Daftar Isi:
1. Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1 Lahir
1.2 Riwayat Keluarga
1.3 Wafat
2. Sanad Ilmu dan Pendidikan
2.1 Pendidikan
2.2 Guru-Guru
3. Perjalanan Hidup dan Dakwah
3.1 Mendirikan Pesantren
4. Chart Silsilah Sanad
5. Referensi
1. Riwayat Hidup dan Keluarga
1.1 Lahir
KH. Harun Abdul Jalil lahir sekitar tahun 1878, di Desa Kedongdong, Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon. Beliau merupakan putra dari pasangan KH. Abdul Jalil bin Kyai Mardan dengan Nyai Kamali. Bapak dan kakek beliau merupakan seorang kyai sepuh yang mempunyai garis keturunan dari Daerah Pekalongan, Jawa Tengah.
Ketika masih remaja, KH. Harun Abdul Jalil telah ditinggal wafat oleh ayahnya. Oleh karenya, segala kebutuhan untuk menghidupi dan membiayai pendidikan, ibu beliaulah yang menjadi tulang punggung keluarganya.
1.2 Keluarga
KH. Harun Abdul Jalil menikah dengan Nyai Mutimmah. Dari pernikahannya, beliau dikaruniai 5 orang anak. Putra-putri beliau di antaranya:
- Nyai Hj. Umamah
- KH. Muhammad Umar Sholeh
- Abdul Haq (meninggal semasa kecil)
- Nyai Rubai’ah
- Nyai Sukainah.
Sedangkan dari pernikahan beliau dengan Nyai Ummi Laila dikarunia 10 orang anak. Putra-putri beliau di antaranya:
- KH. Yusuf Harun.
- Nyai Tsuwaibah.
- Nyai Zaenab.
- Nyai Rohmah
- Nyai Zubaedah.
- Nyai Hj. Mu’minah.
- Atikah (meninggal semasa kecil).
- Utsman (meninggal semasa kecil).
- Nyai Hj. Afifah.
- Kiai Hasan Harun
1.3 Wafat
KH. Harun Abdul Jalil wafat pada usia 57 tahun atau lebih tepatnya pada tanggal 23 Maret 1935 M. Beliau wafat karena sakit pernafasan.
2. Sanad Ilmu dan Pendidikan
2.1 Pendidikan
Kyai Harun Abdul Jalil memulai pendidikannya dengan belajar kepada KH. Yusuf, pengasuh Pondok Pesantren Wot Bogor Indramayu. Dengan, KH. Yusuf, beliau belajar ilmu Nahwu, Shorof dan Hikmah. Karya monumental guru beliau adalah Kitab Shorof yang dijadikan sebagai Kitab Khas Kempek (Terjamah kitab “Matan At-Tashrif atau Al Kailany” dengan ciri khas tersendiri).
Saat nyantri di Indaramayu, Kyai Harun pernah kehabisan bekal. Dengan berjalan kaki dari Indramayu ke Kedongdong, dalam keadaan lelah dan lapar, beliau menemui sang ibunda, didapatinya beliau sedang mencuci sedikit beras.
Melihat kondisi putranya, sang ibunda akhirnya membagi beras yang dipegangnya untuk bekal pendidikan sang anak, karena hanya itulah harta yang dimilikinya saat itu. Dengan membawa sedikit bekal itulah, Kyai Harun remaja kembali ke pesantren dengan rasa sabar dan jauh dari putus asa.
Setelah selesai belajar di Indramayu, Kyai Harun melanjutkan pendidikannya dengan belajar kepada KH. Murtadlo dari Pekalongan. Kemudian, beliau melanjutkan pendidikanya dengan belajar kepada KH. Ubaidillah dari Tegal, sosok ulama ahli Tauhid. Selain itu, Kyai Harun juga pernah mengaji pasaran dengan Mbah Sholeh Darat Semarang.
2.2 Guru-Guru
KH. Yusuf, Pesantren Wot Bogor Indramayu,
KH. Murtadlo, Pekalongan,
KH. Ubaidillah, Tegal,
KH. Sholeh Darat, Semarang.
3. Perjalanan Hidup dan Dakwah
3.1 Mendirikan Pesantren
Selepas KH. Harun Abdul Jalil menuntut ilmu di berbagai pesantren, tepat pada tahun 1908, KH. Harun Abdul Jalil mendirikan Pondok Pesantren Kempek. Kempek adalah nama sebuah desa yang terletak 2 km dari perempatan Palimanan (dari arah selatan) dan 1,2 km dari pintu tol Tegalkarang (dari arah tol Cipali).
4. Chart Silsilah Sanad
Berikut ini chart silsilah sanad guru KH. Harun Abdul Jalil Kempek
5. Referensi
Diolah dan dikembangkan dari data-data yang dimuat di situs: historyofcirebon.id
Artikel ini sebelumnya diedit tanggal 19 Januari 2021, dan terakhir diedit tanggal 05 September 2022.
https://www.laduni.id/post/read/70645/biografi-kh-harun-abdul-jalil-kempek-cirebon.html