakan untuk mendapatkan beasisawa ke timur tengah. Juga mengirim putranya, KH. Marzuki Ali ke Makkah, lalu ke Mesir. KH. Marzuki Ali dikenal sebagai jago baca kitab di kalangan mukimin Makkah dan Mesir.

beliau juga mengirim putrinya Faizah Ali ke Al-Azhar Mesir, putrinya ini berhasil sampai mendapat gelar doktor. beliau juga mengusahkan beasiswa untuk keponakannya, yaitu Nasruddin Syahrowardi yang belajar ke Madinah, selesai Lc. Kemudian melanjutkan pendidikannya ke Mesir. Ahmad Luthfi Fathullah belajar ke Syria, selesai Lc. lalu melanjutkan sampai selesai doktor.

4. Teladan
Salah satu kelebihan KH. Ali Syibromalisi yang jarang dimiliki kebanyakan kyai adalah sisi ekonomi. Beliau mewariskan jiwa dagang dari orangtuanya, Guru Mughni yang dikenal sebagai kyai yang alim, kaya. Ahli ekonomi. KH. Ali menggeluti usaha kontrak bangun. Membangun rumah-rumah mewah untuk disewakan kepada orang-orang asing.

Usaha inilah yang banyak membantu ekonominya. Selian itu, usaha yang tetap dipertahankan sampai akhir hayatnya adalah memelihara sapi perah, yang menjadi usaha kebanyakan orang kuningan, kampung asalnya.

Namun, menurut Dr. KH. Ahmad Luthfi Fathullah Mughni, MA, dengan segala sepak terjang beliau yang patut ditiru, beliau tetap punya sisi kekurangan. Yaitu, tidak menulis. Padahal, orangtuanya, Guru Mughni, sudah menunjukkan contoh yang baik dengan menulis dan mencetak buku sendiri, minimal 2 karya yang sudah diterbitkan. Tidak diketahui bahwa KH. Ali sempat menuliskan sebuah buku yang diwariskan untuk generasi anak cucunya.

4. Referensi
mas-darussaadah.sch.id

Artikel ini sebelumnya dibuat pada tanggal 3 Desember 2020, dan diedit dengan penyelarasan bahasa pada tanggal 25 Desember 2023.

https://www.laduni.id/post/read/67954/biografi-kh-ali-syibromalisi-pendiri-yayasan-darussaadah-mampang.html