Lewat acara ini, anak muda lebih mengenal kehidupan melalui perspektif tasawuf yang selama ini masih terkesan eksklusif dan konservatif.
SUFINEWS.COM. Melalui acara Anak Muda Berburu Hikmah, Gus Al mengajak anak muda untuk memiliki perspektif baru dalam memandang hidup. Lewat acara ini, anak muda lebih mengenal kehidupan melalui perspektif tasawuf yang selama ini masih terkesan eksklusif dan konservatif.
Salah satu pengasuh pesantren Raudlatul Muhibbin, Bogor menyebut anak-anak muda juga mengalami kebingungan dalam menyelesaikan polemik mereka. Berbagai pertanyaan muncul mengenai eksistensi diri, rezeki, aksiologi takdir hingga berujung penyesalan akan takdir Tuhan.
“Kenyataannya saat ini banyak anak muda yang menormalisasikan perbuatan baik dan maksiat harus tetap jalan beriringan. istilah Ibadah jalan dan maksiat tetap joss. Nanti di akhirat seandainya masuk ke neraka malah pada protes, ini kan berarti itung-itungan sama kehendak Tuhan,” ungkapnya.
Perspektif Baru
Hal ini kemudian yang membuat M. Alfuqair Ilar Rahman (Gus Al) tergerak untuk mengajak anak-anak muda di wilayah Jabodetabek untuk mengenalkan paradigma dalam perspektif tasawuf. Menurutnya selama ini tasawuf masih eksklusif dan konservatif, padahal tasawuf adalah suatu hal yang sebenarnya sangat dekat dan dibutuhkan oleh anak muda sekarang.
Berangkat dari hal tersebut, Gus Al kemudian membuat acara “Anak Muda Berburu Hikmah” Acara ini sebagai ajang berkumpul dan mengkaji tasawuf sebagai landasan anak muda untuk bisa memiliki perspektif baru dalam memandang hidup.
“Supaya tidak misleading, berburu hikmah bukan seperti mencari-cari quotes / kata-kata indah supaya bisa ajang pamer dan posting di media sosial kebanyakan. Akan tetapi saya mencoba menelisik lebih dalam dengan membaca dan mempelajari langsung dari kitab turats, Hikmah yang bisa menjadi perantara seseorang untuk mengevaluasi pandangan hidupnya, bukan untuk mengoreksi orang lain ya,” ungkapnya.
Salah satu yang dikaji dalam acara ini adalah kitab al-Hikam ini, karya Syekh Ibn Athaillah dengan menggunakan syarahnya Syekh Ibn Ajibah yaitu Iqadzul Himam. “ Hal itu saya ambil agar ada referensi dan rujukan datanya. Selain itu bisa membawa keberkahan pada kegiatan kami ini,” tambahnya
Sekedar informasi acara Anak Muda Berburu Hikmah ini telah berlangsung kedua kali. Rata-rata pesertanya adalah kalangan mahasiswa, fresh graduate, dan remaja sekitar Jabodetabek. “Salah satu poin menarik dalam kajian ini adalah tentang konsep takdir. Selama ini kita berfikir bahwa ketika kita berdoa maka Tuhan akan memberi ijabah, namun dalam dunia sufi, Tuhan memposisikan diri-Nya sebagai Musabbibul Asbab (Sebab segala sebab),” ungkapnya.
Kegiatan ini dilaksanakan setiap bulan ini.“Harapan saya acara ini dapat membuka pandangan yang fresh bagi anak-anak muda saat ini, cinta Tuhan kepada manusia itu mendahului segalanya, artinya “Cinta-Nya mendahului saya untuk mencintai-Nya,”pungkasnya.