Ramadan merupakan bulan yang memiliki keberkahan, segala kebaikan di bulan ini akan dilipat gandakan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala. Termasuk bagi mereka yang mau mencari ilmu. Dalam sebuah riwayat, sebagian ulama’ arif billah mengatakan:
من حضر مجلساً مِنْ مجالس الخير في رمضان, كتب اللّه لهُ بكلِّ قدمٍ عبادةَ سنةٍ
Artinya : “Barang siapa yang hadir duduk pada majelis kebaikan dalam bulan Ramadan, maka Allah akan mencatat setiap langkahnya (menuju majelis tersebut) ibadah selama setahun”. (Lihat, Is’aful Ikhwan Bii Ba’dhi Wadhaif Syahr Ramadan, halaman 15.)
Bagi para pecinta ilmu dan kajian Islam, wabil khusus yang berhaluan Ahlusunnah Wal Jama’ah. Tentunya tak asing lagi dengan sosok KH. Yahya Zainul Ma’arif, Lc atau yang kerap disapa dengan Buya Yahya. Da’i asal Cirebon dan alumnus Universitas Al – Ahgaf yang kini mengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah tersebut pada bulan Ramadan tahun 1445 Hijriyah telah menerbitkan sebuah karya terbarunya yang berjudul “Ramdhaniyyat : Durus wa Hikam wa Ahkam”. Kitab berbahasa Arab ini memuat panduan berpuasa di bulan Ramadan, keutamaan bulan Ramadan, kesunnahan dan adab selama bulan Ramadan, mutiara nasehat seputar qiyamul lail di bulan Ramadan dan malam hari raya, serta panduan seputar hari raya idul fitri dan zakat fitrah.
Kitab yang diberi kata pengantar oleh Syaikh Dr. Ali bin Ismail Al-Qudaimi (ulama’ alim dan faqih asal Hadramaut, Yaman) ini juga membahas terkait keutamaan menjalankan ibadah umroh di bulan Ramadan dan keutamaan menziarahi makam Rasulullah Shalallahu Alihi Wa Sallam.
Sebagai bab penutup, kitab yang selesai ditulis pada tanggal 21 Sya’ban 1441 Hijriyah ini memuat bab seputar pentingnya menyambung silahturrahim kepada keluarga dan sesama. Waba’du, kitab yang baru saja rilis dan dikaji oleh Buya Yahya pada Ramadan kali ini setidaknya dapat menambah ragam khazanah turots ulama’ nusantara di era kontemporer yang membahas seputar fiqih puasa dan keutamaan bulan Ramadan. Wallahu A’lam Bisshowab.