Bencana Banjir, Puasa, dan Kesabaran

Intensitas hujan yang tinggi pada bulan puasa kali ini membuat beberapa daerah terendam banjir dan beberapa warga ikut terdampak. Berdasarkan update terkini dampak bencana banjir tertanggal 15 maret 2024 beberapa daerah sebagai contoh kecil yaitu di jawa tengah dari Demak, Semarang, Grobogan, Kecamatan Gabus, Jakenan, Juana, Wedarijaksa dan Tayu rata terkena banjir.

Sementara menurut data yang dirilis oleh media Tribun Jateng, pada Kamis, 14 Maret 2024, ada 31 titik di Kota Semarang yang terendam banjir. Wilayah-wilayah seperti Kaligawe dan Terboyo, yang sering menjadi langganan banjir, tidak terlewatkan dalam banjir Maret 2024 di Kota Semarang. Bahkan, tempat-tempat yang jarang terdampak banjir kini ikut tergenang air, termasuk ruang IGD di RS Kariadi.

Pada kenyataannya bencana apapun itu merupakan hal yang tidak bisa dielakkan, tiba tiba datang, pergi tanpa adanya perpisahan. Kita sebagai manusia tidak akan mengetahui  kapan  hal itu terjadi. Suatu saat, alam terlihat damai, namun dalam hitungan menit, air banjir bisa menggenangi tempat yang sebelumnya kering. Tak seorang pun berharap untuk menerima  bencana, tetapi ketika datang, kita hanya bisa merelakan diri dan berusaha semaksimal mungkin untuk bersabar dan berusaha mengatasi.

Merespon bencana banjir yang terjadi di bulan puasa tentunya memiliki hikmah tersendiri salah satunya kesabaran, Imam At Turmudzi dalam riwayatnya Rosulullah SAW bersabda  “Puasa itu separuh dari kesabaran.” Hadits tersebut menunjukkan bahwa dalam menjalankan ibadah puasa banyak godaan, cobaan, tantangan yang dilewatinya, baik dari internal yang menjalankan ibadah puasa seperti makan yang tidak teratur, kebiasaan bohong, bicara kotor dsb. Begitu pula dari faktor eksternal yang berasal dari lingkungan keluarga, tetangga, tempat bekerja, dalam kehidupan bermasyarakat seperti warung yang terbuka untuk umum, kebiasaan banyak makan, berada di lingkungan orang-orang yang tidak berpuasa, serta datangnya banjir pada permulaan puasa kali ini menunjukkan bahwasanya nilai sabar menjadi amat penting.

Macam-Macam Sabar 

Menurut Imam Ibnu Rajab Al-Hambali, sabar terbagi 3 macam : pertama, sabar atas ketaatan kepada Allah. Kedua, sabar atas hal-hal yang diharamkan Allah dan ketiga, sabar atas ketetapan Allah yang pahit atau susah. Selanjutnya menurut Imam Ibnu Rajab Al-Hambali yang dikaitkan dengan pelaksanaan ibadah puasa berkumpul tiga kesabaran sekaligus yaitu kesabaran atas yang diharamkan Allah yaitu nafsu syahwat dan kesabaran atas sesuatu yang dihasilkan orang berpuasa yaitu kesusahan lapar, haus, lemahnya diri dan badan. Menyengaja untuk lapar dan haus, karena menaati perintah Allah, menghindari larangan-Nya, dan bersiap merasakan kesusahannya, merupakan tindakan yang dapat mempertajam kesabaran manusia.

Allah swt juga telah mengingatkan kepada kita semua bahwa kita akan diuji oleh Allah dengan berbagai macam ujian dalam kehidupan di dunia. Dalam surat Al-Baqarah, ayat 155, Allah berfirman:

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ

الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ

Artinya: “Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad,) kabar gembira kepada orang-orang sabar.” Ayat ini menjelaskan salah satu bentuk ujian dari Allah kepada manusia adalah dalam bentuk kehilangan harta. Menurut sahabat Anas ibn Malik, ayat ini diturunkan oleh Allah kepada para sahabat Nabi Muhammad setelah periode Hijrah ke kota Madinah. Mereka dengan suka rela kehilangan (memberikan) harta kepemilikan mereka untuk persiapan perang dan mempertahankan kota Madinah dari serangan kelompok Makkah. Berbeda dengan sebagian kita yang saat ini diuji oleh Allah swt dengan banjir yang mengakibatkan kehilangan harta kepemilikan juga.

Ibadah puasa dan perilaku kesabaran adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Ibadah puasa tanpa sabar, menjadikan puasa  sia-sia, sebab tidak dapat menjaga dari hal-hal yang membatalkan ibadah puasa. Sabar dan puasa adalah laksana sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Seperti bencana banjir yang terjadi ini semuanya merupakan ujian dari Allah swt untuk menguji keimanan mereka dengan mengukur tingkat kesabaran yang merupakan salah satu indikator iman seseorang.

Nilai Kesabaran dalam Puasa

Selain nilai kesabaran, puasa juga memiliki nilai keimanan, keikhlasan, niat, bersyukur yang menjadi ikhtiar bagi setiap orang dalam menjalankan ibadah puasa. Rasa bersyukur atas segala hal dan bersabar dalam berpuasa akan meningkatkan kualitas puasa seseorang yang berdampak pada peningkatan kualitas iman. Kesabaran atas ujian yang terjadi pada saat berpuasa  dapat menjadi media latihan dalam menangkal segala emosi dan memperkuat mental. Karena nilai kesabaran dalam berpuasa adalah keniscayaan apa pun yang terjadi, artinya jika kesabaran tidak dimiliki atau lepas kontrol maka yang didapatkan dari ibadah puasa adalah lapar dan haus

Sebagaimana sabda Rasulullah saw yang artinya “Berapa banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga saja.” Hal tersebut terjadi karena ia tidak berpuasa dari apa yang Allah haramkan, ia seakan menganggap bahwa puasa itu hanya menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa saja. Sehingga tidak menahan diri dari berkata dusta, fitnah, ghibah (mengatakan aib orang lain) dan sifat buruk lainnya. Seperti Rasulullah saw sampaikan bahwa “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan selalu mengamalkannya, maka Allah Ta’ala tidak butuh kepada puasanya.” (HR. Al-Bukhari).

Kesabaran merupakan karakter yang mulia dalam ajaran Islam, sehingga manusia diciptakan oleh Allah swt dengan hidup yang penuh dengan ujian agar dapat mencapai tingkatan kemuliaan dengan kesabaran. Oleh karena itu, Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya’ ‘Ulumiddin menjelaskan bahwa sifat sabar adalah salah satu pembeda manusia dengan makhluk ciptaan Allah yang lainnya. Malaikat dengan kesempurnaannya tidak memiliki kesabaran, sedangkan binatang dengan keterbatasannya juga tidak memiliki kesabaran.

Sejatinya Ramadan tidak sebatas kegiatan fisik, ia juga berfungsi untuk melatih mental, dan itulah yang lebih besar maknanya. Setiap muslim yang menjalankan ibadah puasa pasti juga menjalani berbagai rintangan, dengan merespon keadaan yang terjadi seperti banjir dan segala macam hal yang terjadi dalam ibadah puasa.  Mari kita lihat fakta bahwa orang yang sukses adalah orang yang sabar menapaki prosesnya. Tidak ada orang yang sukses tanpa sabar. Jalan pintas itu hanyalah kamuflase, sesungguhnya dia tidak benar-benar menikmati

Semoga sebagian kita yang saat ini sedang mengalami musibah banjir selalu diberikan kesabaran oleh Allah swt, sehingga dalam kesulitan yang dihadapi saat ini, Allah swt memberikan bantuan dan pengganti yang lebih baik di dunia terutama di akhirat.

Katalog Buku Alif.ID

https://alif.id/read/hlk/bencana-banjir-puasa-dan-kesabaran-b249069p/