Tingkat tertinggi dari suatu ilmu ada pada nilai kedekatannya dengan Sang Pencipta. Ada banyak cara untuk mencapainya, namun yang paling umum menggunakan kajian filsafat. Maka orang Yunani menyebut filsafat dengan kata Philosophia. Philos berarti cinta, sedangkan Shopia berarti keindahan. Penuntut filsafat akan terus mengarahkan dirinya pada kebenaran. Semakin banyak kebenaran yang diperoleh, semakin dekat pula dirinya dengan Sang Penguasa Kebenaran itu (baca: Allah swt).
Tidak heran jika banyak ulama-ulama Muslim, yang mempertaruhkan seluruh hidupnya untuk mendalami filsafat. Seperti halnya Al Ghazali, yang meninggalkan harta bendanya, dan memilih berkelana untuk mendapatkan kedalaman ilmu filsafat. Ilmu filsafat adalah candu bagi hamba-hamba Allah swt yang rindu bertemu. Sehingga mampu membuatnnya melepaskan apa saja demi bertemu dengan Sang Pencipta.
Filsafat menjadi ilmu favorit yang diajarkan dalam lembaga pendidikan Islam. Filsafat bisa digunakan untuk lebih jauh menelaah masalah yang sedang dihadapi umat muslim pada umumya. Menggunakan filsafat, permasalahan akan mengalami analisis mendalam dan menghasilkan solusi yang lebih matang.
Sebagai pemula, filsafat bisa dipelajari dengan melakukan pembiasaan-pembiasaan kecil, seperti melakukan analisis kritis terhadap suatu permasalahan. Semakin dalam penyelidikan, semakin manusia tahu akan letak kebenaran. Dan tentu saja, segala bentuk kebenaran tersebut mengacu pada Allah swt.
Tuhan selalu mendekatkan dirinya dengan manusia. Karena itulah, Allah mengaruniai manusia dengan suatu ilmu yang bisa lebih mendekatkan seorang hamba pada pencipta. Sifat Pemurah dari Tuhan, akan selalu terlihat saat manusia mengalami getaran kenikmatan dalam proses pendektan. Kenikmatan ini yang menjadi candu bagi hamba, untuk selalu mendekatkan diri pada Allah swt.
Dalam ilmu filsafat, ada 4 proses pemikiran yang selalu digunakan. Pertama, logis yaitu berpikir menggunakan logika. Kedua, sistematik yaitu berpikir secara sistemik yang memunculkan keterkaitan antar pertanyaan. Ketiga, Radikal yaitu berpikir sampai pada akar masalah. Keempat, universal yaitu berpikir secara umum. Dengan 4 proses berpikir tersebut, tidak heran jika Immanuel Kant mengatakan bahwa filsafat adalah pokok dari ilmu pengetahuan.
Beliau mendasarkan pernyataannya pada fakta, bahwa ilmu filsafat-lah yang mengawali segala bentuk ilmu yang tercipta. Filsafat adalah induk dari segala pengetahuan yang selama ini dikaji. Pendalaman terhadap materi, konsepsi berpikir yang matang, dan adanya titik balik dari suatu permasalahan, menjadikan filsafat sebagai sumber primer dari ilmu pengetahuan.
Empat proses berpikir filsafat, terus menerus digunakan untuk mengkaji apa saja. Secara sederhana objek kajiannya dibagi menjadi dua, yaitu material dan formal. Pembagian atas dua kelompok objek ini, secara luas dikaji oleh filsfat. Dengan adanya pengkajian-pengkajian secara terus menerus, maka akan muncul yang namanya siklus ilmu pengetahuan.
Pada dasarnya, penemuan ilmu pengetahuan didasarkan pada pencarian akan sumber masalah. Hal ini bisa dilakukan melalui serangkaian pendalaman-pendalaman melalui sejumlah sumber yang telah ada sebelumnya. Setelah mengetahui letak permasalahan, konsep itu digodok dan diolah menjadi sebuah rancangan ilmu. Proses terakhir, potongan-potongan dari masalah sebelumnya, kemudian dikumpulkan dan dijadikan satu dengan rancangan ilmu. Cara itu, terus berulang digunakan untuk memperoleh pembaruan khazanah pengetahuan.
Filsafat mampu menghasilkan pengetahuan-pengetahuan baru yang belum pernah terpikirkan sebelumnya. Kuncinya ada pada empat dasar pemikiran yang dipaparkan di atas. The Greek Miracle (Keajaiban Yunani), sebuah gelar yang pantas didapatkan oleh filsafat sebagai sebuah penghargaan. Bagaimanapun juga, filsafat telah menyumbang kontribusi besar pada peradaban Yunani.
Di zaman itu, Yunani menjadi peradaban yang populer berkat kecintaannya pada filsafat. Peletakan batu pertama pada filsafat, terus mendorong masyarakat Yunani untuk menelurkan gagasan-gagasan baru dalam lembaga Pendidikan. Sehingga peradaban yang dihasilkan di masa itu, menjadi corak dari peradaban dunia. Filsafat menjadi motor penggerak, yang mengerek maju peradaban Yunani di masa itu.
Sebagai bukti, perkembangan filsafat bisa diperoleh dari catatan sejarah orang yang berpengaruh di dalamnya. Seperti zaman kuno yang menghasilkan tokoh terkenal, yaitu plato dan aristotelles. Kemudian zaman yunani kuno yang dihuni oleh Socrates, Plato, dan Aristoteles. Dan Zaman Romawi yang melahirkan tokoh seperti Julius Caesar. Ada pula zaman gelap, pertengahan, Renaisans, modern, dan kotemporer. Semua zaman itu menghasilkan hubungan yang lekat antara ilmu dan filsafat.
https://alif.id/read/mnfz/rahasia-filsafat-digemari-para-ulama-b238577p/