Daftar Isi
1. Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1 Lahir
1.2 Wafat
1.3 Riwayat Keluarga
2. Sanad Ilmu dan Pendidikan Beliau
2.1 Mengembara Menuntut Ilmu
2.2 Guru-Guru Beliau
3. Penerus Beliau
3.1 Anak-anak Beliau
4. Perjalanan Hidup dan Dakwah
4.1 Mendirikan Pondok Pesantren
4.2 Karier Beliau
5. Referensi
1. Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1 Lahir
KH. R. Muhammad, beliau adalah putra dari KH. Mahfudz At-Tarmasi, seorang ulama’ Jawa yang aktif dalam percaturan pemikiran ulama-ulama Timur Tengah pada abad ke-18 M, dan Muslimah, ibunya yang berasal dari Demak.
Kedalaman dan keluasan ilmu KH. Mahfudz membuat beliau di percaya untuk menjadi mufti di Makkah dan mengajar di Masjidil Haram. Keagungannya tampak memberikan pengaruh tersendiri bagi putranya. Apalagi sejak kecil, R. Muhammad, sang putra sudah terbiasa mengikuti ayahnya ketika mengajar di Masjidil Haram serta melakukan thawâf di Baitullâh. Hal itu ternyata membangkitkan cintanya terhadap ilmu-ilmu agama. Suatu ketika datang seorang santri yang hendak menimba ilmu kepada KH. Mahfudz. Beliau itu adalah KH. Munawwir yang kelak menjadi pengasuh Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta.
Saat itu KH. Munawir sedang menunaikan ibadah haji bersama istrinya. Begitu menyadari bahwa santri tersebut mampu mengkhatamkan al-Qur’an dengan sekali thawaf, KH. Mahfudz berpesan pada putranya agar mampu menirunya. Pada saat R. Muhammad berusia 9 tahun, KH. Mahfudz berpulang ke Rahmatullah, sehingga R. Muhammad menjadi yatim piatu. Sementara Muslimah, ibunya yang berasal dari Demak, telah wafat terlebih dahulu dan dimakamkan di Demak. Sedangkan KH. Mahfudz dimakamkan di Makkah. Dengan meninggalnya kedua orang tua, R. Muhammad akhirnya dibawa boyong ke Tanah Air, oleh KH. Munawwir,
1.2 Wafat
Pada tahun 1975 M, beliau berpulang ke Rahmatullah, menghadap Allah SWT.
1.3 Riwayat Keluarga
Beliau menikah dengan wanita dari Demak bernama Fathimah, dari pernikahan mereka dianugerahi beberapa anak putera dan puteri.
2. Sanad Ilmu dan Pendidikan
Sesampai di Tanah Air, kemudian ia diserahkan oleh KH. Munawwir kepada KH. Dimyati, kakak KH. Mahfudz, yang merupakan pengasuh Pondok Tremas saat itu, KH. Dimyati menyerahkan R. Muhammad kepada KH. Munawwir untuk dididik menghafal al-Qur’an. Kemudian, R. Muhammad diambil KH. Munawwir sebagai anak angkat yang sangat disayangi, bahkan seakan melebihi kasih sayang terhadap putra-putra ia sendiri. Selama kurang lebih 4 tahun, beliau belajar di Pondok Krapyak, Yogyakarta.
Setelah menimba ilmu disana, ia diserahkan kembali kepada sang paman, KH. Dimyati di Pondok Tremas. Di Pondok tersebut, R. Muhammad diasuh dan diawasi langsung oleh KH. Dimyati dan dibantu oleh KH. Ali Ma’shum, putra KH. Ma’shum dari Lasem, yang menjadi menantu KH. Munawwir. Kemudian, setelah cukup banyak ilmu agama yang dikuasai, KH. Dimyati memerintahkannya untuk ber-tabarruk-an kepada KH. Ma’shum Lasem. Ketika usia R. Muhammad menginjak remaja, ia sering berkunjung ke Demak untuk menyambung tali silaturrahmi dengan keluarga besar ibundanya
2.2 Guru-Guru Beliau
- KH. Mahfudz At-Tarmasi
- KH. Munawwir Krapyak
- KH. Dimyati Tremas
- KH. Ma’shum Lasem
- KH. Mansyur Popongan
3. Penerus Beliau
3.1 Anak Beliau
KH. Harir Muhammad
4. Perjalanan Hidup dan Dakwah
4.1 Mendirikan Pondok Pesantren
Pada tahun 1936, beliau mendirikan sebuah pesantren di daerah Betengan Bintoro Demak. Pendirian pesantren tersebut juga atas restu dari guru-gurunya, yaitu KH. Ma’shum Lasem, KH. Mansyur Popongan Klaten, dan KH. Munawwir Krapyak Yogyakarta. Pesantren ini di beri nama oleh KH. Munawwir dengan “Bustanu ‘Usysyaqil Qur’an” yang berarti taman para perindu al Qur’an. Disinilah ia kemudian hidup mandiri mengembangkan ilmu-ilmu yang di perolehnya.
Beliau mengajarkan al- Qur’an kepada para santri dengan sungguh-sungguh bahkan kebanyakan kehidupannya dicurahkan untuk mendidik para santri, beliau dikenal sangat disiplin. KH. R Muhammad selalu hadir di majlis pengajian dengan tepat watu dan tidak mengakhiri pengajian sebelum jam yang ditetapkan. Lebih-lebih pada bulan Ramadhan, kedisiplinan beliau selalu ditekankan. Beliau juga mengajarkan santrinya untuk selalu rajin yang merupakan salah satu modal utama guna meraih kesuksesan menuntut ilmu.
4.2 Karier Beliau
Pengasuh pesantren Bustanu ‘Usysyaqil Qur’an
5. Referensi
https://www.smpbuqdemak.sch.id