Ziarah di Makam KH. Muhammad Kurdi (Mama Kurdi), Mursyid Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah, Kab. Cimahi

Daftar Isi

  1. Profil
  2. Lokasi Makam
  3. Motivasi Ziarah Menurut Syeikh An Nawawi Banten
  4. Fadilah
  5. Peninggalan
  6. Oleh-oleh
  7. Sumber

Laduni.ID, Jakarta – KH. Muhammad Kurdi beliau adalah ulama besar dari Cibabat, Jawa Barat. selain menjadi pengasuh pesantren beliau adalah mursid Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah, Kab. Cimahi.

1. Profil

KH. Muhammad Kurdi merupakan salah satu ulama kharismatik di Bandung, beliau lahir pada tahun 1839. Beliau merupakan anak dari pasangan kyai Abu Hasan Burujul dan Ibu Fatimah. KH. Muhammad Kurdi merupakan keturunan ke-5 dari Syaikh Abdul Manaf yang dinilai sebagai sesepuh ulama Bandung.

Guru-guru beliau selama menuntut ilmu adalah:

  1. Kyai Abu Hasan Burujul
  2. KH. Abdul Qohhar
  3. KH. Muhammad Alwi Sukapakir
  4. Kyai Marzuki 
  5. Kyai Muhammad

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi KH. Muhammad Kurdi (Mama Kurdi)

2. Lokasi Makam

KH. Muhammad Kurdi wafat pada tahun 1954 di usia ke-115 tahun. Beliau dimakamkan di komplek pemakaman keluarga di pesantren Cibabat, Cimahi, Jawa Barat.

3. Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

4. Fadilah

KH. Muhammad Kurdi banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tidak hanya datang dari wilayah Kab. Cimahi saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang berziarah di makam beliau yang berada di pemakaman keluarga pondok pesantren Cibabat, Cimahi.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam beliau maka akan  dimudahkan dalam mencapai cita-citanya, dimudahkan dalam hajatnya, dan dimudahkan dalam mendapatkan keturunan anak sholeh dan sholehah.

5. Peninggalan

Mendirikan Pesantren
Selain itu, beliau membangun sebuah pesantren sekitar tahun 1923. Perkembangan tersebut dibuktikan dengan pendirian kobong-kobong (asrama)
tempat menginap para santri yang berasal dari daerah Garut, Cianjur, dan Surabaya. Eksistensi Pesantren Cibabat diabadikan dengan sebuah jalan
bernama “Jalan Pesantren” yang berada di Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi.

6. Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibawa pulang usai ziarah di Kab. Cimahi di antaranya:
 Keripik Daun Singkong, Ayam Bakar Sambal, Dendeng Jantung Pisang, Bakso dan Nugget Jantung Pisang, Bandrek

7. Sumber

Diolah dan dikembangkan dari data-data yang dimuat di situs:
Youtube    :  Makam Keramat Mama Eyang Kurdi Cibabat

https://www.laduni.id/post/read/525690/ziarah-di-makam-kh-muhammad-kurdi-mama-kurdi-mursyid-tarekat-qadiriyah-wa-naqsyabandiyah-kab-cimahi.html